Salin Artikel

Tak Terima Dekan FKOR UNS Solo Disomasi MWA, Mahasiswa, Dosen, dan Alumni Gelar Aksi Solidaritas Moral

Mereka tidak terima Dekan FKOR, Sapta Kunta Purnama disomasi oleh Wakil Ketua Majelis Wali Amanat (MWA) Hasan Fauzi, karena dianggap menyebarkan berita bohong di grup WhatsApp (WA).

Dalam aksinya tersebut, massa aksi meminta agar Wakil Ketua MWA mencabut somasinya dan meminta maaf secara terbuka termasuk di media massa. Mereka juga menyegel ruangan Wakil Ketua MWA di Rektorat.

Perwakilan mahasiswa, Rohadi Setyo Wibowo mengatakan aksi solidaritas moral tersebut sengaja dilakukan untuk mempertanyakan dan menyampaikan keresahannya terkait somasi MWA kepada Dekan FKOR.

"Kami tidak terima pemimpin tertinggi kami diberikan somasi oleh MWA UNS atas tuduhan tidak masuk akal," kata Rohadi dalam aksinya di Rektorat UNS Solo, Jawa Tengah, Kamis.

Mahasiswa semester 12 ini mengancam akan melaksanakan aksi lanjutan jika tuntutannya tersebut tidak dipenuhi oleh MWA. "Somasi tidak dicabut aksi terus berlanjut," kata dia.

Perwakilan dosen FKOR UNS Haris Nugroho mengatakan, aksi solidaritas moral dilakukan untuk menanyakan somasi yang diberikan MWA kepada Dekan FKOR.

Menurut dia Dekan FKOR dianggap menyebarkan berita bohong dan melakukan pencemaran nama baik MWA.

"Padahal dasar dari MWA menyomasi adalah WA yang ada di grup pimpinan. Sehingga kita sebagai keluarga besar FKOR yang dibesarkan di dalam solidaritas, friendship, dan fairplay kita semua terganggu, terusik. Sehingga kita mau menanyakan bohongnya di mana? Pencemaran nama baiknya di mana? Karena kita satu keluarga besar civitas akademika di UNS," kata dia.

Haris menambahkan, Dekan FKOR disomasi MWA pertama pada 9 Januari 2023. Kemudian ada somasi lagi dilayangkan MWA kepada Dekan FKOR.

Pihaknya ingin menemui MWA terkait somasi itu. Namun tidak ditemui oleh MWA. Justru yang menemui adalah kuasa hukum MWA.

"Dan ini sudah dilakukan Pak Dekan pada somasi pertama tanggal 9 Januari 2023 untuk tabayun. Kemudian tidak bisa ditemui yang menemui kuasa hukum MWA dan ini menambah sakit hati kita. Bahwa kita dianggap orang luar di UNS ini. Padahal kita universitas benteng Pancasila yang sudah disebarluaskan tentu di situ mengedepankan musyawarah mufakat apabila kita ada masalah," jelas dia.

Karena tidak ada tanggapan dari MWA, kata Haris keluarga FKOR meluapkan kekesalan dengan menggelar aksi solidaritas moral di depan Rektoran UNS.

"Kemudian kita tindak lanjuti lagi lewat surat yang diwakilkan oleh senat akademik fakultas tetapi juga tidak ditanggapi. Kita menunggu itikad baik MWA untuk memanggil kita sebagai anak. Tetapi juga tidak dilakukan bahkan menjawab secara hukum. Dan ini tidak bisa membendung kita untuk membela yang benar, tidak membela pembenaran sehingga kita melakukan aksi solidaritas moral untuk membela kebenaran dan keadilan," kata Haris.

Aksi solidaritas moral mahasiswa, dosen dan alumni FKOR diterima oleh Rektor UNS Jamal Wiwoho.

Dalam kesempatan itu, Jamal mengatakan akan menyampaikan tuntutan mereka kepada pihak terkait. "Kami mohon waktu secara formal kepada MWA agar bisa memfasilitasi ini," ungkap Jamal.

Dikonfirmasi terpisah, Wakil Ketua MWA Hasan Fauzi enggan memberikan tanggapan kepada media terkait aksi solidaritas moral yang dilakukan FKOR UNS.

Hasan mengaku sedang di rumah sakit dan meminta untuk tidak diganggu. "Enggak, enggak, saya sedang di rumah sakit jangan diganggu ya," ucap Hasan.

https://regional.kompas.com/read/2023/02/02/134424178/tak-terima-dekan-fkor-uns-solo-disomasi-mwa-mahasiswa-dosen-dan-alumni

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke