Salin Artikel

Ratusan Babi Mati karena ASF di NTT, Disnak Siapkan 39.200 Liter Disinfektan

Kepala Bidang Kesehatan Hewan dan Kesehatan Masyarakat Veteriner Dinas Peternakan Provinsi NTT, Melky Angsar, mengatakan, saat ini telah tercatat 252 ekor babi yang mati.

"Untuk kasus babi yang mati di Kabupaten Kupang dan Kabupaten Flores Timur, sudah pasti karena ASF," kata Melky, kepada Kompas.com, Rabu (25/1/2023).

Hal itu berdasarkan pemeriksaan sampel darah babi yang positif ASF itu telah diuji di Laboratorium Kesehatan Hewan Oesapa, Kota Kupang dan juga Balai Besar Veteriner Denpasar, Bali.

Melky menjelaskan, sejak 2020 hingga kini seluruh Kabupaten dan Kota di NTT (21 Kabupaten dan 1 Kota) masih endemik ASF.

"Artinya virus masih ada di lapangan. Bila kondisi babi menurun akibat cuaca, maka gampang sakit hingga mati oleh penyakit," ungkap dia.

Pihaknya lanjut Melky, sejak Selasa (24/1/2023) kemarin hingga hari ini, telah membagikan desinfektan kepada peternak di Kab Kupang dan menyemprot kandang babi.

Melky pun menganjurkan kepada empat Kabupaten lainnya yakni Kabupaten Ende, Sikka, Flores Timur dan Sumba Barat Daya serta Kota Kupang, untuk meminta desinfektan ke Pemerintah Provinsi NTT.

"Ada 39.200 liter kami siapkan. Kalau diencerkan bisa menjadi 6,5 juta liter larutan yg bisa dipakai menyemprot ke 166.000 kandang babi berukuran 50 meter persegi. Namun ongkos kirim ditanggung pihak Kabupaten dan Kota," kata Melky.

"Per hari ini 25 Januari 2023, sudah 1.000 liter desinfektan kami kirimkan ke Kabupaten Kupang dan 1.000 liter untuk Kabupaten Timor Tengah Selatan,"tambahnya.

Sehubungan peningkatan kasus kematian babi, Melky meminta kepada petugas lapangan Dinas Peternakan Kabupaten dan Kota, agar meningkatkan pengawasan di wilayah kerja masing-masing.

"Segera laporkan ke Dinas Peternakan Kabupaten, Kota dan Provinsi secepatnya atau bisa juga WA (WhatsApp) ke saya bila ada peningkatan kasus kematian babi," kata dia.

Kemudian, sosialisasi ke masyarakat, untuk berhati- hati saat hendak masukan babi yang baru ke kandang. Pastikan sehat dan dipisahkan dulu dengan babi yang lama selama 14 hari atau masa karantina.

Selain itu, tingkatkan biosekuriti kandang dan Kandang yang ada selalu disemprot tiap hari dengan desinfektan.

"Batasi juga keluar masuk orang ke kandang kita dan suntik vitamin untuk ternak babi dan beri makan yang cukup dan bergizi," ujar dia.

Sedangkan, babi yang telah mati, harus dikubur. Dia meminta jangan dibuang ke sungai dan dibagi-bagi ke tetangga.

Sebelumnya diberitakan, sebanyak 252 ternak babi di Nusa Tenggara Timur (NTT), mati mendadak.

Ratusan babi yang mati itu tersebar di Kota Kupang, Kabupaten Kupang, Kabupaten Sumba Barat Daya, Kabupaten Ende, Kabupaten Sikka, dan Kabupaten Flores Timur.

"Data itu kita himpun dari tanggal 18 Januari 2023 sampai 24 Januari 2023," kata Kepala Bidang Kesehatan Hewan dan Kesehatan Masyarakat Veteriner Dinas Peternakan Provinsi NTT Melky Angsar, kepada Kompas.com, Rabu (25/1/2023).

Melky memerinci, jumlah babi yang mati paling banyak di Kabupaten Kupang yakni 75 ekor, Kabupaten Sikka 42 ekor, Kabupaten Ende 41 ekor, Kabupaten Flores Timur 33 ekor, Kabupaten Sumba Barat Daya 22 ekor, dan Kota Kupang 19 orang.

"Khusus untuk Kota Kupang, datanya itu akumulasi dari 21 Desember 2022 sampai 18 Januari 2023," kata Melky.

https://regional.kompas.com/read/2023/01/25/183847078/ratusan-babi-mati-karena-asf-di-ntt-disnak-siapkan-39200-liter-disinfektan

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke