Salin Artikel

[POPULER NUSANTARA] Pemilik Rekening akan Gugat BCA Kasus Tukang Becak Tarik Uang Rp 320 Juta | Yani dan Ujang Berkali-kali Coba Dihabisi Pembunuh Berantai

KOMPAS.com - Kasus tukang becak kuras rekening Bank Central Asia (BCA) di Surabaya terus berlanjut.

Keluarga pemilik rekening, Muin Zachry akan menggugat pihak BCA secara perdata atas kasus tersebut, karena memproses uang sejumlah Rp 320 juta.

Sementara itu, adanya cerita Yani dan Ujang yang berhasil selamat dari rencana pembunuhan serial killer Wowon, Solihin dan Dede.

Keduanya menjadi target pembunuhan berantai yang terjadi di Bekasi dan Cianjur, Jawa Barat.

Dua berita tersebut menjadi perhatian banyak pembaca Kompas.com. Berikut ini lima berita populer Nusantara yang dirangkum pada Rabu (24/1/2023):

Keluarga Muin Zachry akan melaporkan dugaan perbuatan pidana teller BCA Cabang Jalan Indarapura yang memproses penarikan uang sejumlah Rp 320 juta tanpa sepengetahuan pemilik rekening yang asli.

"Kita akan somasi, jika tidak direspons, kita siapkan gugatan perdata dan laporan pidana untuk teller BCA yang memproses penarikan uang," kata Dewi Mahdalia, anak kedua Muin Zachry yang juga kuasa hukum Muin Zachry dalam kasus ini, saat dihubungi, Senin (23/1/2023).

Dia menyayangkan bahwa kasus tersebut terjadi pada sebuah bank swasta yang terkenal.

"Masak pegawai Bank BCA yang notabene seorang sarjana kalah sama tukang becak yang tidak sekolah," ucapnya.

Yani mantan istri Dede, salah satu pelaku pembunuh berantai, dan Ujang tetangga dari Solihin juga menjadi target pembunuhan dan berhasil selamat.

Yani dua kali hampir dibunuh, yaitu akan ditenggelamkan di laut dari kapal, dan akan diracun saat berada di Ciranjang, Cianjur.

Dia berhasil selamat setelah memilih menjadi pekerja migran indonesia (PMI) di Arab Saudi.

Sementara percobaan pembunuhan terhadap Ujang dilakukan Wowon Cs dengan kopi dicampur racun.

Peristiwa itu bermula saat tetangga Ujang menemukan bungkus kopi di jalan depan rumah Ujang, Jumat (13/1/2023).

Tetangganya itu kemudian meminta istri Ujang untuk membawa bungkus kopi tersebut. Untuk diketahui, Ujang dan istri berjualan makanan dan minuman di rumahnya.

"Ada yang nemu, terus dibawa istri. Kata yang nemu suruh pindahin, takutnya ada yang beli, jatuh," ujar Ujang, Jumat (20/1/2023).

Saat Ujang coba untuk menyeduh dan mencoba kopi itu, rasanya tidak enak. Dia merasa pusing dan keracunan.

"Enggak lama kemudian, enggak lama sama sekali, langsung terjadi kepala saya pusing, terus tangan sakit, kaki sakit," ungkapnya.

Wali Kota Solo sekaligus putra sulung Presiden Jokowi, Gibran Rakabuming Raka, mendampingi kunjungan kerja Presiden Jokowi selama dua hari di Solo, Jawa Tengah.

Menurut Gibran, tidak ada pembicaraan serius dengan Jokowi. Justru yang banyak dibicarakan itu adalah Kaesang Pangarep.

Kaesang merupakan putra bungsu Presiden Jokowi.

"Mungkin kemarin malah sing kita bicarakan di meja makan itu malah Kaesang. Aku ya kaget. Dia secara terbuka kemarin menyampaikan ke saya, ke Bapak, dia ada ketertarikan di politik," kata Gibran di Solo, Jawa Tengah, Selasa (24/1/2023).

Jokowi juga mengaku kaget karena tidak biasanya Kaesang menyampaikan keinginannya untuk terjun ke politik.

"Iya kan saya baru dengar kemarin. Aku ya kaget. Tenan pora. Bapak ya kaget. Biasanya ora tau ngomongke ngunu kuwi (biasanya tidak pernah membicarakan seperti itu). Aku ya kaget," terang suami Selvi Ananda.

Siti Suaedah, orang dalam gangguan jiwa (ODGJ) di Mijen, Kota Semarang sudah hamil 8 kali bahkan saat ini sedang hamil 8 bulan.

Namun tidak diketahui siapa orang yang tega menghamili Siti Suaedah tersebut.

Kepala Seksi Tuna Susila dan Perdagangan Orang (Kasi TSPO) Dinsos Kota Semarang, Bambang Sumedi mengatakan, saat ini ODGJ itu sedang hamil 8 bulan.

"Ini sedang hamil 8 bulan, dia sudah hamil 8 kali," jelasnya saat dikonfirmasi, Selasa (24/1/2023).

Berdasarkan keterangan keluarga, Siti tinggal di rumahnya sendiri. Untuk kebutuhan makan dan minum disediakan oleh keluarga Siti yang dekat dengan rumahnya.

"Jadi di sana ada keluarga besar gitu. Tapi Siti ini punya rumah sendiri dan tinggal sendirian," katanya.

Keluarga sempat bingung ketika mengetahui Siti sedang dalam kondisi hamil untuk kesekian kalinya.

"Makanya kita diberi tau keluarga untuk memberikan bantuan," ujarnya.

SI (13) hampir saja menjadi korban ke-10 pembunuh berantai Wowon dkk jika ikut pindah ke Bekasi bersama ibunya, Ai Maimunah (40), dan ayah tirinya, Wowon (60).

Ia tidak mengetahui alasan keluarganya pindah ke Bekasi. Namun, saat itu remaja putri tersebut lebih memilih tinggal sendirian di rumah kontrakan di daerah Cipeuyeum, Kecamatan Haurwangi, Cianjur, sejak keluarganya pergi ke Bekasi.

SI menuturkan, alasan dirinya menolak ikut karena sering mabuk perjalanan kalau bepergian jauh apalagi ke luar kota.

"Suka muntah kalau naik mobil jauh-jauh. Makanya enggak mau ikut waktu itu,” kata SI saat ditemui Kompas.com di salah satu rumah kerabatnya, Cianjur, Senin (23/1/2023).

SI mengaku kaget, tidak lama sejak keluarganya pergi ke Bekasi, mendengar kabar ibu dan dua saudara kandungnya meninggal dunia akibat karacunan.

Namun, belakangan terungkap jika orang-orang terkasihnya itu tewas dibunuh, dan salah satu pelakunya ternyata diduga Wowon, yang tak lain ayah sambungnya itu.

"Saya sendiri tidak tahu alasan keluarga pergi ke Bekasi itu, tapi waktu itu saya ada firasat tidak enak hati saja gitu," ujar dia.

Sumber: Kompas.com (Penulis Kontributor Surabaya, Achmad Faizal, Kontributor Solo, Labib Zamani, Kontributor Semarang, Muchamad Dafi Yusuf | Editor Andi Hartik, David Oliver Purba, Khairina, Ardi Priyatno Utomo, Reni Susanti)

https://regional.kompas.com/read/2023/01/25/060000078/-populer-nusantara-pemilik-rekening-akan-gugat-bca-kasus-tukang-becak-tarik

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke