Salin Artikel

PDAM Kepri Ganti Jaringan Pipa dan Garap Proyek Suling Air Laut, Telan Biaya Rp 3,2 Triliun

Proyek pergantian pipa yang dikerjakan bersamaan dengan proyek sea water reverse osmosis (SWRO) senilai Rp 3,2 triliun ini mulai dikerjakan pada tahun ini.

Gubernur Kepulauan Riau (Kepri) Ansar Ahmad mengatakan, terus mendorong perbaikan infrastruktur PDAM agar kebutuhan masyarakat tentang air bersih bisa terpenuhi dengan layanan yang terbaik.

Ansar juga mengatakan, keterbatasan ketersediaan sumber air baku di Pulau Bintan masih menjadi salah satu permasalahan yang utama dalam pelayanan kebutuhan pokok masyarakat.

Hal ini diakibatkan kondisi atau jenis dan struktur tanah di Pulau Bintan yang tidak memiliki cekungan air dan daya serap tanah untuk menyimpan air.

"Pesatnya pertumbuhan penduduk dan pertumbuhan infrastruktur perekonomian juga menjadi penyebab tidak sebandingnya kebutuhan dengan ketersediaan air bersih di Pulau Bintan" kata Ansar melalui keterangan tertulis, Kamis (19/1/2023).

Kapasitas empat waduk sumber air baku Perumda Air Minum Tirta Kepri dalam pelayanan air bersih di Pulau Bintan adalah Sungai Pulai, Sungai Gesek, Kolong Enam, Sungai Jago, ditambah Waduk Kawal yang akan segera dimanfaatkan dianggap belum mampu memenuhi kebutuhan masyarakat.

"Karena masih terdapat daftar waiting list sekitar 5.000 pelanggan dan cakupan pelayanan masih sebesar 48 persen dengan jumlah pelanggan yang terlayani masih sekitar 22.000 Sambungan Langganan. Untuk itu Pemerintah harus mencari altenatif lain untuk menambah sumber air baku. Tentu dengan biaya yang sangat besar," terang Ansar.

Untuk itu, Ansar menyambut baik investasi dalam pengembangan sistem penyediaan air minum (SPAM) di Pulau Bintan apalagi dengan memanfaatkan potensi laut yang dimiliki Provinsi Kepri.

"Bantu fasilitasi perizinannya sehingga kerja sama dapat segera diwujudkan setelah semua regulasi dipenuhi," papar Ansar.


Direktur Utama (Dirut) PT. Tirta Bintan Perkasa Agus Salim menyebutkan, proyek ini akan berlangsung dalam dua tahap.

"Kami akan membangun fasilitas 300 liter per detik untuk tahap pertama dan 500 liter per detik untuk tahap kedua," kata Agus melalui keterangan tertulis, Kamis (19/1/2023).

Ia menjelaskan untuk tahap pertama ini, akan fokus di Kota Tanjungpinang dan sekitarnya.

Sedangkan untuk tahap kedua akan difokuskan di keseluruhan Pulau Bintan.

"Kami berharap seluruh masyarakat Pulau Bintan mendapat akses air 24 jam tujuh hari dalam seminggu, sehingga melalui akses ketersediaan air bersih bagi masyarakat Bintan ini, bisa membawa kesejahteraan dan menunjang kegiatan perekonomian yang ada," terang Agus.

"Insya Allah Bintan dan Tanjungpinang akan berkembang, serta menjadi salah satu faktor menurunnya stunting di daerah Bintan-Tanjungpinang," tambah Agus.

Diakui Agus, perusahaannya telah membangun dan mengoperasikan sarana penyulingan air laut dan air payau menjadi air bersih di beberapa sarana fasilitas dan infrastruktur BUMN.

Bahkan saat ini juga sedang membangun fasilitas yang serupa di Kota Kupang untuk mendukung sarana SPAM dan industri.

Tarif bakal naik

Ansar mengatakan, setelah diperiksa bersama Kementerian PUPR, tarif dasar PDAM Tirta Kepri masih jauh ketimbang daerah lain. 

Dia pun mengusulkan tarif tersebut ditinjau ulang.

"Namun, untuk saat ini belum. Akan ditinjau ulang kalau pelayanan sudah lebih baik dari saat ini. Seperti pelayanan dengan SWRO ini nantinya yang juga kualitas air lebih baik, maka akan kita tinjau ulang," sebut Ansar.


Sebagai informasi, Perumda Air Minum Tirta Kepri merupakan penyelenggara pelayanan air minum bagi masyarakat Pulau Bintan, khususnya wilayah Tanjungpinang, Kijang dan Tanjung Uban.

Sedangkan PT Tirta Bintan Perkasa merupakan perseroan terbatas yang bergerak di bidang teknologi pengelolaan dan penyediaan sarana air bersih dan air minum SPAM dengan SWRO serta jaringan perpipaan distribusi yang berkantor di Cilandak, Jakarta Selatan.

Sesuai kesepakatan, nantinya pelaksanaan penyelenggaraan fasilitas SPAM dan jaringan perpipaan SWRO di Pulau Bintan akan terbagi atas dua tahap.

Tahap pertama dengan fasilitas SWRO 1 x 300 liter per detik diperuntukkan bagi Kota Tanjungpinang yang diperkirakan dapat beroperasi pada 2024.

Untuk tahap kedua dengan fasilitas SWRO 1 x 500 liter per detik diperuntukkan bagi Kabupaten Bintan yang diperkirakan dapat beroperasi pada 2026.

https://regional.kompas.com/read/2023/01/20/080758878/pdam-kepri-ganti-jaringan-pipa-dan-garap-proyek-suling-air-laut-telan-biaya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke