Salin Artikel

Kisah Kakek Dianiaya Pencuri di Semarang, Kepala Dipukul Pistol hingga Ponsel Digondol Pelaku

KOMPAS.com - Seorang kakek asal Kota Semarang, Jawa Tengah menjadi korban pemukulan senjata api oleh pria yang mengendarai sepeda motor tanpa plat nomor pada Senin (16/1/2023) sekira pukul 09.40 WIB.

Korban bernama Ibnu Umar (73) warga RT 4 RW 5 Kelurahan Pendrikan Kidul ini mengaku sempat dipukul delapan kali oleh pelaku.

Setelah itu, pelaku langsung kabur dengan membawa lari handphone milik korban.

Awal mula kejadian

Kejadian bermula saat korban dari dalam rumah melihat pria yang mengendarai sepeda motor tanpa plat nomor mondar-mandir di depan rumahnya.

Umar yang penasaran pun lantas keluar rumah untuk mengecek orang tersebut.

"Saya lihat ada orang mondar-mandir. Tapi motornya tidak ada plat nomor," kata Umar dikutip dari TribunJateng.com.

Kemudian, pelaku memarkirkan kendaraan di depan portal dekat gang masuk rumahnya.

Saat memarkirkan motornya, Umar melihat pelaku mengeluarkan sebuah kunci panjang dan tengah menelepon seseorang.

"Dia sempat mengeluarkan kunci panjang. Saya tidak tahu, mungkin dia ingin mencuri sepeda motor. Dia juga sempat menelepon seseorang sambil melihat keadaan sekitar," jelas dia.

Merasa ada kejanggalan, Umar lantas kembali masuk ke rumah dan mengambil handphone miliknya untuk memotret aktivitas pelaku.

Umar juga sempat mengambil sebilah kayu berukuran kecil untuk berjaga-jaga seandainya terjadi hal yang tak diinginkan.

Dipukul pakai pistol

Tak lama kemudian, pelaku menghampiri Umar yang saat itu berada di teras rumah.

"Tiba-tiba pelaku mendatangi saya dan menodongkan pistol," ujar dia.

Tanpa berkata-kata, pelaku seketika memukul kepala bagian samping kiri dan bagian atas dengan menggunakan pistol.

"Saya dipukul pakai pistol antara 7-8 kali," kata dia.

Umar menjelaskan, pelaku pertama kali memukul bagian samping kepalanya.

Lalu, sejumlah pukulan lain mendarat di kepala bagian atas.

"Waktu pertama kali kena pukul, saya merasakan sakit," imbuhnya.

Pelaku kabur

Umar yang tak punya cukup tenaga untuk melawan, hanya bisa bertahan menggunakan kedua tangannya untuk melindungi kepala dari pukulan tersebut.

"Saya tidak bisa apa-apa. Hanya berusaha melindungi kepala dengan kedua tangan saya," jelasnya.

Lantas dia pun terjatuh di teras rumahnya dengan kondisi darah telah mengucur dari kepalanya.

Bahkan, dia sempat berpikir jika pelaku akan menghabisinya di tempat.

Saat dalam keadaan tak berdaya, pelaku langsung kabur dengan membawa handphone milik Umar yang terjatuh di lantai akibat menahan serangan brutal pelaku.

"Pelaku kabur ke jalan raya. Handphone saya juga diambil," paparnya.

Kondisi korban

Mengetahui dirinya telah bersimbah darah, Umar pun segera meminta pertolongan warga.

Menurut dia, keadaan di sekitar rumahnya sepi sehingga pelaku bebas melakukan aksinya.

"Waktu itu sepi. Tapi biasanya di sini ramai. Karena ada anak magang di bengkel," sambung Umar.

Atas kejadian tersebut, Umar mengalami luka cukup serius di bagian kepala.

Ada empat jahitan dan beberapa luka goresan di kepala Umar.

Tangan kiri Umar juga mengalami patah tulang akibat melindungi kepala dari pukulan pistol milik pelaku.

Tak hanya itu, tangan kanan dan pundak kirinya juga mengalami lebam.

Pelaku ditangkap polisi

Atas peristiwa tersebut, polisi akhirnya berhasil menangkap pelaku yang diketahui bernama Dian Muhanto (35).

"Iya benar, pelaku sudah kami tangkap," ujar Kasat Reskrim Polrestabes Semarang AKBP Donny Sardo Lumbantoruan.

Artikel ini telah tayang di TribunJateng.com dengan judul Cerita Mbah Umar Korban Penganiayaan Pakai Pistol di Semarang, Sempat Berpikir Akan Dihabisi

Artikel ini telah tayang di TribunJateng.com dengan judul Pelarian Pria di Semarang yang Hajar Mbah Umar Pakai Pistol Berakhir, Polisi Berhasil menangkapnya

https://regional.kompas.com/read/2023/01/18/213523378/kisah-kakek-dianiaya-pencuri-di-semarang-kepala-dipukul-pistol-hingga

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke