Salin Artikel

Cerita Pilu Ibu dan 2 Anaknya di Mamuju Tinggal di Rumah Reyot Selama 10 Tahun

Rumah yang ditinggali Munang jauh dari kata layak. Atap daun rumbia yang sudah bolong menyebabkan air memasuki rumahnya saat hujan deras terjadi.

Jumlah papan yang minim tak cukup menutupi seluruh dinding rumah Munang. Ia pun terpaksa menggunakan terpal lusuh pemberian tetangga agar keseluruhan dinding rumahnya tertutup.

Kondisi ini diperparah dengan lantai yang beralaskan tanah dan kayu penyangga yang reyot. Munang bukannya tak bisa merawat rumah yang ditinggalinya.

Namun penghasilan yang ia dapatkan hanya bisa ia gunakan untuk makan dan menafkahi dua anak yang kini tinggal bersamanya.

"Saya bekerja mencari uang untuk kebutuhan sehari-hari dan membiayai anak yang masih SD," kata wanita yang akrab disapa Indodatu ini, Jumat (13/1/2023).

Munang merupakan warga asli Kabupaten Mamasa, Sulawesi Barat. Dia datang ke Mamuju bersama suaminya bersama anak-anaknya.

Namun pada 2018, suami Munang meninggal dunia. Hal ini membuat Munang bekerja serabutan demi memenuhi kebutuhan sehari-hari.

Munang memiliki 6 anak. Anak pertamanya masih bersekolah di Kabupaten Mamasa. Sementara 3 anaknya yang lain memilih merantau ke luar daerah.

Selama 10 tahun di Mamuju, Munang tak pernah mendapatkan bantuan dari pemerintah. Kepala Dusun Kamassi Masdar mengatakan bahwa Munang tak pernah mendapat program bantuan dari pemerintah karena masih tercatat sebagai warga Mamasa.

Masdar mengaku telah meminta Munang untuk mengurus kepindahannya dan membuat kartu identitas berdomisili Mamuju, agar dia bisa mengusulkan namanya sebagai penerima bantuan.

"Kami sudah pernah sampaikan untuk cabut berkas di Mamasa supaya kami bisa menguruskan bantuan," ujar Masdar.

Sementara itu, kondisi Munang yang sangat memprihatinkan ini membuat beberapa organisasi kemanusiaan telah menyalurkan donasi langsung berupa bahan pokok.

Selain organisasi kemanusiaan, Kapolda Sulbar turut memberikan atensi dengan memberi bantuan bedah rumah Munang tersebut.

Kapolsek Kalukku Iptu Joudtson mengatakan bahwa kini rumah Munang sudah dibongkar dan segera dikerja agar menjadi layak huni.

Joudtson berkata bahwa Direktur Binmas Polda yang mewakili Kapolda telah menemui Munang dan kedua anaknya.

"Dibedah rumah dari tidak layak huni menjadi layak huni. Material (baru) sudah masuk dan pasir juga sudah masuk," kata Joudtson kepada Kompas.com.

Joudtson mengatakan bahwa sejak kematian suaminya, Munang memang memilih bekerja serabutan. Karena tak punya ladang dan kebun pribadi, sehari-harinya Munang hanya bisa membantu warga yang memiliki kebun.

Kerja yang dilakukan Munang biasa berupa membersihkan kebun warga atau sekedar membantu warga lain memanen hasil kebun. "Jadi tidak memiliki penghasilan tetap," ujar Joudtson.

https://regional.kompas.com/read/2023/01/13/140333078/cerita-pilu-ibu-dan-2-anaknya-di-mamuju-tinggal-di-rumah-reyot-selama-10

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke