Salin Artikel

Perajin Barongsai di Semarang Tersenyum Lebar, Tahun Ini Pesanan Naik 60 Persen

Setelah tiga tahun dihajar pandemi Covid-19, kini produksi barongsai di tokonya mulai banyak pesanan. Dia menyebut, tahun ini pesanan barongsai naik 60 persen.

Dia memulai bisnis produksi barongsai ini sejak tahun 2015. Sebelumnya, Candra juga ikut membantu bisnis barongsai yang dibuat oleh ayahnya.

Ibarat pribahasa buah jatuh tak jauh dari pohonnya, kini Chandra sudah sukses meneruskan bisnis produksi barongsai yang dulu pernah dilakukan ayahnya.

Tak sembarang orang bisa membuat barongsai. Membuat barongsai membutuhkan ketelatenan, kemauan dan kesabaran yang baik.

"Ini turun-temurun diajarkan oleh orang tua saya," jelasnya saat ditemui di toko miliknya, Kamis (12/1/2023).

Jika dihitung, dalam satu tahun Candra bisa mendapatkan pesanan sebanyak 40 set barongsai dengan ukuran standar dengan pengiriman ke berbagai daerah.

Selain di Jawa, Candra juga sering mendapatkan pesanan dari daerah lain seperti Sulawesi, Sumatera, Nusa Tenggara Barat (NTB), Nusa Tenggara Timur (NTT) dan Kepulauan Baru Riau.

Untuk memproduksi barongsai, Candra tak sendirian. Saat ini dia juga dibantu empat karyawannya dengan pembagian tugas yang berbeda-beda.

"Pegawai saya total ada empat, tapi yang dari pembuatan rangka ada dua orang," ucapnya.

Dia mengaku belum tahu pasti berapa keuntungan produksi barongsai setiap bulannya.

"Belum pernah menghitung secara pasti, tapi mungkin per bulannya sekitar Rp 30 juta keuntungannya," ungkap Candra.

Untuk harga barongsai yang dia buat mulai dari Rp 6,5 juta sampai Rp 9 juta, tergantung dengan bentuk dan model barongsai yang diminta.

"Bentuknya kan kadang beda-beda. Ada yang minta sesuai dengan shio," ujarnya.

Pemasaran sistem getok tular

Candra mengaku tak pernah memasarkan produksi barongsai miliknya. Sampai saat ini dia masih mengandalkan promosi melalui pembelinya.

"Jadi kita seperti getok tular ya. Mungkin pembeli sebelumnya puas sehingga banyak yang merekomendasikan ke sini," ungkapnya.

Hal itu membuat banyak pembeli yang menjadi pelanggan tetap di toko miliknya. Dia bersyukur dapat membuat puas para pelanggan.

"Kita tak pernah memasarkan ke mana-mana," imbuhnya.

Sebelum pandemi, sedikitnya ada empat pesanan barongsai dalam satu bulan. Namun saat pandemi banyak pekerja seni yang mati.

Bahkan, saking sepinya Candra sempat meninggalkan bisnis produksi barongsai dan mencari pekerjaan lain untuk mencukupi kebutuhan hidup keluarga.

"Banyak yang mati dan gulung tikar sampai sekarang," paparnya.

https://regional.kompas.com/read/2023/01/12/163533778/perajin-barongsai-di-semarang-tersenyum-lebar-tahun-ini-pesanan-naik-60

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke