Salin Artikel

Kisah Taman Warisan Belanda di Pangkalpinang dengan 2 Sumur yang Tak Pernah Kering

PANGKALPINANG, KOMPAS.com - Sebanyak 2 sumur di ruang terbuka hijau (RTH) Taman Sari, Kota Pangkalpinang, Kepulauan Bangka Belitung, menjadi sumber air bersih warga yang tak pernah kering sepanjang tahun.

Sumur yang dibangun setelah perang kemerdakaan itu terus dipercantik untuk mendukung fasilitas RTH Taman Sari sebagai salah satu tempat bersantai warga kota.

Sejarawan Bangka Belitung Akhmad Elvian mengatakan, sumur sengaja dibangun untuk pengunjung taman dan warga kota yang membutuhkan air bersih.

Hingga kini air sumur belum pernah kering, bahkan saat musim hujan bisa melimpah.

"Kawasan Taman Sari dulunya didesain Belanda untuk tempat bersantai menikmati angin semilir," ujar Akhmad kepada Kompas.com, Rabu (11/1/2023).

Dua sumur tanah tersebut diperkirakan sedalam lima meter, berada persis di tengah taman.

Saat ini dinding sumur telah dilapisi semen yang diornamen menyerupai tunggul kayu.

Menurut Akhmad, Taman Sari dulunya bernama Taman Wilhelmina yang dibangun untuk menghormati ratu Belanda.

Wilhelmina Park, dirancang oleh Van Ben Benzenhorn, dan dibangun sejak 3 September 1913 ketika ibu kota Keresidenan Bangka dipindahkan dari Kota Mentok ke Kota Pangkalpinang.

"Kawasan ini merupakan fasilitas pendukung dari rumah Residen yang berfungsi sebagai taman, konservasi tanaman, tempat berolahraga ringan dan tempat berangin-angin (zich onspannen)," ungkap Akhmad.

Kemudian Wilhelmina Park berganti nama menjadi Tamansari setelah masyarakat Bangka Belitung menyambut berita kemerdekaan Indonesia.

Jalan yang dibangun antara alun-alun selatan dengan rumah residen, diubah namanya dari Resident straat menjadi “Jalan Merdeka”, kemudian Wilhelmina Park juga diubah namanya menjadi “Tamansari”.

Selanjutnya di lokasi Tamansari juga dibangun satu tugu yang diberi nama Tugu Merdeka.

Sejak beberapa tahun lalu, nama Wilhelmina kembali digunakan, ditandai dengan dibangunnya dinding taman bertuliskan Wilhelmina Park.

RTH ini terbilang strategis karena lokasinya bersebelahan dengan alun-alun Lapangan Merdeka Pangkalpinang dan tak jauh ada tugu koin yang menandai titik nol kilometer.

Pepohonan rindang yang tumbuh di kawasan itu membuat suasana taman menjadi teduh. Kemudian ada fasilitas tempat duduk di seluruh area taman serta gerai kuliner khas daerah yang bisa dikunjungi.

https://regional.kompas.com/read/2023/01/11/150651178/kisah-taman-warisan-belanda-di-pangkalpinang-dengan-2-sumur-yang-tak-pernah

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke