Salin Artikel

Diduga "Dibully" Teman dan Guru, Siswi SMK di Batam Pindah Sekolah hingga Dapat Bantuan Psikiater

BATAM, KOMPAS.com - Diduga kerap menjadi korban perundungan atau bullying di sekolah, SI (17) siswi SMK di Batam, Kepulauan Riau (Kepri) terpaksa memilih berpindah sekolah.

Orangtua SI, Indra Juniarti mengatakan, perundungan dilakukan teman dan guru anaknya. Hingga akhirnya SI mendapat bantuan psikiater.  

"Anak saya sampai stress bersekolah di sana. Bukan hanya temannya saja yang merundung, bahkan gurunya juga. Hal ini sudah berlangsung dari anak saya duduk di kelas X," ungkap Indra saat ditemui, Minggu (8/1/2023).

Indra mengaku sudah melaporkan kejadian ini kepada kepala SMK Satu Bangsa Harmoni Batam 3 kali. 

"Bahkan sudah ada pertemuan ke pihak yayasan. Namun tidak ada perubahan, makanya saya memilih untuk memindahkan anak saya. Dia sudah sangat tertekan di sana, hingga sekarang butuh bantuan psikiater," jelas Indra.

Indra menceritakan awal mula perundungan. Awalnya, IS izin 3 hari kepada wali kelasnya berinisial G karena kegiatan keluarga di luar Kota Batam. Namun SI mendapat alfa pada absensi murid.

"Dari konten YouTube yang dibuat oleh oknum guru berinisial G. Di sana (terungkap) sebenarnya dia ingin memberikan izin, namun teman sekelasnya meminta agar anak saya diberikan alfa saja pada absensi," tutur Indra.

Setelah konten tersebut diposting, beberapa hari setelahnya guru G keluar dari sekolah itu. 

Hal ini membawa dampak negatif terhadap SI. Ia disebut 'biang kerok' hingga oknum guru di sekolah tersebut dipecat oleh pihak sekolah.

Dikarenakan tuduhan ini, SI dikucilkan teman sekelasnya. Tuduhan 'biang kerok' juga disematkan oknum guru lainnya yang menjadi tenaga pengajar di kelas SI.

"Salah satu oknum guru lain berinisial AH, kemudian menjadi provokator dan kerap menyebut anak saya menjadi penyebab G dikeluarkan. Hal ini kemudian disambut oleh teman-teman SI. Karena tindakan provokasi ini dilakukan disaat AH tengah mengajar," tegas Indra.

Keluarga yang mengetahui hal ini, kemudian melaporkan tindakan ini kepada pihak sekolah.

Pihak sekolah sendiri kemudian menjelaskan, alasan guru G keluar bukan dikarenakan dipecat melainkan dikarenakan mendapat pekerjaan baru.

Walau demikian, perundungan guru dan murid terhadap SI terus berlanjut setiap hari. Hingga akhirnya, AH menuding SI mendapatkan nilai bagus karena hasil menyontek.

"Pak AH ini selalu bilang ke anak saya nyontek aja jangan banyak gaya. Nilai kamu bagus karena nyontek, jangan banyak gaya kau mau cari tempat PKL belum tentu saya izinkan kamu PKL. AH juga pernah menendang kaki meja anak saya saat ia sedang menulis," jelas Indra.

Tidak berhenti di oknum guru AH, guru lainnya yang menjadi pengganti G sebagai wali kelas SI melakukan hal serupa.

Bahkan wali kelas barunya menyebut ia mendapat tugas untuk mengajar di kelas yang dianggap sial dikarenakan kehadiran SI di dalam ruangan kelas.

"Akibat beberapa perlakuan tersebut anak saya sangat tertekan dan tidak nyaman," aku Indra.

Kepala SMK Satu Bangsa Harmoni Batam, Wahyuni Mangunsong menolak berkomentar banyak. Ia mengatakan, permasalahan tersebut telah diselesaikan secara kekeluargaan.

"Kemarin sudah ketemu sama orangtuanya, intinya masalah sudah selesai. Nanti saya salah ngomong lagi. Kemarin kan sudah, namanya sekolah. Kalau pun salah guru ya sudahlah saling memaafkan saja," singkat Wahyuni.

Hal senada dilontarkan Ketua Yayasan Harmoni, Darmoyo yang membantah adanya perundungan di lingkungan sekolah.

Darmoyo menyebut, saat ini siswi berinisial SI sudah tidak lagi bergabung di SMK Satu Bangsa Harmoni.

"Dia kan sudah pindah, tidak ada masalah, mas. Sudah selesai itu," pungkas Darmoyo.

https://regional.kompas.com/read/2023/01/08/153219878/diduga-dibully-teman-dan-guru-siswi-smk-di-batam-pindah-sekolah-hingga

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke