Salin Artikel

Sejumlah Guru di Perbatasan RI-Malaysia Diduga Jadi Korban "Bullying" Kepala Sekolah, Kadisdik Nunukan Lakukan Evaluasi

‘’Kita menunggu laporan dari UPTD, bagaimana kondisi riil di lapangan,’’ ujarnya, dihubungi, Jumat (6/1/2023).

Akhmad mengatakan, pengecekan perlu dilakukan untuk memastikan kasus yang menjadi laporan para guru SDN 10 Sembakung itu. Selain itu juga agar kebijakan yang dikeluarkan bisa benar benar relevan dan tidak merugikan siapapun.

Terlebih, SDN 10 Sembakung, berada di wilayah pedalaman, yang jangkauannya cukup jauh dari Kabupaten Kota Nunukan.

"Kita masih lakukan evaluasi, tentunya akan ada perubahan nantinya,’’imbuhnya.

Sementara ini, Dinas Pendidikan masih berfokus untuk kasus dugaan perundungan yang menjadi laporan para guru. Termasuk mendalami adanya Surat Peringatan (SP), yang disebutkan terjadi beberapa kali.

Sementara untuk indikasi atau dugaan penyelewengan dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS), yang digambarkan guru SDN 10 Sembakung juga akan menjadi perhatian. Diketahui para guru melaporkan adanya papan tulis tidak layak dan tenaga honor tidak digaji selama setahun.

‘’Untuk masuk ke arah itu (dugaan penyimpangan anggaran BOS), kita juga masih telusuri. Intinya Kepala UPTD sudah ke lapangan. Kita menunggu laporan dulu,’’ tegasnya.

Disebutkan, SRW sesuka hati memperlakukan guru honorer. Ia dengan semena-mena, memberhentikan guru honor, jika merasa tidak cocok.

SRW juga sudah dua kali mengeluarkan Surat Peringatan (SP) tanpa prosedur yang benar.

Para Dewan Guru, sangat menyesalkan kelakukan SRW. Terlebih, sejak sekitar lima tahun menjabat, SRW tidak pernah transparan dalam pengelolaan dana keuangan, baik BOSREG, BOSDA dan BOS Afirmasi 2020.

‘’Dana dana tersebut sepenuhnya dikendalikan sepenuhnya oleh Kepala Sekolah. Gaji honor sering ditunda, bahkan ada tenaga honor sudah setahun tidak digaji,’’kata salah satu guru SDN 010 Sembakung, Nurhayati.

Nurhayati yang merupakan Wali kelas IV SDN 10 Sembakung itu tak luput dari perundungan yang dilakukan Kepala Sekolah. 

Perundungan itu bermula saat dirinya memindahkan papan tulis yang sudah tidak layak karena terdapat banyaknya retakan dan juga lapuk. Ia lalu meminta solusi dari para guru dan kepala sekolah yang tergabung dalam grup media sosial internal sekolah.

‘’Tapi malah saya dibentak, dikatain guru bodoh dan lain sebagainya di hadapan teman-teman guru. Tentunya saya mempertanyakan motivasi Kepala Sekolah melakukan itu. Kami membahas solusi atas kerusakan papan tulis, tapi responsnya justru bullying dan omongan yang kasar dengan menunjuk-nunjuk wajah saya,’’tuturnya.

Seluruh cerita tersebut, tertuang dalam surat yang dilayangkan untuk Kepala Dinas Pendidikan Nunukan. Para guru di SDN 10 Sembakung, mengaku sudah tidak nyaman dan merasa berada dalam tekanan.

‘’Masalah ini sudah lama terpendam, para guru mencoba bertahan sekian lama. Tapi kelakuan Kepala Sekolah semakin arogan, dan kami memutuskan untuk bersuara. Kami berharap ada tindakan secepatnya dari Dinas Pendidikan,’’harapnya.

https://regional.kompas.com/read/2023/01/06/133447378/sejumlah-guru-di-perbatasan-ri-malaysia-diduga-jadi-korban-bullying-kepala

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke