Mutasi Ajudan Istri Dibatalkan Bupati, Wabup Blitar Urung Mundur

Rahmat mengatakan, Bupati Rini Syarifah telah merespons ncamannya untuk mengundurkan diri dengan membatalkan mutasi ajudan istrinya yang bernama Riana.

"Iya sudah tadi langsung dipanggil. Dipanggil aku sama Mbak Rini (Rini Syarifah)," ujar Rahmat kepada wartawan dalam pernyataan singkat, Rabu (4/1/2023).

Rahmat mengatakan bahwa dirinya sudah bertemu Rini dan mengutarakan kekecewaannya atas mutasi terhadap ajudan istrinya.

"Dikembalikan, dibatalin. Ajudan itu lho, Riana. Tapi sudah selesai dibatalin hari ini langsung," kata Rahmat.

Dia jelaskan bahwa dirinya tidak mencampuri mutasi secara keseluruhan yang melibatkan 640 aparatur sipil negara (ASN) di lingkungan Pemerintah Kabupaten Blitar pada Senin (2/1/2023) lalu.

"Yang dibatalkan mutasinya ajudanku, em, ajudan istri saya itu thok," tambahnya.

Rahmat mengaku tidak memiliki masalah lain dengan ancaman mundur itu kecuali mutasi yang menimpa ajudan istrinya.

Dia katakan bahwa masalahnya sebenarnya sepele, yakni bahwa dia dan istri, Venina Pusvitasari, sudah merasa cocok dengan Riana.

Untuk itu, saat Riana dimutasi tanpa ada pemberitahuan kepada dirinya dan istri, Rahmat merasa tidak dihargai sebagai seorang wakil bupati.

"Tadi dipanggil. Saya sama orang sudah cocok ya sudah jalanin aja. Enggak ada urusan apa-apa," jelasnya.

Namun Rahmat tidak menjelaskan kenapa dirinya sampai mengancam mengundurkan diri.

Dia juga tidak menyinggung kabar pengunduran diri istrinya, Venina, dari posisi sebagai Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten Blitar.

Diberitakan sebelumnya, Wakil Bupati Rahmat Santoso mengancam akan mengundurkan diri menyusul mutasi yang dialami Riana, ajudan istri Rahmat.

"Kalau sampai enggak balik hari ini, aku mundur. Buat saya enggak ada perlunya. Kalau (Riana) enggak balik hari ini, saya akan langsung mengundurkan diri," ujar Rahmat, Selasa (3/1/2022). *