Salin Artikel

Pengungsi Akibat Cuaca Ekstrem di Tambaklorok Semarang Bertambah, Warga Tak Bisa Tidur dengan Tenang

SEMARANG, KOMPAS.com - Jumlah warga yang mengungsi akibat cuaca ekstrem di Kampung Tambak Lorok, Tanjung Emas, Kota Semarang bertambah menjadi 17 keluarga. 

Kepala Bidang Penanganan Darurat (BPBD) Jateng, Dikki Rully mengatakan, cuaca ekstrem membuat puluhan rumah warga di Tambaklorok rusak. 

"Yang rusak berat ada 17 rumah, yang mengungsi yang punya rumah itu. Total ada 17 warga yang mengungsi sekarang," jelasnya saat dikonfirmasi Kompas.com, Jumat (30/12/2022). 

Dia menjelaskan, rumah warga yang rusak memang berhadapan langsung dengan pantai. Hal itu membuat kawasan tersebut sering terjadi banjir rob. 

"Solusinya yang jangka panjang nanti tahun depan akan dibangun tanggul," ujarnya. 

Saat ini petugas BPBD sudah disiagakan di kawasan tersebut. Selain itu sejumlah bantuan juga sudah dikirimkan untuk meringankan beban warga. 

"Petugas BPBD dan relawan juga sudah membantu warga untuk memperbaiki bangunan yang rusak," paparnya. 

Sebelumnya, Ketua RW 15 Tambak Lorok, Slamet Riyadi menjelaskan, para pengungsi merupakan warga yang rumahnya berada di titik rawan terkena gelombang laut. 

"Sudah tiga hari ini gelombang laut tinggi sampai 4 meter," ujarnya. 

Sebanyak 10 keluarga warga Tambak Lorok  terpaksa diungsikan ke tempat yang lebih aman hingga waktu yang belum bisa ditentukan.  

"Kita jaga-jaga gelombang tinggi terjadi lagi," paparnya.

Sekitar 40 rumah warga Tambaklorok juga sudah rusak. Beberapa rumah ada yang temboknya jebol sehingga tak bisa ditempati lagi. 

"Kalau yang tak bisa ditempati ada 2 rumah," paparnya. 

Saat ini warga masih membutuhkan bantuan baik kebutuhan pokok maupun bahan material seperti tanah urug dan karung berisi pasir sebagai tanggul sementara. 

"Kalau tidak dikasih karung berisi pasir itu pasti langsung menghantam rumah warga. Jadinya seperti ini. Tingginya air laut sampai 4 meter sudah sampai atap rumah warga," ungkapnya. 

Warga Tambak Lorok, Sri Wahyuni mengaku sampai tak bisa tidur karena gelombang laut yang masuk ke permukiman warga lebih besar dibandingkan dengan biasanya. 

"Saya sampai tak bisa tidur air laut langsung terasa di tembok dan pintu rumah saya," paparnya. 

Untuk itu, dia meminta agar Pemerintah Kota Semarang agar segera membangun sabuk pantai di Tambaklorok agar warga bisa tidur dengan tenang. 

"Sabuk laut segera dibangun, masak kita mau seperti ini terus. Kasian anak-anak dan lansia," imbuhnya. 

https://regional.kompas.com/read/2022/12/30/215824878/pengungsi-akibat-cuaca-ekstrem-di-tambaklorok-semarang-bertambah-warga-tak

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke