Salin Artikel

Walhi: Ledakan Tambang di Sawahlunto Peristiwa Berulang, sejak 2009 Sudah 50 Orang Tewas

PADANG, KOMPAS.com - Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) Sumatera Barat menilai peristiwa meledaknya tambang batu bara di Sawahlunto merupakan akibat buruknya tata kelola tambang.

Perusahaan tambang hanya berfokus pada eksploitasi sumber daya alam, tanpa memperhatikan aspek keselamatan manusia dan lingkungan.

"Ledakan tambang merupakan kejadian yang terus berulang. Analisis Walhi penyebabnya adalah tata kelola yang buruk," kata Eksekutif Daerah Walhi Sumbar Tommy Adam yang dihubungi Kompas.com, Rabu (14/12/2022).

Berdasarkan data Walhi Sumbar, sejak tahun 2009-2022, lebih kurang 50 orang meninggal dunia dan belasan luka-luka akibat persoalan kecelakaan tambang di Sawahlunto.

Di antara perusahaan tambang batu bara yang teridentifikasi pernah mengalami kecelakaan tambang dan menyebabkan korban adalah PT Dasrat, PT NAL, PT BMK, dan CV Tahiti Coal.

“Analisis WALHI menunjukkan, korban tambang berbanding lurus dengan persoalan buruknya tata kelola tambang itu," jelas Tommy.

Menurut Tommy, sejumlah pelanggaran yang dilakukan perusahaan tambang seringkali kurang mendapat penanganan serius oleh pemerintah, sehingga kejadian terus berulang.

Selain itu, Undang-Undang 3 Tahun 2020 tentang Minerba juga memberi ruang langgengnya beragam persoalan tambang.

"Undang-undang baru ini, sangat sentralistik, menjadi celah baru untuk lepasnya tanggungjawab pemerintah daerah dalam memastikan operasional tambang yang sesuai aturan,” kata Tommy.

Tommy berharap peristiwa ledakan tambang kemarin menjadi insiden terakhir dan menjadi titik tolak pengelolaan tambang yang lebih memperhatikan aspek keselamatan masyarakat dan lingkungan hidup.

Sebelumnya diberitakan pada Jumat, 9 Desember 2022, pukul 08.50 WIB, ledakan terjadi di lubang nomor DC 02 tambang batu bara bawah tanah PT Nusa Alam Lestari di Kota Sawahlunto, yang memiliki Izin Usaha Pertambangan batu bara sejak 6 Juli 2020.

Akibat ledakan itu, 10 orang pekerja meninggal dunia dan 4 orang luka-luka.

Kementerian ESDM dan polisi saat ini sedang melakukan penyelidikan.

Polisi menduga kejadian itu akibat percikan api yang memicu gas metana di dalamnya meledak.

Sementara itu, PT NAL menyebutkan bahwa SOP sudah diterapkan dan berjalan baik sebelum terjadi ledakan.

https://regional.kompas.com/read/2022/12/14/122000678/walhi-ledakan-tambang-di-sawahlunto-peristiwa-berulang-sejak-2009-sudah-50

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke