Salin Artikel

13 Tokoh Konferensi Meja Bundar, Salah Satunya Mohammad Hatta

KOMPAS.com - Konferensi Meja Bundar (KMB) merupakan sejarah Kemerdekaan Indonesia.

Tujuan Konferensi Meja Bundar untuk mengakhiri perselisihan antara Indonesia dan Belanda.

Pasalnya, setelah Indonesia berhasil memproklamasikan kemerdekaan 17 Agustus 1945, Belanda masih berupaya menguasai Indonesia.

Sejumlah upaya sudah dilakukan agar dapat merdeka, mulai perang gerilya hingga diplomasi.

Sebelum KMB, Indonesia dan Belanda telah berusaha mengupayakan kemerdekaan melalui diplomasi.

Ada sejumlah perjanjian yang sudah dilakukan, seperti perjanjian Linggarjati pada tahun 1946, perjanjian Renville pada tahun 1948, dan perjanjian Roem-Royen pada tahun 1949.

Konferensi Meja Bundar diadakan sebagai salah satu kesepakatan dalam Perjanjian Roem-Royen.

Konferensi Meja Bundar diselenggarakan di Den Haag, Belanda, sebagai upaya diplomasi yang akhirnya berhasil membebaskan Indonesia dari Belanda.

KMB terjadi pada tanggal 23 Agustus-2 November 1949.

Tokoh Konferensi Meja Bundar 

Keberhasilan KBM tidak terlepas dari peran tokoh-tokoh yang berjuang dalam konferensi tersebut.

Pada tanggal 4 Agustus 1949 dibentuk delegasi dari Indonesia. Pemimpin delegasi Indonesia dalam Konferensi Meja Bundar adalah Mohammad Hatta, sedangkan para anggotanya, yaitu:

  1. Mohammad Roem
  2. Prof Dr Soepomo
  3. Dr Johannes Leimena
  4. Ali Sastroamidjojo
  5. Suyono Hadinoto
  6. Dr Sumitro Djojohadikusumo
  7. Abdul Karim Pringgodigdo
  8. Kolonel TB Simatupang
  9. Dr Muwardi

Dalam Konferensi Meja Bundar, delegasi Indonesia diwakili oleh Mohammad Hatta, Mohammad Roem, dan Prof Dr Soepomo.

Pihak BFO (Bijeenkomst voor Federal Overleg) yang merupakan kumpulan negara federal hasil bentukan Belanda di Indonesia dipimpin Sultan Hamid II dari Pontianak.

Delegasi Belanda adalah Johannes Henricus van Maarseven yang saat itu menjabat Menteri Seberang Laut (Menteri Urusan Kolonial).

KMB juga dihadiri perwakilan Komisi PBB untuk Indonesia atau United Nations Commission for Indonesia (UNCI), yakni Tom Critchley (Australia).

KMB dibuka pada tanggal 23 Agustus 1949 dengan proses perundingan yang alot dan lama.

Hasil Konferensi Meja Bundar

Melalui perundingan yang berlarut-larut, pada tanggal 2 November 1949 tercapai persetujuan Konferensi Meja Bundar, Hasil Konferens Meja Bunda, yaitu:

  1. Belanda menyerahkan kedaulatan kepada Republik Indonesia Serikat pada akhir Desember 1949.
  2. Akan dibentuk Uni Indonesia-Belanda. Dimana Indonesia dan Belanda akan bekerja sama. Kedudukan Indonesia dan Belanda sederajat.
  3. Indonesia akan mengembalikan semua milik Belanda dan membayar utang-utang Hindia Belanda sebelum tahun 1949.
  4. Masalah Irian Barat akan dibahas satu tahun kemudian.

Setelah KMB, Belanda menyerahkan kedaulatan politik di dua kota, yakni Jakarta dan Amsterdam.

Saat di Amsterdam, naskah penyerahan kedaulatan ditandatangani oleh Mohammad Hatta dan Ratu Juliana.

Saat di Jakarta, naskah ditandatangani oleh AHJ Lovink dan Sri Sultan Hamengkubuwono IX.

Pada tanggal 27 Desember 1949, pemerintah sementara negara dilantik dengan Soekarno sebagai presiden dan Mohammad Hatta sebagai Perdana Menteri. Kemudian, Kabinet RIS dibentuk. (Editor: Nibras Nada Nailufar)

Sumber:

intisari.grid.id

www.kompas.com

https://regional.kompas.com/read/2022/12/08/212926378/13-tokoh-konferensi-meja-bundar-salah-satunya-mohammad-hatta

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke