Salin Artikel

5 Peninggalan Kerajaan Samudera Pasai, Ada Hikayat Raja-raja Pasai

KOMPAS.com - Kerajaan Samudera Pasai merupakan kerajaan yang bercorak Islam di Sumatera yang pernah berkuasa pada abad ke-13 hingga abad ke-16.

Pendiri Kerajaan Samudera Pasai adalah Marah Silu pada tahun 1267 M.

Pada masa kejayaannya, Kerajaan Samudera Pasai adalah pusat perniagaan yang penting. Tempat tersebut dikunjungi para saudagar dari berbagai negeri, seperti Cina, India, Arab, Persia, dan Siam.

Komoditi utamanya adalah lada.

Hal ini karena, letaknya yang sangat strategis dekat dengan Selat Malaka, atau tepatnya di Kota Lhokseumawe, Aceh.

Kerajaan Samudera Pasai mengeluarkan mata uang emas yang disebut dirham. Uang tersebut digunakan secara resmi di kerajaan.

Setelah beberapa abad berkuasa, Kerajaan Samudera Pasai runtuh pada abad ke-16.

Beberapa peninggalan Kerajaan Samudera Pasai digunakan ahli sebagai sumber sejarah.

Berikut ini adalah beberapa peninggalan Kerajaan Samudera Pasai

Peninggalan Kerajaan Samudera Pasai

1. Makam Sultanah Nahrasiyah

Kerajaan Samudera pasai meninggalkan makam dengan nisan yang bentuknya sangat indah, salah satunya adalah makam Sultanah Nahrasiyah.

Makam Sultanah Nahrasiyah terletak di Desa Meunasah Kuta Krueng, Kecamatan Samudera.

Sultanah Nahrasiyah adalah ratu pertama Kerajaan Samudera Pasai dan merupakan keturunan Sultan Malik as Saleh.

Pada batu nisan Sultanah Nahrasiyah terdapat kaligrafi yang berisi kutipan Ayat Kursi dan Surat Yasin.

Nisan Sultanah Nahrasiyah didatangkan langsung dari Kamboja

2. Makam Sultan Malik Al-Saleh

Sultan Malik Al Saleh atau Marah Silu adalah pendiri sekaligus raja pertama Kerajaan Samudera Pasai.

Makamnya memiliki angka 1297 M dan diklaim sebagai batu nisan tertua yang pernah ditemukan.

Batu Nisan pada makam Sultan Malik Al-Saleh menjadi bukti adanya pengaruh Islam dari Gujarat di Samudera Pasai.

Selain makam Sultan Malik Al-Saleh dan Sultanah Nahrasiyah, Kerajaan Samudera Pasai juga meninggalkan beberapa makam raja lainnya.

Contohnya adalah makan Sultan Muhammad Malik Al Zahir dan makam putranya yang bernama Sultan Mahmud Malik Az Zahir.

3. Lonceng Cakra Donya

Lonceng Cakra Donya adalah peninggalan Kerajaan Samudera Pasai yang diperkirakan dibuat pada 1409 M.

Lonceng dengan tinggi 125 cm dan lebar 75 cm ini berupa mahkota besi berbentuk stupa.

Diduga, Lonceng Cakra Donya merupakan hadiah dari kekaisaran Cina kepada Sultan Samudera Pasai.

4. Dirham Peninggalan Kerajaan Samudera Pasai

Samudera Pasai adalah kerajaan makmur yang mengeluarkan mata uang sebagai alat pembayaran, yaitu dirham yang terbuat dari emas.

Dirham Kerajaan Samudera Pasai pertama kali dikeluarkan pada masa pemerintahan raja kedua, yakni Sultan Muhammad Malik Al Zahir.

Koin berbahan emas ini menjadi alat pembayaran yang kemudian dikenalkan oleh orang-orang kerajaan kepada bandar perdagangan di Nusantara, seperti bandar Malaka.

Dari mata uang emas yang ditemukan ini, diketahui beberapa nama raja yang pernah memerintah di Kerajaan Samudera Pasai.

5. Hikayat Raja-raja Pasai

Hikayat Raja-raja Pasai merupakan karya dalam Bahasa Melayu yang dipekirakan ditulis pada abad ke-14.

Isi karya sastra tersebut menceritakan mengenai Kerajaan Samudera Pasai termasuk mimpi Marah Silu saat bertemu dengan Nabi Muhammad dan kemudian mengislamkannya.

(Penulis: Widya Lestari Ningsih; Editor: Nibras Nada Nailufar)

Sumber:

www.museumnasional.or.id

acehprov.go.id

www.kompas.com

https://regional.kompas.com/read/2022/11/28/162640178/5-peninggalan-kerajaan-samudera-pasai-ada-hikayat-raja-raja-pasai

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke