Salin Artikel

Profil Kota Magelang, Kota Terkecil di Jawa Tengah

KOMPAS.com - Kota Magelang adalah sebuah wilayah administratif di kaki gunung Merapi, tepatnya di Provinsi Jawa Tengah.

Posisi Kota Magelang sangat strategis karena berada di jalur utama yang menghubungkan ibukota Provinsi Jawa Tengah yaitu Kota Semarang dengan Provinsi DI Yogyakarta.

Letak strategis ini juga ditunjang dengan penetapan Kota Magelang sebagai Pusat Kegiatan Wilayah (PKW) Kawasan Purwomanggung (Kabupaten Purworejo, Kabupaten Wonosobo, Kabupaten Temanggung, Kota Magelang dan Kabupaten Magelang) dalam Rencana Tata Ruang Nasional dan Rencana Tata Ruang Provinsi Jawa Tengah.

Tak banyak yang tahu bahwa karena luas wilayahnya, Kota Magelang juga menyandang predikat sebagai kota terkecil di Provinsi Jawa Tengah.

Lebih lanjut, berikut adalah profil Kota Magelang yang dapat Anda simak.

Sejarah Kota Magelang

Dilansir dari laman resmi Pemerintah Kota Magelang, wilayah ini berawal dari sebuah tanah perdikan Mantyasih, yang memiliki arti beriman dalam cinta kasih.

Lokasi tersebut saat ini dikenal dengan Kampung Meteseh di Kelurahan Magelang di mana terdapat sebuah lumpang batu yang diyakini sebagai tempat upacara penetapan Sima atau Perdikan.

Dalam Prasasti Mantyasih disebut bahwa Desa Mantyasih ditetapkan oleh Sri Maharaja Rakai Watukura Dyah Balitung sebagai Desa Perdikan atau daerah bebas pajak.

Prasasti tersebut memiliki angka 829 Çaka bulan Çaitra tanggal 11 Paro-Gelap Paringkelan Tungle, Pasaran Umanis hari Senais Sçara atau Sabtu, dengan kata lain Hari Sabtu Legi tanggal 11 April 907.

Berdasarkan Peraturan Daerah Kota Magelang Nomor 6 Tahun 1989 ditetapkan bahwa tanggal 11 April 907 Masehi merupakan hari jadi Kota Magelang.

Pada abad ke-18, pasukan Inggris sempat menguasai Magelang, dan menjadikan kota ini sebagai pusat pemerintahan setingkat kabupaten.

Saat itu Mas Ngabehi Danukromo diangkat sebagai Bupati pertama yang merintis berdirinya Kota Magelang dengan membangun alun - alun, bangunan tempat tinggal bupati, serta sebuah masjid.

Dalam perkembanganya, pada tahun 1818 Magelang dipilih sebagai Ibukota Karesidenan Kedu.

Setelah pemerintah Inggris ditaklukkan oleh Belanda, kedudukan Magelang semakin kuat.

Pemerintah Belanda mulai membangun kota ini untuk dijadikan pusat lalu lintas perekonomian dan Kota Militer.

Karena letaknya yang strategis, udaranya yang nyaman, serta pemandangannya yang indah membuat Kota Magelang terus melengkapi sarana dan prasarana perkotaan.

Menara air minum juga dibangun pada tahun 1918, kemudian perusahaan listrik mulai beroperasi tahun 1927.

Selain itu, untuk mendukung transportasi maka jalan - jalan arteri di Kota Magelang juga diperkeras dan diaspal.

Geografi Kota Magelang

Secara astronomis, Kota Magelang terletak pada koordinat 110°12'30" - 110°12'52" Bujur Timur dan 7°26'18" - 7°30'9" Lintang Selatan.

Secara geografis, batas wilayah Kota Magelang adalah enclave dari Kabupaten Magelang sehingga semua wilayahnya berbatasan langsung dengan Kabupaten Magelang.

Sebagai kota terkecil di Provinsi Jawa Tengah, Kota Magelang memiliki luas 18,54 km² yang secara administratif terdiri dari 3 Kecamatan.

Kota Magelang dilewati oleh aliran Sungai Progo di sisi barat dan Sungai Elo di sisi timur.

Demografi Kota Magelang

Sesuai hasil proyeksi data Sensus Penduduk 2020 (SP2020) oleh BPS, jumlah penduduk Kota Magelang pada 2021 mencapai 121.610 jiwa.

Lebih lanjut, Kepadatan penduduk di Kota Magelang tahun 2021 mencapai 6.559 jiwa per kilometer persegi.

Pada tahun 2021, jumlah angkatan kerja di Kota Magelang dari data hasil olah Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) Agustus adalah sebanyak 66.086 jiwa.

Dari angkatan kerja tersebut, sebanyak 60.317 orang merupakan pekerja sejumlah dan 5.769 merupakan pengangguran terbuka.

Pemerintahan Kota Magelang

Sejak masa awal kemerdekaan, Kota Magelang memiliki kepala pemerintahan setingkat wali kota, yaitu:

  1. R Soeprodjo Projowidagdo (1945 - 1948)
  2. R. Moch. Sunarman (1945 - 1948)
  3. R. Sutedjo (1945 - 1948)
  4. R. Mukahar Ronohadiwidjoyo (1948 - 1956)
  5. R. Wibowo Hellie (1956 - 1958)
  6. Argo Ismoyo (1958 - 1965)
  7. Sunaryo (1965 - 1966)
  8. Dr. Moch. Soebroto (1966 - 1979)
  9. Bagus Panuntun (1979 - 1984)
  10. Rudy Sukarno (1984 - 1995)
  11. Kol (Purn) Sukadi (1995 - 2000)
  12. Fahriyanto (2000 - 2005 dan 2005 - 2010)
  13. Sigit Widyonindito (2010 - 2015)
  14. (Plt) Rudy Apriyantoro (2015 - 17 Februari 2016)
  15. Sigit Widyonindito (17 Februari 2016 - 17 Februari 2021)
  16. (Plh) Joko Budiyono (17 Februari 2021 - 26 Februari 2021) Muchammad Nur Aziz (26 Februari 2021 - Sekarang)

Daya Tarik Kota Magelang

Kota Magelang memiliki beberapa daya tarik, salah satunya sebagai kota militer dengan adanya beberapa institusi pendidikan militer ternama.

Sebut saja Akademi Militer (AKMIL) yaitu sekolah calon perwira TNI Angkatan Darat bernama Akademi Angkatan Darat (dahulu AKABRI).

AKMIL merupakan tempat seleksi Tiga Angkatan TNI sebelum diterima di AAD (Magelang), AAU (Yogyakarta) dan AAL (Surabaya).

Selain itu Kota Magelang juga memiliki beberapa destinasi wisata seperti Taman Kyai Langgeng, Taman Badaan, Museum Bumiputra, Museum Taruna Abdul Jalil, Alun Alun Magelang, dan Bukit Tidar.

Tak ketinggalan beberapa sajian wisata kuliner khas Kota Magelang seperti kupat tahu, sop senerek, es murni, tape, dan getuk trio.

Sumber:
magelangkota.go.id 
perkotaan.bpiw.pu.go.id
magelangkota.bps.go.id 

https://regional.kompas.com/read/2022/11/20/202218578/profil-kota-magelang-kota-terkecil-di-jawa-tengah

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke