Salin Artikel

"Betapa Bangganya Saya, Dikatakan oleh Pak Ganjar sebagai Pahlawan"

Tidak hanya diundang, Subari juga diajak berdialog oleh Ganjar di hadapan ratusan peserta upacara. Saat itu Ganja mengatakan Subari adalah petani biasa yang luar biasa.

Hal ini lantaran Subari menghibahkan lahanya seluas 1,800 meter persegi untuk dijadikan embung. Subari dinilai sangat berjasa untuk Jawa Tengah.

Mendapat pujian dari Ganjar, ayah dari empat orang anak itu mengaku sangat bangga dan bahagia.

“Saya orang desa yang bekerja sebagai petani. Saya tidak berpendidikan, dan sekolah saya hanya sampai kelas 3 SD. Betapa bangganya saya, dikatakan oleh Pak Ganjar sebagai pahlawan,” kata Subari, Jumat (11/11/2022).

Subari bercerita undangan untuk mengikuti Peringatan Hari Pahlawan di Semarang diterima sehari sebelum acara melalui pesan singkat WhatsApp. Ia mengaku awalnya tidak percaya. Namun setelah dihubungi lewat telpon dan akan dijemput, dirinya baru berpikir bahwa undangan itu benar.

“Saya berangkatnya dijemput pakai mobil, dan pulangnya juga diantar pakai mobil. Saya seperti bermimpi,” ujar Subari.

Subari mengatakan membeli lahan yang dihibahkan untuk embung pada tahun 1990an dengan harga Rp 40 juta. Dia mengaku harus rela menjual tiga ekor sapinya untuk membeli lahan tersebut. 

Sebelum dihibahkan, lahan tersebut ditanami cabai, bawang merah, dan jagung. Dalam setengah tahun, Subari bisa menghasilkan uang sekitar Rp 67 juta.

“Rp 40 juta itu, saya dapat tanah sepetak. Luasnya saya tidak tahu. Yang saya hibahkan untuk embung, hanya sebagian dari tanah yang aku beli itu,” kata Subari.

Dia rela menghibahkan tanahnya untuk embung karena prihatin dengan kondisi tanah pertanian di desanya yang tandus karena kekurangan air. Sementara itu, jika musim hujan, airnya melimpah dan menggenangi tanah pertanian.

“Saya ingin petani desa saya tidak kekurangan dan kelebihan air. Sehingga hasil pertaniannya bagus dan perekonomian petani stabil,” harap Subari.

Menurutnya, embung tersebut tiddak hanya bermanfaat bagi petani Desa Kalibareng tapi juga anak cucunya kelak.

“Anak saya ada empat. Yang nomor 1 dan 2 menjadi petani. Mereka pasti juga akan menikmati embung tersebut,” jelas Subari.

Menurut Subari, anaknya yang nomor 3 saat ini sudah lulus kuliah. Ia mengaku masih mkencarikan biaya untuk anaknya itu melanjutkan ke jenjang pendidikan S2.

Lalu anak bungsunya, masih kelas 9 SMP.

“Rezeki Tuhan yang mengatur. Semoga anak saya yang nomor 3 bisa melanjutkan S2, dan yang nomor 4, nanti bisa melanjutkan ke SLTA,” kata Subari.

Subari menjelaskan, embung di desanya saat ini masih dalam proses pembangunannya. Ia berharap proses pembangunan berjalan lancar sehingga bisa bermanfaat untuk petani desa Kalibareng.

Sementara itu, Kepala Desa Kalibareng, Kecamatan Patean, Suhartoyo menceritakan pembangunan embung di desanya itu. Awalnya dia mendapat informasi dari kelompok tani, bahwa ada program pembangunan embung.

Pembangunan embung ini bagian dari program pembangunan 1.000 embung dari pemerintah. Lalu dirinya mengajukan proposal pembangunan embung tersebut, setelah sebelumnya berembug dengan petani.

Ia merasa kaget karena proposalnya itu disetujui dan mendapat anggaran pembangunan sebesar Rp 2,5 miliar.

“Saat itu, Pak Subari memperbolehkan tanahnya dibuat embung, karena di atasnya terletak sumber mata air yang cukup besar,” kata Suhartoyo.

Suhartoyo mengaku, salut dan memberikan apresiasi yang luar biasa kepada Subari. Pasalnya, Subari dengan tulus menghibahkan sebagian tanahnya untuk dijadikan lokasi pembangunan embung.

“Tidak hanya sekadar mengairi sawah, namun harapan ke depan bisa menjadi lokasi wisata. Saya berharap pembangunan embung ini segera selesai,” pungkas Suhartoyo.

https://regional.kompas.com/read/2022/11/12/050500078/-betapa-bangganya-saya-dikatakan-oleh-pak-ganjar-sebagai-pahlawan-

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke