Salin Artikel

Mengenal Metatah, Upacara Potong Gigi di Bali, dari Pengertian hingga Tujuan

KOMPAS.com - Pengertian Metatah adalah upacara potong gigi di Bali.

Metatah atau yang sering disebut juga dengan mepandes atau mesagih merupakan bagian dari ritual keagamaan bagi umat Hindu di Bali.

Ritual ini wajib dilaksanakan oleh para orang tua kepada anaknya, sebelum anaknya memasuki jenjang perkawinan.

Mengingat metatah membutuhkan biaya yang tidak sedikit, upacara metatah sering daidakan secara massal yang diikuti masyarakat kurang mampu.

Bahkan beberapa desa di Bali sering melakukan upacara potong gigi secara gratis.

Metatah

Umur Peserta Metatah

Metatah dilakukan bagi umat Hindu yang menginjak usia remaja.

Pertanda dewasa pada perempuan  berupa telah mengalami menstruasi, sedangkan pada laki-laki berupa suara yang sudah mulai berubah.

Upacara potong gigi merupakan ritual yang dilakukan sejak zaman dahulu dan berkembang hingga saat ini.

Biasanya di Bali, upacara potong gigi dilaksanakan bersamaan dengan upacara Ngaben, pernikahan, atau Ngeresi.

Tata Cara Metatah

Metatah berasal dari kata tatah, dalam bahasa Bali artinya pahat.

Upacara metatah atau potong gigi dilakukan pada pagi hari setelah matahari terbit. Namun, beberapa daerah di Bali melakukan upacara ini pada Subuh sebelum matahari terbit.

Sehari sebelumnya, peserta akan melakukan upacara mekekeb atau mepingit. Mereka dilarang untuk keluar rumah

Upacara metatah diawali dengan bersih diri. Kemudian, peserta menginak sesaji yang terletak di bawah bale, tempat upacara metatah.

Tujuan menginak sesaji tidak lain untuk mendapatkan kekuatan Sang Hyang Widi. Setelah berada di atas bale, proses potong gigi baru dilakukan.

Potong gigi dalam upacara metatah dilakukan dengan mengikir kedua gigi taring dan empat gigi rahang atas. Proses ini harus dilakukan dengan hati-hati.

Setelah pengukiran gigi, peserta diminta untuk mencicipi enam rasa, mulai rasa pahit, asam, pedas, sepat, asin, dan manis.

Setiap rasa memiliki makna, yaitu rasa pahit dan asam merupakan simbol  ketabahan menghadapi hidup yang keras.

Rasa pedas adalah simbol kemarahan, diharapkan nantinya senantiasa sabar terhadap sesuatu hal yang memancing emosi kemarahan.

Kemudian, rasa sepat sebagai simbol agar taat kepada aturan maupun norma-norma yang berlaku. Rasa asin merupakan simbol kebijaksanaan dan rasa manis menandakan kehidupan yang bahagia.

Selesai potong gigi, peserta diminta untuk berkumur. Kemudian, air bekas berkumur dibuang dalam kepala gading dan ditanam di belakang tempat sembahyang keluarga. Tujuan penanaman air bekas kumuran ini untuk menyatukan dengan leluhur.

Properti Metatah

Upacara metatah membutuhkan perlengkapan yang cukup banyak, seperti pahat, kikir, batu asahan, kayu dadap, tebu, sirih, madu, kunyit, kelapa gading, dan masih banyak perlengkapan lainnya.

Tebu dimanfaatkan untuk mengganjal rongga mulut supaya memudahkan proses memotong gigi, selain itu tebu memiliki rasa manis.

Selain tebu, penyangga rongga mulut biasanya menggunakan kayu dadap. Kayu dadap yang disebut kayu dewa ini biasanya digunakan dalam berbagai upacara di Bali.

Peserta potong gigi menggunakan pakaian khusus, yaitu berwarna kuning dan putih.

Tujuan Metatah

Potong gigi dilakukan saat di usia remaja karena upacara metatah ini mengandung ajaran budi pekerti yang tengah dibutuhkan oleh remaja.

Dimana nilai-nilai tersebut akan membentuk kepribadian anak. Nilai-nilai ini merupakan kelanjutan dari nilai-nilai yang diperoleh pada masa bayi dan di dalam kandungan.

Harapannya akan terlahir atau membentuk sosok anak yang suputra atau anak yang baik.

Sehingga, sifat keraksasaan dalam diri manusia perlu dinetralisir dan dikendalikan supaya sifat keraksasaan berubah menjadi sifat-sifat kebaikan. Hal inilah yang menjadi salah satu tujuan hidup.

Makna Metatah

Metatah atau upacara potong gigi mengandung arti yang dalam untuk kehidupan manusia, yaitu:

  • Pergantian perilaku agar menjadi manusia sejati, dimana mereka dapat mengendalikan diri dari godaan nafsu.
  • Untuk memenuhi kewajiban orang tua terhadap anak, sebagai upaya menemukan hakekat manusia sejati.
  • Supaya kelak, orang tua dan anak dapat bertemu kembali di surga setelah meningal dunia.

Sumber:

www.djkn.kemenkeu.go.id dan bobo.grid.id

https://regional.kompas.com/read/2022/10/18/161408778/mengenal-metatah-upacara-potong-gigi-di-bali-dari-pengertian-hingga-tujuan

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke