Salin Artikel

[POPULER NUSANTARA] Menangi Pilkades, Supriyanto Diselamati Ganjar | Ini Sosok Bambang Tri Mulyono

KOMPAS.com - Nama Supriyanto sempat viral di media sosial beberapa waktu lalu.

Supriyanto merupakan calon Kepala Desa (cakades) Kertosari di Kabupaten Pemalang, Jawa Tengah (Jateng).

Usai memenangi pemilihan kepala desa (pilkades), Supriyanto mendapat ucapan selamat dari Gubernur Jateng Ganjar Pranowo.

Berita lainnya, sosok Bambang Tri Mulyono menjadi perbincangan setelah menggunggat ijazah Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang dinilainya palsu.

Belakangan, Bambang ditangkap Badan Reserse Kriminal (Bareskrim) terkait ujaran kebencian dan penistaan agama.

Kakak ipar Bambang, Sutikno, mengaku sebelum adik iparnya diciduk, polisi sempat mencari alamat Bambang di Blora, Jateng, dan bertemu dengan Sutikno sebanyak dua kali.

Berikut berita-berita yang menjadi sorotan pembaca Kompas.com pada Jumat (14/10/2022).

Setelah menang mutlak dalam Pilkades Kertosari, Supriyanto, seorang cakades yang dibiayai warga, mendapat ucapan selamat dari Gubernur Jateng Ganjar Pranowo.

Ganjar memberikan ucapan selamat lewat karangan bunga yang dikirim ke kediaman Supriyanto.

Selain itu, Ganjar juga menyampaikan selamat melalui akun resminya saat mengomentari unggahan video Supriyanto di aplikasi Tiktok.

Supriyanto mengatakan, dirinya kaget dan tak mengira mendapat karangan bunga dari Ganjar Pranowo.

"Awalnya saya enggak percaya, ketika datang saya kira karangan bunga dari siapa. Kaget, enggak percaya karena saya juga siapa, kenal Pak Ganjar juga enggak. Tapi setelah saya lihat, eh bener dari Pak Ganjar," ujarnya, Kamis (14/10/2022).

Baca selengkapnya: Dapat Ucapan Selamat dari Ganjar, Kades yang Namanya Viral dan Menang Mutlak karena Dibiayai Warganya Ini Kaget

Nama Bambang Tri Mulyono menjadi perhatian usai menggugat ijazah Presiden Jokowi. Dia menganggap bahwa ijazah Jokowi palsu.

Publik pun bertanya-tanya, siapakah Bambang Tri Mulyono? Dia merupakan warga kelahiran Blora dan merupakan adik kandung dari politisi Bambang Sadono.

Saat mengunjungi rumah singgahnya di Blora, wartawan sempat bertemu kakak ipar Bambang, Sutikno. Ia menuturkan, sebelum adik iparnya ditangkap, polisi sempat mencari alamat Bambang di Blora. Polisi juga sempat bertemu dengan Sutikno sebanyak dua kali.

"Beberapa hari lalu ada polisi ke sini mencari alamat Bambang Tri dan mengantarkan surat panggilan ke Bareskrim, tapi kan yang bersangkutan enggak ada ya," ucapnya, Jumat.

Sepengetahuan Sutikno, Bambang jarang pulang ke Blora, kurang lebih selama dua tahun terakhir. Sewaktu pulang, ia sering meminta uang, tetapi tidak jelas peruntukannya.

Baca selengkapnya: Ini Sosok Bambang Tri Mulyono, Penggugat Ijazah Jokowi yang Berasal dari Blora versi Anggota Keluarganya

Namun, pengukuhan itu mendapat penolakan dari sejumlah tokoh di Papua. Salah satunya dari tokoh adat Tabi dan Saireri, dua wilayah adat yang ada di Papua.

Yanto Eluay, Ondoafi (kepala suku) sekaligus salah satu tokoh adat Papua asal Sentani, Kabupaten Jayapura, menyampaikan bahwa pengukuhan Lukas Enembe sebagai Kepala Suku Besar Papua tidak bisa diterima.

“Pengukuhan Bapak Gubernur Lukas Enembe sebagai Kepala Suku Besar oleh Dewan Adat merupakan sesuatu tindakan yang merusak tatanan adat,” ungkapnya, Jumat.

Ia menilai, penobatan itu juga mencoreng wibawa masyarakat Papua karena pengangkatan Enembe melanggar aturan. Di samping itu, kepala suku seharusnya adalah panutan bagi masyarakat.

Baca selengkapnya: Pengangkatan Lukas Enembe Jadi Kepala Suku Besar Papua Tuai Penolakan

Tragedi Kanjuruhan menjadi memori kelam bagi para korbannya.

Rusdi salah satunya. Semenjak tiga temannya meninggal akibat insiden tersebut, remaja ini tampak hilir mudik di sekitar Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, Jawa Timur.

Ia tampak seperti orang linglung. Tatapan matanya kosong. Warga Kecamatan Krucil, Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur, ini ternyata sudah berkeliling di Stadion Kanjuruhan selama 10 hari.

"Kami coba tanyai, dia mengaku awalnya sempat pulang (ke Probolinggo) mengantarkan ketiga temannya yang sudah tewas, tapi kembali lagi ke Malang," tutur Suhartini, seorang petugas kebersihan toilet di Stadion Kanjuruhan, Rabu (12/10/2022).

Hampir setiap hari seusai tragedi Kanjuruhan, Suhartini melihat Rusdi menggunakan toilet stadion untuk mandi dan buang air. Awalnya, Suhartini mengira, Rusdi adalah remaja biasa yang datang untuk memanjatkan doa bagi para korban jiwa atau untuk keperluan lainnya.

Baca selengkapnya: Tragedi Kanjuruhan dan Memori Kelam Para Korban...

Irjen Teddy Minahasa ditangkap oleh Divisi Profesi dan Pengamanan (Div Propam) Polri lantaran diduga terkait kasus narkoba.

Teddy merupakan Kapolda Sumatera Barat (Sumbar) yang baru beberapa hari ditunjuk oleh Kapolri sebagai Kapolda Jawa Timur, menggantikan Irjen Nico Afinta.

Padahal, pada Mei 2022, sewaktu menjabat Kapolda Sumbar, Teddy Minahasa pernah membongkar kasus penyalahgunaan narkoba jenis sabu seberat 41,4 kilogram.

Jumlah itu, terangnya, menjadi yang terbesar yang berhasil dibongkar dalam sejarah Polda Sumbar selama ini.

"Ini paling besar dalam sejarah Polda Sumbar. Sebelumnya tahun 2020 di Payakumbuh seberat 7 kilogram," jelasnya pada 21 Mei 2022 di Bukittinggi.

Baca selengkapnya: Jejak Irjen Teddy Minahasa, Mei 2022 Bongkar Peredaran Sabu Terbesar di Sumbar, Oktober Ditangkap Diduga Terkait Narkoba

Sumber: Kompas.com (Penulis: Kontributor Pemalang, Baktiawan Candheki; Kontributor Blora, Aria Rusta Yuli Pradana; Kontributor Jayapura, Roberthus Yewen| Editor: Robertus Belarminus, Ardi Priyatno Utomo, Krisiandi, Pythag Kurniati, Reza Kurnia Darmawan)

https://regional.kompas.com/read/2022/10/15/061600078/-populer-nusantara-menangi-pilkades-supriyanto-diselamati-ganjar-ini-sosok

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke