Salin Artikel

Dari Balik Jeruji, Warga Binaan Lapas Perempuan Semarang Bisa Kirim Uang ke Keluarga dengan Produksi Tas Sulam Pita

SEMARANG, KOMPAS.com - Karya Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP) Lapas Perempuan Kota Semarang tak bisa dipandang remeh.

Meski penuh dengan keterbatasan di balik jeruji, mereka mampu membuat produk sulam pita yang terjual hingga luar negeri.

Kasi Kegiatan Kerja Lapas Perempuan kelas II A Semarang Rini Sulistiyowati mengatakan, saat ini produk warga binaan sudah terjual hingga Kanada.

"Selanjutnya juga akan mendarat  di Belanda dan Qatar," jelasnya saat ditemui di Novotel Hotel Semarang, Rabu (12/10/2022).

Sampai saat ini sudah ada 25 pieces tas sulam pita yang telah dikirim ke Kanada. Puluhan tas sulam pita yang dikirim itu digarap oleh lima warga binaan.

"Waktu penggarapan hanya dua minggu sudah selesai," ujarnya.

Untuk satu produk tas sulam pita ukuran kecil dibandrol dengan harga Rp 235.000. Sementara, untuk tas sulam pita ukuran besar dibandrol Rp 260.000 per pieces.

Saat ini, produk warga binaan Lapas Perempuan Samarang juga tersedia di beberapa toko online. Namun, mayoritas penjualan dari door to door.

"Jadi paling banyak memang dari teman," tambahnya.

Dalam satu bulan, ratusan kerajinan yang dibuat warga binaan Lapas Perempuan Semarang bisa terjual. Saat ini, ratusan warga binaan juga aktif ikut pelatihan.

"Dari 284 warga binaan di Lapas Perempuan kelas II A Semarang sebanyak 170 orang mengikuti kegiatan pelatihan," ujarnya.

Bisa kirim uang ke keluarga

Dari hasil produksi itu, warga binaan mendapatkan keuntungan berupa premi sebagai imbalan.

"Kenapa premi? Karena ini sistemnya diberdayakan beda dengan upah. Lapas itu pemberdayaan bukan diperkerjakan," paparnya.

Dari situ banyak warga binaan yang mengirimkan uang kepada keluarganya yang ada di rumah.

"Banyak yang menabung hasil premi itu untuk dikirim ke keluarga di rumah," ungkapnya.

Dalam satu bulan, rata-rata warga binaan yang aktif produksi di Lapas Perempuan Semarang bisa mendapatkan premi sebesar Rp 600.000.

"Ya sebulan sekitar Rp 500.000 sampai Rp 600.000," imbuhnya.

Selain dikirim ke keluarga, banyak juga warga binaan yang memilih untuk menabung hasil uang tersebut hingga bebas dan tak lagi menjadi warga binaan.

"Beberapa warga binaan ketika sudah bebas masa hukumannya ada yang dapat hingga jutaan saat keluar. Itu bisa buat modal," jelasnya.

Dia menjelaskan, pembagian hasil barang yang telah terjual sudah diatur dan disepakati antara warga binaan dan Lapas Perempuan Semarang.

"Semisal keuntungan produksi 100 maka dibagi 50 persen untuk warga binaan. Sebanyak15 persen Pembagian hasil pendapatan negara bukan pajak (PNBP), sisanya 35 persen untuk pengembangan," paparnya.

https://regional.kompas.com/read/2022/10/12/175154978/dari-balik-jeruji-warga-binaan-lapas-perempuan-semarang-bisa-kirim-uang-ke

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke