Salin Artikel

Mencari Kunci Pintu 13 Saat Kerusuhan di Stadion Kanjuruhan

Sementara lebih dari 300 orang luka-luka. Dari 131 korban tewas, sedikitnya 30 korban adalah anak-anak.

Disebutkan korban terbanyak adalah penonton yang panik menyelamatkan diri dan melalui gate 13 Stadion Kanjuruhan.

Sempat terbuka, namun ditutup dengan gembok hitam

Seorang perempuan dari perwakilan Curva Sud menyebut sempat keluar dari pintu 13 saat pertandingan Arema Vs Persebaya saat memasuki menit ke-85.

Ia kemudian kembali masuk ke dalam stadion saat mendengar ada tembakan gas aair mata. Namun saat akan menyelamatkan diri, ia melihat pintu 13 dari Stadion Kanjuruhan telah dalam kondisi tertutup.

Hal yang sama diceritakan seorang pria dari perwakilan Curva Sud yang mengenakan jaket hitam.

Ia juga sempat keluar dari stadion melewati pintu 13 dan akan kembali masuk saat mendengar tembakan gas air mata.

Namun saat akan masuk, ia melihat pintu tersebut dalam kondisi terkunci daro luar dengan gembok berwarna hitam.

Ia pun mengaku sebagao sosok yang menjebol ventilasi yang berada di samping pintu 13 dari luat agar penonton yang terjebak di dalam bisa keluar.

"Saya yang menjebol (ventilasi di samping) pintu 13 itu. Saya sama tiga orang teman saya," ujarnya.

Ketika berhasil menjebol ventilasi tersebut, pria itu mengaku langsung melihat penonton yang berdesak-desakan ingin keluar.

Saksi ketiga dari Curva Sud yang mengenaka peci hitam juga menceritakan hal yang sama. Ia berencama keluar dari pintu 13 setelah ada tembakan gas air mata dari kepolisian.

Namun karena melihat penonton yang berdesakan, ia memutuskan keluar dari pintu 11.

Ia menangis saat mulai menceritakan kerusuhan di Stadion Kanjuruhan. Sambil terisak, ia mengisahkan puluhan penonton bergelimpangan di Pintu 13.

"Pintu 13, seperti kuburan massal. Banyak anak kecil, korban kebanyakan perempuan. Saya tak kuat," ujarnya dengan suara tercekat.

Saat pertandingan, Eko memilih di luar stadion walau memiliki tiket.

Sesaat setelah peluit tanda akhir pertandingan, ia mendengar tembakan sebanyak lima kali. Ia pun mendengar suara jeritan dan gedoran dari pintu 10.

Di pintu 10, para penonton membuka paksa pintu dan ia melihat puluhan orang lemas serta pingsan.

Ia pun ingat ada banyak suadara dan tetangga yang menonton di Tribune 13 dan ia bergegas menuju ke Pintu 13.

Di sana ia melihat sebagian penonton menjebol ventilasi pada tembok di sampingi pintu agar bisa keluar.

Eko pun berusaha membuka pintu yang terbuat dari besi, namun gagal. Ia segera berlari menemui aparat kepolisian dan TNI yang bertugas untuk meminta bantuan.

Ia juga meminta bantuan petugas medis, namun upayanya sia-sia.

"Tidak dibantu, saya malah nyaris dipukul aparat," ujarnya.

Ia lantas masuk lewat pintu utama dan meminta bantuan petugas dan panitia untuk membantu evakuasi di Pintu 13.

Eko pun membantu evakuasi korban dari dalam dan sejumlah penonton yang tergeletak diangkat ke dalam ruangan.

"Semua pintu keluar tertutup, kecuali Pintu 14," kata dia.

Sejumlah saksi menyebut, gas air mata diarahkan ke tribun 13 sehingga menyebabkan banyak penonton yang panik menyelamatkan diri untuk keluar melewati pintu 13.

Saat pertandingan, ia menonton dari tribun 14. Menurutnya Tribun 1 dan 2 serta Tribun 13 dan 14 yang berada di sebelah Tribun VIP memang kerap diisi para keluarga yang ingin menyaksikan Arema bertanding.

Seperti ribuan penonton lainnya, Aulia ikut menyelamatkan diri saat gas air mata ditembakkan ke arah tribun oleh aparat kepolisian.

Ia pun turun ke tangga keluar pintu 13. Ada 20 anak tangga yang harus dilewati. Pada bagian tengah, terdapat lantai datar sepanjang lebih satu mete.

Aulia mengenang saat di lantai datar tangga itu, para penonton berjatuhan dan saling menimpa.

“Pas [pada bagian] datar ada yang jatuh, lalu ketimpa dari atas dan macet di situ. Padahal ke bawahnya ke tangga tidak ada apa-apa. Jadi menumpuk di tengah.“

Aulia yang berada di tangga atas semakin terdorong ke arah tumpukan. Ketika berdesakan, gas air mata membuat mata Aulia perih dan tidak bisa bernafas.

"Rasanya saat itu seperti nafas di air, susah. Sedetik nafas, ambilnya [udara] sakit. Saya pasrah, kalau mati di sini tak apa-apa,” kenangnya.

Aulia yang terdesak kemudian jatuh tengkurap dan tertumpuk di antara korban lainnya.

”Saya tengkurap, masih sadar, banyak orang injak-injak di atas saya,” katanya. “Tambah banyak, ratusan yang tertumpuk di situ,” katanya.

”Saat itu saya masih sadar, di bawah saya ada orang, di bawah ada lagi, dan lagi. Saya lihat yang paling bawah [tumpukan] sepertinya sudah meninggal, pucat mukanya, anak remaja,” ujar Aulia.

Setelah kejadian itu, Aulia pingsan dan berhasil diselamatkan.

Pria asal Kabupaten Malang, Jawa Timur, ini mengatakan, Sabtu itu, dua anaknya menonton Derbi Jawa Timur dari tribune di dekat pintu 13.

"(Anak saya) adiknya (Nayla) kayak orang diracun (keluar busa), kakaknya (Natasha) hitam keluar darah sampai meninggal, sampai di bajunya darah, posisi tidak bisa menyelematkan diri karena masih kecil," ujarnya, Rabu (5/10/2022).

Tragedi Kanjuruhan juga merenggut nyawa anak dan suami Elmiati.

Hari itu Elmiati dan suaminya datang ke Stadion Kanjuruhan untuk mengantar anak bungsunya berusia 3 tahun yang menggemari sepak bola.

Saat penembakan gas air mata di tribun 13 tempat mereka menonton, Elmiati bersama suami yang menggendong anaknya berusaha menyelamatkan diri.

Mereka pun menelusuri tangga tribune ke arah pintu 13 untuk keluar yang ternyata sudah dipenuhi oleh penonton.

Elmiati dan keluarganya pun ikut berdesakan.

"Posisi saya ada di pinggir di tangga pegangan biru-biru (pegangan anak tangga) itu. Suami saya berada di dekat pintu gerbang. Suami saya berada di baris kedua dekat pintu gerbang (yang tertutup)," jelas dia.

Namun, karena banyaknya massa, Elmiati yang semula berada di belakang suaminya, terpisah. Tubuhnya pun tergencet.

Kala itu, Elmiati sudah pasrah dengan kehidupannya. Pernapasannya sesak akibat paparan gas air mata, sementara tubuhnya karena berdesak-desakan dengan banyak orang.

Di tengah kepasrahannya, tiba-tiba tubuh Elmiati ditarik orang lain agar terhindar dari desakan kerumunan.

Nyawa Elmiati terselamatkan. Namun, tidak dengan anak dan suaminya. Mereka ditemukan dalam kondisi meninggal dunia di dua rumah sakt berbeda pada Minggu (2/10/2022) dini hari.

Abdul Haris memaparkan telah memberikan pengarahan (briefing) tentang pintu di stadion. Menurutnya, pintu harus terbuka 5-10 menit sebelum laga selesai, termasuk pintu 13.

Ketua Panpel Arema FC itu juga sudah berbicara dengan Security Officcer, Suko Sutrisno, agar membuka semua pintu sebelum laga.

Akan tetapi, video yang viral di media sosial menunjukkan pintu 13 terkunci dan membuat penumpukkan massa di area tersebut.

"Begitu juga briefing Pak Suko, saya sampaikan ini laga big match tolong semua pintu terbuka," kata Abdul Haris di Kantor Arema FC, Jumat (7/10/2022).

"Lima menit atau 10 menit pertandingan usai, pintu harus terbuka, itu sesuai dengan prosedur dan harus dilaksanakan," ujar dia.

Sementara menanggapi soal video yang sempat viral, Abdul Haris menekankan untuk melihat melalui CCTV yang terpasang.

"Jadi sesuai SOP, pintu itu semua harus terbuka. Kalau memang ada (pintu terkunci), mohon maaf, oknum yang menutup," terangnya.

"Kan itu ada CCTV, di situ CCTV ada semua, mulai pertandingan, kick-off sampai pertandingan selesai ada. Silakan dibuka CCTV," tegas dia.

Selama pertandingan hingga usai, Abdul Haris mengaku tak berada di lokasi pintu yang tertutup, melainkan di tengah.

Namun, dia tetap mendapat laporan dari Suko Sutrisno bahwa semua pintu telah terbuka.

"Laporan ke saya dari Pak Suko selaku Security Officer bahwa semua pintu dibuka. Tetapi ini sudah masuk dalam materi penyidikan, saya mohon maaf tidak bisa menyampaikan lebih lanjut," katanya.

Selain itu, masih kata dia, Manajer Arema FC, Ali Rifki mengatakan dirinya mendapatkan informasi dari salah satu penonton yang menyampaikan bahwa di menit ke-85 posisi pintu stadion masih terbuka.

"Tidak kebagian tiket belum masuk sampai menit 85, baru dia dapat tiket, dia lari, dia menyampaikan ke saya tadi, dia masuk ke stadion pintu masih terbuka," katanya.

Akan tetapi, pintu stadion tertutup pada saat tragedi.

"Jadi kalau yang disampaikan sebelum peluit berakhir masih terbuka, saya dapat kesaksian dari suporter memang iya, tapi setelahnya tertutup," katanya.

Sebelumnya, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo menyampaikan bahwa tersangka Security Officer, Suko Sutrisno memerintahkan steward untuk meninggalkan pintu gerbang pada saat penonton berupaya meninggalkan stadion.

"Yang seharusnya steward stand by di pintu-pintu tersebut tentunya bisa dilakukan upaya membuka semaksimal mungkin. Kedua, karena pintu masih terbuka separuh, ini menyebabkan penonton berdesakan," kata Kapolri.

Selain itu Ketua Komdis PSSI, Erwin Tobing juga menyalahkan Steward atau Security Officer yang semestinya bertanggung jawab.

Dia juga sudah menanyakan hal tersebut kepada pengelola Stadion Kanjuruhan. Jawaban yang didapatkan bahwa kunci pintu diberikan kepada panitia setiap ada pertandingan.

"Saya tanya ke saudara Aris ke pengelola stadion kanjuruhan, jawabannya 'Pak, dalam setiap event kita berikan ke panitia kuncinya'. Siapa (ketua) panitianya? saudara Abdul Haris," kata Erwin di Kota Malang pada Selasa (4/10/2022).

Kemudian dia menanyakan kepada Ketua Panitia Pelaksana, masih soal siapa yang memegang kunci tersebut.

Erwin mendapat jawaban bahwa kunci tersebut dipegang oleh Steward atau Security Officer.

"Siapa yang pegang (kuncinya)? Steward atau Security Officer, saya tanya, jawabannya 'oh saya buka' tapi faktanya tidak terbuka pintunya, kenapa tidak dibuka ? nah ini suatu kelalaian," katanya.

Kelalaian itu membuat adanya penumpukan ribuan suporter saat asap dari gas air mata menyebar. Kondisi tersebut terjadi di tribun bagian selatan dengan kondisi pintu 11-13 yang diduga tertutup.

"Nah terjadi penumpukan masal, terlihat video beredar, bagaimana orang minta tolong tetapi pintu tidak terbuka," katanya.

Juru Bicara Komdis PSSI, Ahmad Riyadh mengatakan bahwa seharusnya pintu tribune dibuka saat 10 menit pertandingan sebelum berakhir.

"Kadang-kadang panpel juga lihat situasi, (dikhawatirkan) penonton di luar bisa nyerbu ke dalam, pertimbangan itu, sehingga disamakan saat peluit akhir kurang dua menit baru dibuka," katanya.

SUMBER: KOMPAS.com 

https://regional.kompas.com/read/2022/10/08/111800278/mencari-kunci-pintu-13-saat-kerusuhan-di-stadion-kanjuruhan

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke