Salin Artikel

Di Gresik, Wapres Dengarkan Keluhan Pengusaha Sarang Burung Walet

Agenda Wapres di Gresik diawali dengan menunaikan ibadah shalat Jumat di Masjid Jami' Gresik.

Setelah itu, Wapres beserta rombongan kemudian menuju ke salah satu pabrik sarang burung walet yang terletak di Desa Golokan, Kecamatan Sidayu, Gresik.

Pada kesempatan ini, Wapres berdialog dengan para pelaku UMKM sarang burung walet.

Kepada para pelaku UMKM sarang burung walet, Wapres menyatakan, pemerintah akan membantu mencarikan solusi terkait pemasaran produk sarang burung walet.

Wapres menilai, sarang burung walet memiliki potensi besar bisa menyejahterakan masyarakat. 

"Karena itu, pemerintah mengambil beberapa kebijakan untuk memperluas pasar, kemudian memberikan bimbingan teknis, juga mendorong supaya permodalan bisa diberikan melalui KUR dan berbagai hal," ujar Ma'ruf Amin.

Dalam kesempatan ini, Wapres juga menyebutkan, industri sarang burung walet memiliki pasar yang luas.

Bahkan, hingga menembus pasar China. Padahal, untuk dapat mengekspor barang ke China saat ini syaratnya cukup rumit. Untuk itu, pengiriman harus melalui Hong Kong. Risikonya, barang menjadi lebih murah. 

Ma'ruf meminta kepada para pelaku UMKM sarang burung walet di Gresik untuk menginventarisasi masalah dan hambatan yang ditemui pada saat ekspor, kemudian menyampaikan kepada pemerintah.

Sambil mencari jalan keluar, pemerintah akan terus memperbaiki pengelolaan industri sarang burung walet.

Meski demikian, Ma'ruf tetap memberikan apresiasi kepada para pelaku industri sarang burung walet.

Dikarenakan, pengolahan tidak mudah namun mereka dapat menghasilkan produk berkualitas.

Wapres berharap, generasi muda turut mengelola dan memanfaatkan potensi sarang burung walet.

Dalam dialog itu, salah seorang pengusaha sarang burung walet di Gresik, Wahyudi Husein mengatakan, adanya nota kesepahaman (MoU) antara Indonesia dan Hongkong, membuat pengusaha dan para pelaku UMKM sarang burung walet asal Indonesia 'kurang leluasa' dalam memasarkan produk yang dihasilkan.

"Harus ditinjau kembali aturan itu, tadi Wapres juga baru tahu tentang aturan itu. Mestinya sudah direview, karena biasanya setiap lima tahun itu ada review," ucap Wahyudi.

Wahyudi menjelaskan, semula ekspor sarang burung walet ke China berjalan lancar. Hingga kemudian terbit MoU tersebut pada 2012. 

Dalam MoU itu ada ketentuan yang membuat para pengusaha dan pelaku UMKM sarang burung walet kesulitan dan tidak leluasa akibat aturan yang diterapkan cukup ketat.

Di antaranya, mengenai batas kandungan nitrit yang harus di bawah 30 ppm, serta keharusan bagi rumah burung walet untuk teregistrasi.

https://regional.kompas.com/read/2022/09/30/213927878/di-gresik-wapres-dengarkan-keluhan-pengusaha-sarang-burung-walet

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke