Salin Artikel

Sopir Angkot Ini Tolak Pemberian Uang Rp 3 Juta dari Dedi Mulyadi, Ini Penyebabnya

KOMPAS.com - Atep, sopir angkutan kota di Subang, Jawa Barat, menolak permintaan Dedi Mulyadi untuk mengantarkannya dengan upah Rp 3 juta.

Ia menolak upah tersebut demi menjaga kepercayaan para pelanggannya yang merupakan para pegawai pabrik di Subang.

Kisah ini bermula Dedi Mulyadi berkeliling Subang pada Senin (12/9/2022). Di perjalanan ia melihat angkot warna biru dengan kaca stiker bergambar wajahnya lengkap dengan tulisan "Dangian Ki Sunda" dan pepatah Sunda "Dituntun ku Santun, Dipiara ku Rasa, Dilatih ku Peurih, Diasuh ku Lungguh, Diasah ku Kanyaah, Disipuh ku Karipuh".

Saat angkot tersebut terjebak kemacetan, Dedi yang biasa mengenakan iket warna putih naik dengan mengenakan topi putih langsung ke bangku penumpang depan angkot dan membuat kaget sang sopir.

Namun sopir tak mengenali penumpang itu adalah Dedi Mulyadi karena berpakaian seperti preman.

Angkot tersebut melayani rute Subang-Tanjungsiang. Hanya saja saat itu ia hendak mengambil orderan para karyawan sebuah pabrik di Subang.

“Sekarang baru dapat Rp 250.000 itu untuk setor dan bensin. Untuk pulang (untung) ambil dari carteran karyawan,” ujar Atep dilansir Kompas.com dari kanal YouTube Kang Dedi Mulyadi.

Anggota DPR yang akrab disapa Kang Dedi ini pun meminta Atep untuk mengantarnya ke daerah Kalijati dengan bayaran Rp 300.000. Namun Atep menolak karena merasa memiliki tanggung jawab pada para pelanggannya.

Karena ditolak, Dedi lantas menaikkan tawarannya hingga Rp 3 juta. Namun lagi-lagi sopir tersebut menolaknya dengan alasan yang sama.

“Nggak bisa, Pak, karena saya tanggung jawab ke langganan. Saya tidak boleh mengecewakan pelanggan,” ujarnya.

Meski Atep hanya mendapat Rp 10.000 per orang dari carteran karyawan, namun itu rutin setiap hari. Sementara pemberian jutaan tersebut tak akan pernah terulang kembali.

“Bapak kan bisa alasan ke karyawan kalau angkot mogok atau ada yang sakit,” ujar Dedi kembali menawari uang jutaan rupiah.

“Nggak boleh, Pak. Itu berbohong. Kecuali memang fakta keluarga ada yang sakit baru boleh. Kalau bohong saya gak mau,” timpal sang sopir.

Obrolan pun beralih ke soal stiker yang ditempel di kaca belakang angkot. Menurut sang sopir stiker itu ia sengaja tempel karena terinspirasi oleh sosok Dedi Mulyadi. Sementara Atep sendiri tidak sadar bahwa orang yang diajak berbicara itu adalah Dedi Mulyadi.

Kang Dedi Mulyadi kembali menawari Atep untuk mengantarnya ke Kalijati dengan bayaran Rp 3 juta. Namun lagi-lagi tawaran itu ditolak.

“Maaf enggak, Pak. Buat saya kepercayaan pelanggan lebih utama,” ujarnya.

Singkat cerita Kang Dedi Mulyadi meminta angkot itu berhenti. Ia meminta sopir menjelaskan arti stiker yang ditempel di angkotnya.

Setelah cukup panjang menjelaskan makna stiker tersebut, tiba-tiba Kang Dedi Mulyadi memberikan uang jutaan rupian yang sebelumnya ditawarkan pada sopir tersebut.

“Bapak kenal saya?” ujar Kang Dedi sambil membuka topinya.

Sontak sopir pun kaget karena orang yang dari tadi duduk bersamanya adalah Dedi Mulyadi.

“Oh Pak Haji,” ucapnya sambil langsung menangis memeluk Kang Dedi Mulyadi.

“Bapak sehat terus, bapak orangnya jujur dan baik. Salam untuk istri dan keluarga semua. Ini contoh bagi sopir yang lain, uang tidak ada artinya dibanding sikap,” pungkas Kang Dedi Mulyadi seraya meninggalkan lokasi.

https://regional.kompas.com/read/2022/09/15/212806978/sopir-angkot-ini-tolak-pemberian-uang-rp-3-juta-dari-dedi-mulyadi-ini

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke