Salin Artikel

Loenpia Gang Lombok, Lumpia Legendaris di Semarang yang Umurnya Ratusan Tahun

SEMARANG, KOMPAS.com- Semarang dikenal dengan julukan Kota Lumpia sebagai kuliner khasnya.

Di antara banyaknya kedai lumpia di Semarang, ada salah satu kedai yang punya cerita unik dan menarik. Kedai tersebut bernama Loenpia Semarang Gang Lombok.

Sesuai dengan namanya, letak kedai ini ada di kawasan Pecinan Semarang, tepatnya di Gang Lombok, Nomor 11, Purwodinatan, Kota Semarang.

Bangunannya tidak megah, di pojok sisi jalan, bersebelahan dengan Kelenteng Tay Kak Sie.

Beberapa orang tampak duduk mengantre di depan besek-besek yang tertata rapi di atas meja.

Tidak heran, lumpia Gang Lombok kerap ramai pembeli lantaran citra rasa yang terjaga keasliannya sejak ratusan tahun lalu lamanya.

Hal tersebut diungkapkan oleh pengelola Loenpia Gang Lombok generasi keempat, Untung Usodo.

Dirinya menyebut, kedai yang berukuran kira-kira 3 x 4 meter ini berdiri sejak tahun 1800-an.

Awal mulanya, kedai mungil ini didirikan oleh pasangan Tjoa Thay Joe dari Tiongkok dan Mbok Wasih dari Semarang.

Perpaduan olahan makanan dari Tionghoa dan Jawa itu akhirnya menghasilkan lumpia yang khas dan bertahan hingga sekarang.

"Dari dulu sampai sekarang biasa-biasa saja. Ya begini saja dengan konsisten resep dan rasa yang turun temurun dari dulu," jelas Untung kepada Kompas.com, Jumat (9/9/2022).

Lebih jelas Untung menuturkan, isian lumpia Gang Lombok ini dilengkapi dengan campuran udang, telur, dan rebung.

Tentu, seluruh proses pembuatan lumpia ini masih dilakukan dengan cara manual, yaitu dengan bantuan tangan-tangan manusia.

"Yang pertama, rebung harus dirajang dulu, dicuci lalu dimasak. Terus masak yang kedua dicampur dengan udang dan telur. Lalu dibungkus dengan kulit lumpia. Kalau rasa, kita khasnya ada bau-bau sangitnya," jelas dia.

Di Lumpia Gang Lombok ini, Untung menjajakan 2 jenis lumpia, yaitu lumpia basah dan goreng. Ukurannya juga standar, tidak terlalu besar, tidak pula kecil. Untuk satu lumpia dihargai Rp 20.000.

Uniknya, lumpia yang sudah siap lantas dikemas dengan besek, untuk porsi lima sampai sepuluh lumpia.

Sedangkan untuk porsi satu hingga empat lumpia, dibungkus dengan plastik mika.

"Kalau lumpia basah dibungkus daun pisang dulu. Kalau goreng, dilapisi minyak," jelas dia.

Sementara itu, ketahanan lumpia juga berbeda. Lumpia basah dapat bertahan hingga 12 jam di luar kulkas, namun bisa bertahan hingga satu minggu jika disimpan di dalam kulkas. Sedangkan lumpia goreng, bisa bertahan selama 24 jam.

Lantaran demikian, Untung mengatakan, saat menggoreng lumpia, tidak perlu menyalakan api yang tinggi.

"Langsung goreng sekitar dua sampai lima menit saja. Apinya jangan besar besar, nanti jadinya gosong," tutur dia.

Di samping itu, dalam satu porsinya, ditambahkan pula pelengkap lumpia seperti acar, cabe, daun bawang, dan olahan bumbu bernahan dasar tepung tapioka.

Loenpia Semarang Gang Lombok ini bisa memproduksi 300 lumpia setiap harinya. Tak heran, pembeli dengan cepat silih berganti memburu makanan khas Semarang satu ini.

"Kebanyakan orang yang datang dari luar kota, luar Jawa. Yang kasihan itu misal ada orang yang sudah sampai sini malah kehabisan," pungkas dia.

https://regional.kompas.com/read/2022/09/09/182809178/loenpia-gang-lombok-lumpia-legendaris-di-semarang-yang-umurnya-ratusan

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke