Salin Artikel

Upaya Pelestarian Bahasa Nenek Moyang, Suku Dayak Agabag Miliki Alkitab Berbahasa Dayak Agabag

Injil dengan bahasa daerah Dayak Agabag, dibuat dengan sejumlah tujuan, antara lain, memudahkan para sesepuh yang biasanya lebih memahami bahasa daerah ketimbang bahasa Indonesia, sekaligus melestarikan bahasa nenek moyang agar tak lekang oleh zaman.

"Dari dulu, bahasa Agabag hanya diucapkan secara lisan, tidak pernah ditulis dimanapun. Kini bahasa itu dilestarikan lewat Al Kitob (Alkitab dalam bahasa Agabag)," ujar Pendeta Tini, Minggu (4/9/2022).

Pendeta yang mengabdikan diri di Gereja Kristen Pemancar Injil (GKPI) Lumbis, Nunukan, ini menuturkan, butuh proses tidak mudah dan waktu lumayan panjang, untuk menerjemahkan Injil Lukas, ke dalam bahasa Dayak Agabag.

Inspirasi Injil bahasa Agabag, diinisiasi pihak Gereja, yang prihatin terhadap kelestarian dan keberlangsungan bahasa Dayak Agabag.

Perubahan zaman dan era teknologi, membuat generasi Agabag larut dalam peradaban dan dikhawatirkan tidak lagi menggunakan bahasa daerah dalam pergaulan.

Awalnya, ada 5 bahasa Dayak yang direkomendasikan. Masing-masing Suku Agabag, Suku Bulusu, Suku Kenyah Lepo’ke, Suku Lundayeh, dan Suku Punan.

"Kami menggandeng Gereja Kemah Injil Indonesia (GKII) dan Yayasan Kartika Daya. Dilakukanlah survei untuk menguji seberapa kuat bahasa bahasa itu wilayah yang merupakan perbatasan RI–Malaysia," lanjutnya.

Akhirnya bahasa Agabag menjadi pilihan dalam penerjemahan Injil Lukas.

Masing-masing tokoh dari 5 suku tersebut, masuk dalam tim penerjemah. Dan membutuhkan waktu hampir 4 tahun untuk menyelesaikan terjemahan Injil Lukas dalam bahasa Dayak Agabag.

Seremoni sebagai syukur dan apresiasi atas Kitob Lukas berbahasa Agabag dilakukan. Serah terima dilakukan dengan mengundang Pendeta mewakili Kristen Protestan, dan Pastor untuk mewakili Kristen Katolik.

Injil berbahasa Dayak Agabag lalu dikirim ke Gereja di wilayah pedalaman Kalampising, dengan cara menggunakan perahu dayung oleh beberapa tokoh Kristen setempat.

"Mereka melantunkan Agukuumalid, sebuah tembang alam berisi puji pujian dan syukur terhadap pencipta. Dulu Agukuumalid ditembangkan leluhur, ketika menang perang. Dengan berdayung, lagu tersebut menjadi pesan untuk warga di pinggir pinggir sungai, bahwa kemenangan sudah diperoleh," urainya.

Kitob atau Kitab Injil Lukas versi Agabag ini segera dicetak sekitar 1.000 buah, untuk dibagikan pada warga warga Agabag melalui gereja gereja setempat.

https://regional.kompas.com/read/2022/09/05/074537078/upaya-pelestarian-bahasa-nenek-moyang-suku-dayak-agabag-miliki-alkitab

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke