Salin Artikel

Harga BBM Naik, Pengemudi Ojol dan Sopir Angkot "Menjerit"

KOMPAS.com - Harga bahan bakar minyak (BBM) naik per Sabtu (3/9/2022) pukul 14.30 WIB. Kenaikan harga berlaku untuk BBM jenis Pertalite, Pertamax, dan Solar.

Kenaikan harga BBM dikeluhkan oleh pengemudi ojek online (ojol) dan sopir angkot.

Ali, pengemudi ojol di Kota Semarang, Jawa Tengah, mengaku kecewa dengan kenaikan harga BBM.

Menurutnya, meski harga BBM naik, sementara tarif ojol tetap sama, akan berdampak pada penghasilan kelompok pengemudi ojol.

"Katanya kalau BBM naik, tarif ojol juga bakal naik. Mana, sampai sekarang ongkos ojol masih sama," ujarnya, Sabtu.

Untuk menunjang pekerjaanya selama sehari, pria yang bekerja sebagai pengemudi ojol sejak 2018 ini mengaku sering membeli BBM sebesar Rp 23.000 atau setara tiga liter.

Akan tetapi, setelah harga BBM naik, ia yakin ongkos bensin dengan nominal serupa tak bakal cukup menunjang mobilitasnya.

Senada dengan Ali, Nisar juga mengeluhkan hal yang sama.

"Ini terlalu berat, mestinya pemerintah memikirkan dampaknya ke sektor transportasi termasuk driver ojol seperti kami," ucapnya.

Nisar mengatakan, dalam sehari, ia kerap mengeluarkan Rp 20.000 untuk membeli BBM. Nominal tersebut kurang lebih setara 2,3 liter.

Erik, pengemudi ojol di Bandung, Jawa Barat, menilai kenaikan harga BBM tidak menguntungkan bagi orang-orang yang berprofesi sama dengannya.

"Mungkin kurang menguntungkan bagi saya yang driver tentunya, dibanding tarif yang saya dapatkan," ungkapnya, Sabtu, dikutip dari Kompas TV.

Tak cuma pengemudi ojol, sopir angkot juga mengeluhkan soal kenaikan harga BBM.

Khairil Hermansyah, sopir angkot di Bogor, Jawa Barat, menuturkan, kenaikan harga BBM bakal berdampak pada argo angkot.

Dalam skala lebih luas, harga BBM yang naik dikhawatirkan menimbulkan gejolak pada masyarakat. Menurutnya, masyarakat yang baru saja sembuh dari pandemi Covid-19, menghadapi kesulitan baru, yakni kenaikan harga BBM.

"Udah mah tahun lalu kita susah, sekarang dibikin susah lagi. Ibarat kata, baru napas, udah disumbat lagi hidung kita. Mati pelan-pelan kalau begini," tuturnya, Sabtu.

Sebagai antisipasi, Khairil hanya bisa memberi semangat pada diri sendiri. Dengan begitu, ia berharap bisa mengurangi kecewa.

"Kita hanya lebih semangat lagi aja kerjanya, kang, karena kan kalau udah naik begini bakal terdampak semuanya, enggak cuman saya," terangnya.

Imbas harga BBM naik, sopir angkutan umum di Kabupaten Garut, Jawa Barat, berencana mogok massal pada Senin (5/9/2022).

Ketua Organisasi Angkutan Daerah (Organda) Kabupaten Garut Yudi Nurcahyadi menjelaskan, mogok massal ini juga dipicu oleh keterlambatan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Garut dalam menyusun formulasi kenaikan tarif angkutan umum usai harga BBM naik.

“Jauh-jauh hari begitu ada wacana kenaikan BBM, kita sudah ajak Pemda duduk bersama menyusun formulasi kenaikan tarif,” bebernya, Minggu (4/9/2022).

Yudi mengungkapkan, kabar kenaikan harga BBM yang berembus sejak beberapa waktu lalu harusnya disikapi Pemkab Garut dengan menyusun formulasi kenaikan tarif angkutan umum di Garut.

“Salah satu sektor yang paling terdampak dari kenaikan BBM ini kan angkutan umum, harusnya sudah ada langkah antisipasi,” tandasnya.

Dia menerangkan, aksi mogok massal angkutan umum di Garut akan berlangsung hingga ada ketetapan kenaikan tarif angkutan umum yang diputuskan pemerintah daerah.

Sebagai informasi, usai harga BBM naik, Pertalite menjadi Rp 10.000 per liter, Solar Rp 6.800 per liter, dan Pertamax Rp 14.500 per liter.

Sumber: Kompas.com (Penulis: Kontributor Semarang, Titin Anis Fauziyah; Kontributor Kabupaten Bogor, Afdhalul Ikhsan; Kontributor Garut, Ari Maulana Karang | Editor: Reni Susanti, Andi Hartik), Kompas TV

https://regional.kompas.com/read/2022/09/04/144500978/harga-bbm-naik-pengemudi-ojol-dan-sopir-angkot-menjerit-

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke