Salin Artikel

Puluhan Hektare Sawah Tadah Hujan di Reroroja NTT Terancam Gagal Panen, Ini Penyebabnya

Dominikus De (72) petani setempat mengatakan, area pertanian di lokasi itu didominasi sawah tadah hujan dan tidak memiliki sarana irigasi yang memadai.

"Banyak padi yang tidak tumbuh subur dan kerdil. Tanahnya sudah mulai retak-retak. Tahun ini gagal panen," ujar Dominikus saat ditemui, Kamis (1/9/2022).

Dominikus menuturkan, para petani pernah mengusulkan kepada pemerintah untuk membangun irigasi tersier ke setiap petak sawah.

"Yang terjadi selama ini saat musim hujan, air itu terpecah-pecah dan langsung ke petak tetapi masuk ke dalam tanah. Sehingga tidak bisa liter air ke area persawahan. Kita sudah usulkan itu," ujarnya.

Dominikus menambahkan, luas lahan pertanian di wilayah itu mencapai 400 hektare. Namun yang bisa dimanfaatkan petani hanya 200 hektare.

"Semua memang buka petak tapi tidak bisa terairi. Kita harap pemerintah bisa memperhatikan kebutuhan petani," ujarnya.

Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Sikka, Yohanes Emil Satriawan mengatakan, ancaman gagal panen disebabkan karena ketiadaan air.

Apalagi saat ini memasuki musim kemarau.

"Sehingga sumber air kering. Maka dampaknya terhadap produktivitas pertanian," ujar Satriawan saat dihubungi.


Meski demikian, pihaknya telah menyarankan para petani untuk menanam tanaman tahan panas seperti, jagung dan kacang-kacangan.

Terkait permintaan petani untuk membangun jaringan tersier, Jemi berjanji memperhatikan hal tersebut. Pihaknya juga akan berkoordinasi dengan Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR).

"Banyak saluran rusak tapi itu kewenangan PUPR. Sehingga kita akan berkoordinasi untuk bisa memperbaiki dan membangun jaringan irigasi di Persawahan Duli," pungkasnya.

https://regional.kompas.com/read/2022/09/01/112531078/puluhan-hektare-sawah-tadah-hujan-di-reroroja-ntt-terancam-gagal-panen-ini

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke