Salin Artikel

Cosplay Semarang, Wadah Hobi Anak Muda untuk Berkreasi dan Mengekspresikan Diri

Di Kota Semarang contohnya, tidak sedikit anak muda yang memilih berdandan ala cosplay (costume player, pemain kostum) untuk menghibur banyak orang atau pun memenuhi kepuasan diri.

Biasanya, cosplayer (orang yang berdandan cosplay) identik dengan kostum-kostum unik, sepatu necis, riasan wajah dan rambut yang menarik, hingga aksesoris yang elok nan menawan.

Tak jarang dandanan cosplayer tersebut diambil dari visualisasi industri hiburan budaya Eropa, Jepang, China ataupun negeri sendiri, Indonesia.

Satu hal yang menarik dari cosplay, para cosplayer bebas mewujudkan karakter tokoh dari film, series, games, ataupun komik.

Koordinator Cosplay Semarang, Alif Resy Martin, menuturkan, ada beberapa hal yang dipersiapkan untuk menjadi seorang cosplayer.

Di antaranya yaitu kostum, wig rambut, dan make up khusus cosplayer.

"Tapi syarat awalnya, mereka tahu karakter apa yang disenangi. Karena harus benar-benar disiapkan," jelas Alif saat ditemui Kompas.com belum lama ini.

Beragam dandanan diadopsi untuk diwujudkan sebagai karya nyata. Artinya, cosplayer mengkreasikan segala jenis tatanan hingga gaya berpakaian.

Alif menyebut, tren tokoh cosplayer dapat berubah tiap waktunya, sesuai film atau pun games yang sedang populer.

Awalnya, cosplayer memang identik dengan karakter anime Jepang. Namun seiring berjalannya waktu, cosplayer berkembang dengan karakter tokoh film seperti Marvel, Gundala, atau pun tokoh games seperti Mobile Legend.

Dengan itu, Alif berharap, stigma masyarakat dapat berubah bahwa cosplay tidak melulu tentang Negeri Sakura.

"Dulu memang identik dengan jepang-jepangan. Memang kebanyakan wibu, tapi kita ingin mendobrak stigma itu," jelas dia.

Sementara itu, Alif menyebut, peminat cosplayer di Semarang dalam kurun waktu 13 tahun ini mengalami peningkatan pesat.

Dirinya mengatakan, sejak berdirinya Cosplay Semarang tahun 2009 lalu, peminat cosplayer didominasi oleh kalangan muda, mulai dari siswa Sekolah Menengah Atas (SMA), mahasiswa, hingga pekerja muda.

"Antusias anak muda sekarang sangat luar biasa. Awarenessnya makin tinggi, makin bervariasi, kemudahan untuk bercosplay juga berpengaruh karena bisa langsung sewa," tutur Alif.

Merebak setelah pandemi

Pandemi covid-19 sangat berpengaruh terhadap aktivitas segala sektor, tak terkecuali komunitas hobi. Tak heran, cosplayer di Semarang juga sempat sepi dan tidak beroperasi.

Koordinator Cosplay Semarang yang tak mau disebutkan namanya ini menuturkan, beberapa kali diadakannya event cosplayer di tahun 2022 ini, mulai mendapat antusiasme yang tinggi oleh masyarakat.

"Sudah 2 tahun serba online, begitu ada event offline wah ternyata masyarakat kangen dengan event-event cosplay," tutur dia.

Salah satu contoh antusiasme itu dibuktikan dengan adanya event Infinifest pada 20-21 Agustus lalu.

Dirinya mengaku, event yang digelar 2 hari itu bisa mendatangkan puluhan ribu pengunjung dan ratusan partisipan cosplayer.

"Kalau dihitung dari counter mallnya, hari pertama ada 12 ribu pengunjung, hari kedua 13 ribu. Jadi memang sangat di luar ekspektasi. Yang cosplayer ada sekitar 105 orang," tutur dia.

Menurut dia, pergeseran generasi juga berpengaruh pada perkembangan cosplayer di Semarang. Pasalnya, generasi yang lekat dengan gadget ini lebih cepat menerima asimilasi budaya.

"Bener-bener anak muda sekarang itu generasi yang clean dan fresh. Spiritnya keluar, mereka mudah mengekspresikan diri," pungkas dia.

https://regional.kompas.com/read/2022/09/01/060700878/cosplay-semarang-wadah-hobi-anak-muda-untuk-berkreasi-dan-mengekspresikan

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke