Salin Artikel

Kampung Kapitan: Sejarah, Daya Tarik, Harga Tiket, dan Jam Buka

KOMPAS.com - Kampung Kapitan terletak tepi Sungai Musi atau Jalan KH Azhari, Kelurahan 7 Ulu, Kecamatan Seberang Ulu I, Palembang, Sumatera Selatan.

Letak Kampung Kapitan tepatnya di sebelah Pasar 7 Ulu dan dapat dilihat dari atas Jembatan Ampera.

Kampung Kapitan yang berada di tengah pemukiman padat bersebelahan dengan Benteng Kuto Besak. Luas Kampung Kapitan 165,9 x 85,6 meter.

Dahulu Kampung Kapitan merupakan tempat pertama kali keturunan Tionghoa di Palembang.

Sejarah Kampung Kapitan

Kampung Kapitan muncul pada saat runtuhnya Kerajaan Sriwijaya pada abad ke XI serta munculnya Dinasti Ming (Cina) pada abad XIV.

Pada saat itu, Kerajaan Cina membentuk lembaga dagang yang salah satunya berpusat di Palembang, alhasil banyak pedagang Cina yang menetap dan menikah dengan gadis Palembang.

Salah satunya adalah kepala kantor cabang Cina terkenal yang bernama Lioang Taow Ming.

Lioang Taow Ming adalah orang yang memiliki pengaruh kuat di komunitas Cina.

Pada masa kolonial, Belanda mengangkat perwira Cina yang berpangkat Mayor untuk mengatur wilayah 7 Ulu, mereka dikenal sebagai Mayor Tumenggung dan Mayor Putih.

Kemudian, jabatan diwariskan secara turun-temurun kepada pewarisnya, yaitu Tjoa Kie Tjuan (1830).

Tjoa Kie Tjuan adalah pimpinan masyarakat Cina Palembang pertama, ia memiliki gelar mayor. Masa kepemimpinannya dari tahun 1830-1855 di kawasan 7 Ulu.

Setelah itu, tampuk kepemimpinan diteruskan oleh putranya yang bernama Tjoa Han Him, dengan pangkat kapiten atau kapten menggantikan ayahnya.

Tjoa Han Him diberikan wewenang dan kebebasan untuk mengatur wilayahnya sendiri. Ia juga dipercaya mengawasi pajak.

Pada masa kepemimpinan Tjoa Han Him, daerah ini diberi nama Kampung Kapitan yang merupakan gelar serta julukannya.

Mulanya, pemerintah Belanda memberikan wilayahnya karena khawatir dengan golongan keturunan Cina di Palembang.

Dalam perjalanannya, masyarakat Cina menjadi perantara perdagangan dan mendapatkan posisi istimewa dalam pemerintahan Belanda.

Daya Tarik Kampung Kapitan

Awalnya, Kampung Kapitan terdiri dari beberapa bangunan, namun saat ini tertinggal dua bangunan rumah. Bangunan yang tersisa berupa rumah panggung yang dipadukan dengan gaya kolonial.

Sayangnya, bangunan yang telah berusia 300 tahun ini kurang terurus, baik pada bagian luar maupun interiornya.

Perabotan kuno yang tersisa berupa menja abu, altar sembahyang, dan beberapa foto kapitan.

Saat ini, Kampung Kapitan yang dibangun pada tahun 1644 dilanjut oleh generasi ke-13. Sayangnya, keturunan Tjoa Han Him banyak yang merantau keluar Palembang.

Walaupun begitu, Kampung Kapitan tetap dibuka untuk umum karena ada Hulu Balang yang menjaga.

Kampung Kapitan ditetapkan sebagai lokasi wisata oleh Menteri Kebudayaan Republik Indonesia pada tahun 2008.

Harga Tiket Kampung Kapitan

Harga tiket masuk Kampung Kapitan sebesar Rp 5.000 per orang. Di tempat wisata ini juga tersedia penyewaan pakaian untuk foto, seperti kebaya.

Sebagai ongkos sewa, wisatawan dapat membayar biaya sewa secara sukarela.

Jam Buka Kampung Kapitan

Jam buka Kampung Kapitan mulai pukul 09.00 - 17.00 WIB, kawasan wisata ini buka setiap hari.(Editor: Candra Setia Budi)

Sumber:

regional.kompas.com dan tribunsumselwiki.tribunnews.com

https://regional.kompas.com/read/2022/08/19/063200278/kampung-kapitan--sejarah-daya-tarik-harga-tiket-dan-jam-buka

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke