Salin Artikel

Suami Terkena PHK, Sekelompok Ibu-ibu di Semarang ini Malah Sukses Jualan Jamu Beromzet Rp 6 Juta Per Bulan

Sejumlah perempuan yang didominasi oleh ibu-ibu itu terlihat mengaduk-aduk sebuah cairan yang dicampur dengan kunir asam, beras kencur, dan gula asam untuk dibuat jamu.

Mereka mempunyai tugas masing-masing. Ada yang bertugas mengaduk dan yang lainnya bertugas untuk pengemasan dan pemasaran.

Mereka sudah memproduksi jamu sejak adanya pandemi, tepatnya setelah suami mereka terkena dampak PHK oleh perusahaan.

Sri Muryati yang menjadi ketua produksi jamu mengatakan, mayoritas mereka merupakan istri dari suami yang terdampak PHK selama pandemi.

"Kita namakan jamu produksi kita Jamu Kobe-08," jelasnya saat ditemui di rumahnya, Sabtu (6/8/2022).

Awalnya, bisnis jamu tersebut hanya untuk mengisi waktu luang sambil membantu perekonomian keluarga agar dapur tetap mengebul.

Namun, lama-lama dirasa menguntungkan, akhirnya sekelompok perempuan yang berada di Kelurahan Bangetayu itu mulai serius untuk memproduksi jamu.

"Dari produksi jamu itu, mereka bisa bertahan agar kebutuhan sehari-hari tercukupi," ujarnya.

Berjalannya waktu, kini mereka sudah mempunyai enam varian jamu dengan aneka rasa dalam bentuk cair di botol maupun secara instan.

"Kalau yang tahan lama itu yang instan itu. Soalnya itu bubuk. Kalau yang cair harus cepat dikonsumsi," kata Sri.

Awalnya, sekelompok perempuan itu tak mempunyai pengetahuan untuk produksi jamu. Mereka rela mendatangkan pengajar dari luar agar produksi tak sembarangan.

"Kita juga ikut pelatihan bagaimana meracik jamu. Pokoknya kita diajarin pengajar itu dari awal proses produksi hingga akhir bisa dikonsumsi," paparnya.

Sampai saat ini, omzet penjualan jamu tersebut rata-rata Rp 6 juta per bulan dengan penjualan 800-1.000 pack atau botol dan jamu instan.

"Kalau penjualan paling banyak saat kemarin selama pandemi kasusnya masih tinggi. Banyak permintaan konsumen semakin membludak," imbuhnya.

Awalnya, jamu tersebut hanya dijual secara offline. Pembeli harus datang ke rumah Sri jika ingin membeli jamu. Namun, Sekarang pemasaran jamu tersebut sudah semakin luas.

"Sekarang kita jual secara online juga," ujarnya.

Sejauh menjual secara online dan offline, Jamu Kobe-08 juga sudah bekerja sama dengan 20 toko yang masih berada di area sekitar Kecamatan Genuk.

“Kita juga buka reseller agar usaha jamu ini tetap eksis dan berjalan,” paparnya.

Sementara itu, salah satu anggota, Eni menambahkan, dengan bisnis jamu tersebut dia bisa membantu agar ekonomi keluarga bisa stabil.

"Pas pandemi penghasilan suami saya berkurang banyak. Makannya dengan jualan jamu ini sangat membantu," imbuhnya.

Dia berharap jamu kobe-08 ini dapat berkembang pesat. Menurutnya, produksi jamu bisa dimanfaatkan ibu rumah tangga sepertinya.

"Kalau seperti ini tak harus berangkat kerja. Jadi bisa dikerjakan dari rumah atau di lokasi yang dekat dengan rumah" paparnya.

https://regional.kompas.com/read/2022/08/06/135551478/suami-terkena-phk-sekelompok-ibu-ibu-di-semarang-ini-malah-sukses-jualan

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke