Salin Artikel

Demam Citayam Fashion Week di Kota Semarang, Hadirkan Tema Bervariasi Tiap Minggunya

Gelaran yang dinamai Semarang Fashion Week ini memanfaatkan zebra cross saat Car Free Day (CFD) di kawasan Simpang Lima Semarang.

Tak hanya anak-anak, puluhan remaja hingga orang dewasa juga antusias mengikuti gelaran Semarang Fashion Week.

Penggagas Semarang Fashion Week, Bambang RSD, menuturkan, kegiatan ini ditujukan sebagai ruang berekspresi sekaligus ajang menunjukkan keberanian masyarakat Kota Semarang dalam berpenampilan.

Menurut fotografer asal Semarang itu, adanya fenomena Citayam Fashion Week menjadi salah satu motivasi terkuat diselenggarakannya fashion on the street di Kota Semarang.

“Wah ini kok fashion on the street booming lagi. Pasti orang-orang akan tertarik. Mungkin ada pro kontra karena dirasa mengganggu lalu lintas, makanya saya memilih di zebra cross saat CFD,” tutur Bambang kepada Kompas.com, Senin (1/8/2022).

Usut punya usut, Kota Semarang ternyata pernah menyelenggarakan fashion on the street pada 15 tahun silam. Namun karena masih minim publikasi, tidak banyak masyarakat yang mengetahui adanya peragaan model di jalanan saat itu.

“Dulu adanya masih koran. Orang-orang yang tidak langganan koran, ya tidak tahu. Karena sekarang sosial media melejit, masyarakat yang tahu Citayam Fashion Week pasti antusias datang ke sini,” jelas fotografer fashion itu.

Sementara itu, Bambang mengatakan, awalnya, dirinya hanya menggandeng lima model dari salah satu agensi model di Kota Semarang. Namun seiring berjalannya waktu, Semarang Fashion Week mulai menrik perhatian sejumlah masyarakat yang mengunjungi CFD Simpang Lima Semarang.

Dengan itu, tanbah Bambang, Semarang Fashion Week dipersilakan bagi siapapun yang ingin tampil berlenggak-lenggok mengenakan busana modis menyeberangi zebra cross Simpang Lima Semarang.

"Siapapun boleh jadi model, berani jalan, berani malu, ngetes keberanian, ya disitulah tempatnya. Melatih untuk berani tampil di depan orang banyak," tutur Bambang.

Menariknya, tidak hanya model catwalk saja yang berani menunjukkan aksinya. Namun banyak masyarakat awam yang menyusul dengan gaya dan kemampuan sekadarnya.

Bambang menyebut, disana, masyarakat awam juga mendapat edukasi dari agensi model. Mulai dari bagaimana cara berjalan, bahkan bergaya layaknya model catwalk.

"Banyak masyarakat awam yang tampil dapat tepuk tangan meriah dari orang-orang. Dengan itu kan dia bangga. Ini perannya jadi wadah bantuan kepada masyarakat umum yang ingin bergaya dan berjalan di catwalk," tutur dia.

Kedepannya, imbuh Bambang, Semarang Fashion Week akan menampilkan tema fashion yang berbeda tiap minggunya. Seperti momen 17 Agustus dengan nuansa merah putih, ataupun fesyen lain dengan khas Semarangan.

"Yang saya nilai bukan berapa jumlah orang yang ikut. Tapi antusias orang yang nonton kemudian ikut jalan. Karena tidak semua orang berani seperti itu," tutur Bambang.

Salah satu peserta Semarang Fashion Week, Marsya Aulia, mengaku, gelaran tersebut memberikan sensasi tersendiri bagi dirinya.

Terlebih, momen tersebut merupakan pertama kali dirinya tampil bergaya dan berjalan di tengah keramaian CFD.

"Saya jadi tertantang, karena merupakan hal baru. Biasanya tampil di catwalk beneran. Sekarang di jalan raya," tutur Marsya.

Selain itu, menurut siswi kelas 12 itu, Semarang Fashion Week bisa membantu menggali potensi modelling dan fashion masyarakat Kota Semarang.

"Bagus, karena bisa menjadi ajang kreativitas dan menggali potensi," pungkas dia.

https://regional.kompas.com/read/2022/08/01/195610978/demam-citayam-fashion-week-di-kota-semarang-hadirkan-tema-bervariasi-tiap

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke