Salin Artikel

Bocah 4 Tahun di Jambi Tewas di Septic Tank, Warga Patungan untuk Biaya Otopsi

JAMBI,KOMPAS.com -  K (3 tahun 10 bulan), balita yang ditemukan tewas di dalam septic tank di Kecamatan Kota Baru, Kota Jambi pada Senin (25/7/2022) telah diotopsi.

Hasil otopsi mengungkap adanya tanda-tanda bekas pelecehan seksual dan pembunuhan.

Pihak keluarga merasa beruntung karena warga bersedia membantu lewat patungan untuk membayar biaya otopsi demi mengungkap kasus kematian K.

Bagi keluarga K yang tercatat sebagai keluarga pra sejahtera, biaya otopsi sebesar Rp 6 jutaan amat besar.

Effendi yang merupakan kakek K mengatakan, saat cucunya ditemukan tewas di dalam septic tank, dirinya hanya mengantongi uang tak sampai Rp 1 juta.

Effendi mengaku baru membawa jasad K ke RSUD Abdul Manap untuk diotopsi dua hari kemudian atau pada Rabu (27/7/2022), dibantu ketua RT tempatnya tinggal.

Alasan jasad K baru dilakukan otopsi dua hari setelah ditemukan karena keluarga dan warga masih urun dana untuk membayar biaya otopsi.

"Kami (keluarga) tidak punya biaya untuk bayar otopsi. Makanya kami melakukan penggalangan dana," kata Effendi di rumahnya, Kamis (28/7/2022).

Awalnya, urun dana hanya di tingkat RT 28, tempat tinggalnya saja. Namun uangnya belum cukup. Sehingga penggalangan dana diperluas sampai tingkat Kelurahan Rawasari.

"Saat perluasan ini, banyak dana yang masuk dan terkumpul. Tidak hanya di Kelurahan Rawasari, ada juga dari (Kelurahan) Sungaikambang dan tempat-tempat lainnya," kata Effendi.

Penggalangan dana yang berjalan sekitar 2 hari ini, berhasil mengumpulkan uang sebesar Rp 6,21 juta.

Effendi mengatakan, otopsi akan mempercepat pengungkapan kasus. Dia juga berharap tidak ada korban pelecehan seksual lain seperti cucunya.

"Ini perbuatan keji dan predator. Jangan sampai ada Keke Keke yang lain. Jangan ada korban lagi. Kami mohon kepada Pak Polisi, tangkap pelaku secepatnya," kata Effendi.

Hal senada diungkap Ketua RT 28 Kelurahan Rawasari, Helmi. Dia mengatakan penggalangan dana ini bentuk dukungan warga untuk meringankan beban keluarga. Sehingga kasus kematian K yang penuh kejanggalan dapat terungkap dengan jelas.

Keluarga K, kata Helmi, tercatat sebagai keluarga pra sejahtera dan penerima bantuan. Sehingga untuk membayar biaya otopsi, mereka sangat kesulitan.

Awalnya tidak mudah juga menggalang dana, tetapi setelah kematian K muncul di media, banyak orang simpati dan memberikan dukungan agar kasus terungkap dengan jelas.

Entah karena pihak rumah sakit mengetahui status keluarga K yang tercatat sebagai keluara pra sejahtera atau karena simpati, biaya rumah sakit yang awalnya Rp 6 jutaan, turun setengahnya menjadi Rp 3,860 juta.

"Biaya Rp 3,860 juta itu biaya otopsi dan termasuk juga biaya ambulans Rp 200.000," kata Helmi.

"Kami bersyukur biayanya turun. Sehingga sisa uang penggalangan dana dapat digunakan keluarga untuk keperluan lain," sambung dia.

Otopsi korban K

Otopsi jasad K dilakukan pada Rabu (27/7/2022) sejak pukul 7.00 hingga 10 WIB.

"Dokter menjelaskan kalau di tubuh K ada bekas lebam di bawah mata, kemudian kepala bagian belakang remuk, serta lehernya patah. Selain itu itu ada jejak pelecehan seksual," kata Effendi.

Ia mengatakan hasil otopsi di RSUD Abdul Manap, ditemukan lebam di bawah mata, bagian kepala belakang remuk dan lehernya patah.

Dugaannya, kata Effendi, K memang dibunuh lalu dimasukkan dalam septic tank. Selain itu, hasil otopsi menerangkan ada kekerasan seksual, pada bagian kemaluan K.

https://regional.kompas.com/read/2022/07/29/111957478/bocah-4-tahun-di-jambi-tewas-di-septic-tank-warga-patungan-untuk-biaya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke