Salin Artikel

6 Peninggalan Kerajaan Sunda, Ada Prasasti yang Ditemukan di Lampung

KOMPAS.com - Kerajaan Sunda merupakan pecahan dari Kerajaan Tarumanegara.

Nama raja pertama Kerajaan Sunda adalah Tarusbawa, yang diangkat menjadi raja pada tanggal 18 mei 669 Masehi.

Sunda sebagai nama kerajaan terdapat dalam dua batu prasasti yang terletak di lokasi yang berbeda, yaitu daerah Bogor dan Sukabumi.

Kerajaan Tarumanegara pecah menjadi dua pada tahun 670 Masahi, saat Kerajaan Tarumanegara berada di bawah kepemimpinan Tarusbawa yang tidak lain adalah menantu Raja Linggawarna, raja terakhir seblum terjadi perpecahan.

Raja Linggawarna merupakan raja terakhir sebelum Kerajaan Tarumanegara pecah.

Perpecahan Kerajaan Tarumanegara menjadi Kerajaan Sunda dan Kerajaan Galuh. Sungai Citarum menjadi pembatas antara Kerajaan Sunda dan Kerajaan Galuh.

Kerajaan Sunda memiliki peninggalan candi yang lebih sedikit dibandingkan kerajaan di Jawa Tengah atau Jawa Timur, karena masyarakat Sunda hidupnya tidak menetap.

Kerajaan Sunda memiliki sejumlah peninggalan yang masih dapat dilihat hingga kini.

Berikut ini sejumlah peninggalan Kerajaan Sunda.

Peninggalan Kerajaan Sunda

1. Prasasti Cikapundung

Batu prasasti ini diperkirakan telah ada sejak abad ke-14.

Dalam prasasti ini terdapat tulisan dengan huruf Sunda kuno dan gambar telapak tangan, telapak kaki, dan wajah.

Kalimat dalam prasasti itu berbunyi "unggal jagat jalmah hendap".

Saat ditemukan, prasasti memiliki panjang 178 cm, lebar 80 cm, dan tinggi 55 cm.

2. Prasasti Pasir Datar

Prasasti Datar ditemukan pada tahun 1872.

Prasasti Datar ini ditemukan di perkebunan kopi, Pasir Datar, Cisande, Sukabumi.

Saat ini, prasasti yang terbuat dari batu alam ini disimpan ke Museum Nasional Indonesia.

3. Prasasti Perjanjian Sunda-Portugis

Prasasti Perjanjian Sunda-Portugis mempunyai bentuk seperti tugu batu.

Prasasti yang ditemukan pada tahun 1918 memiliki sebuah tanda perjanjian Kerajaan Sunda dan kerajaan Portugal.

Tempat pembangunan benteng dan gudang untuk Portugis merupakan lokasi pendirian prasasti ini.

Saat ini, prasasti ini disimpan di Museum Nasional Republik Indonesia, sedangkan replikanya dapat dilihat di museum sejarah Indonesia.

4. Prasasti Huludayeuh

Prasasti Huludayeuh terletak di tengah sawah di Kampung Huludayeuh, Desa Cikalahang, Kecamatan Sumber atau Kecamatan Dukupuntang (setelah terjadi pemekaran), Cirebon.

Warga setempat telah mengetahui keberadaan prasati, namun para ahli baru mengetahui prasasti tersebut pada September 1991.

Batu prasasti ini memiliki tinggi 75 cm, lebar 36 cm, dan 20 cm.

Sayangnya saat ditemukan, prasasti dalam kondisi yang tidak utuh. Kondisi ini menyebabkan isi dalam prasasti itu tidak dapat diketahui seluruhnya.

5. Prasasti Ulubelu

Prasati Ulubelu merupakan salah satu prasasti peninggalan Kerajaan Sunda. Diperkirakan, prasati ini sudah ada sejak abad ke 15 M

Prasasti ditemukan pada tahun 1936, keberadaan prasasti ditemukan di Ulubelu, Desa Rebangpunggung, Kotaagung, Lampung.

Penemuan prasati di Lampung, karena Kerajaan Sunda tersebar hingga ke Lampung.

Sejarahwan juga menyakini bahwa prasasti ditulis menggunakan huruf Sunda kuno.

Prasasti ini berisi mantra permintaan tolong pada dewa-dewa, terutama Batara Guru (Siwa), Brahma, dan Wisnu.

Pertolongan juga ditujukan pada penguasa air, tanah, maupun pohon untuk menjaga keselamatan dari musuh.

6. Prasasti Kebon Kopi II

Prasasti Muara atau prasasti kebon kopi II merupakan peninggalan Kerajaan Sunda.

Nama Kebon Kopi II karena jarak prasasti ini dekat dengan Prasasti Kebon Kopi I, hanya sekitar satu kilometer.

Prasasti Kebon Kopi II ditemukan sekitar abad ke-19 di Kampung Pasir Muara, Desa Ciaruteun Ilir, Cibungbulang, Bogor, Jawa Barat.

Prasati yang ditulis dengan bahasa Melayu Kuno berisi tentang raja Sunda yang menduduki kembali tahtanya sekitar tahun 932 Masehi.

Sumber:

www.gramedia.com dan www.unpad.ac.id

https://regional.kompas.com/read/2022/07/27/063000278/6-peninggalan-kerajaan-sunda-ada-prasasti-yang-ditemukan-di-lampung

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke