Salin Artikel

7 Biografi Singkat Pahlawan Nasional Asal Jawa Tengah

KOMPAS.com - Jasa dan pengorbanan para pahlawan telah berhasil mengantarkan Indonesia menjadi negara yang merdeka dan berdaulat.

Hasil dari perjalanan panjang perjuangan merebut kemerdekaan di berbagai daerah salah satunya adalah peristiwa proklamasi kemerdekaan pada tahun 1945.

Pemerintah Indonesia memberikan gelar pahlawan nasional atas tindakan yang dianggap heroik yang dapat dikenang dan diteladani sepanjang masa bagi warga masyarakat lainnya atau berjasa sangat luar biasa bagi kepentingan bangsa dan negara.

Terkait pemberian gelar pahlawan nasional, persyaratannya telah diatur dalam UU No. 20 Tahun 2009 tentang Gelar, Tanda Jasa, dan Tanda Kehormatan.

Beberapa tokoh dari Jawa Tengah juga telah tercatat namanya dan diberi gelar sebagai pahlawan nasional.

Dilansir dari laman Direktorat Kepahlawanan, Keperintisan, Kesetiakawanan dan Restorasi Sosial (K2KRS) Kementerian Sosial, berikut adalah biografi singkatnya.

Jenderal Gatot Soebroto adalah sosok pahlawan nasional kelahiran 10 Oktober 1907 di Banyumas, Jawa Tengah.

Beliau adalah salah satu tokoh dalam perjuangan militer Indonesia, dan telah menjadi tentara pada 3 zaman, yaitu zaman Belanda, zaman Jepang, dan zaman kemerdekaan.

Semasa hidup beliau pernah menjabat sebagai Panglima Tentara & Teritorium (T&T) IV Diponegoro, wakil staf Kepala Angkatan Darat.

Gatot Subroto juga menjadi penggagas berdirinya Akademi Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (AKABRI).

Jenderal Gatot Soebroto wafat pada usia 54 tahun pada 11 Juni 1962 dan dimakamkan di Ungaran Timur, Semarang.

Jenderal Gatot Soebroto kemudian ditetapkan menjadi pahlawan nasional pada 18 Juni 1962 melalui SK No.222 Tahun 1962.

Dr. Cipto Mangunkusumo (Tjipto Mangunkusumo) adalah sosok pahlawan nasional kelahiran 4 Maret 1886 di Pecangakan, Ambarawa, Semarang.

Beliau adalah seorang dokter, wartawan, sekaligus tokoh pergerakan nasional kemerdekaan Indonesia.

Bersama dengan Ernest Douwes Dekker dan Ki Hadjar Dewantara, mereka dikenal dengan sebutan “Tiga Serangkai” yang membentuk Indische Partij atau partai IP.

Ia juga terlibat dalam organisasi Boedi Oetomo dan mengusulkannya untuk dijadikan sebagai organisasi politik.

Dr. Cipto Mangunkusumo wafat pada usia 57 tahun pada 8 Maret 1943 dan dimakamkan di Ambarawa, Semarang.

Dr. Cipto Mangunkusumo kemudian ditetapkan menjadi pahlawan nasional pada 2 Mei 1964 melalui SK No.109 Tahun 1964.

Dr. Moewardi adalah sosok pahlawan nasional kelahiran 30 Januari 1907 di Pati, Jawa Tengah.

Beliau adalah lulusan STOVIA yang kemudian menjadi anggota Jong Java dan ikut mengikrarkan Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928.

Beliau sempat menjadi Ketua Barisan Pelopor pada 1945 di Surakarta. Sosoknya juga turut terlibat dalam peristiwa Proklamasi 17 Agustus 1945.

Dr. Moewardi wafat pada usia 41 tahun pada 13 Oktober 1948 karena menjadi korban pemberontakan PKI di Madiun.

Setelah diculik keberadaan jasad maupun makam Dr. Moewardi tidak dapat ditemukan hingga kini.

Dr. Moewardi kemudian ditetapkan menjadi pahlawan nasional pada 4 Agustus 1964 melalui SK No.190 Tahun 1964.

Jenderal Soedirman adalah sosok pahlawan nasional kelahiran 24 Januari 1916 di Purbalingga, Jawa Tengah.

Beliau adalah Panglima Besar Tentara Nasional Indonesia pertama yang disebut Tentara Keamanan Rakyat (TKR).

Jabatan tersebut ia dapatkan setelah sukses memimpin pertempuran Ambarawa pada 15 Desember 1945, yang membuat Sekutu mundur dari Ambarawa ke Semarang.

Ketika Belanda melancarkan Agresi Militer II untuk menduduki Yogyakarta, Panglima Besar Jenderal Soedirman memutuskan untuk memimpin gerilya meski dalam keadaan sakit.

Jenderal Soedirman wafat pada usia 34 tahun pada 29 Januari 1950 dan dimakamkan di TMPN Kusuma Negara, Yogyakarta.

Jenderal Soedirman kemudian ditetapkan menjadi pahlawan nasional pada 10 Desember 1964 melalui SK No.314 Tahun 1964.

Urip Sumohardjo adalah sosok pahlawan nasional kelahiran 22 Februari 1893 di Purworejo, Jawa Tengah.

Beliau adalah sosok pemimpin Tentara Keamanan Rakyat RI yang pertama sebelum kemudian dijabat oleh Jenderal Soedirman.

Sosoknya dikenal sebagai peletak dasar-dasar berkembangnya TKR (Tentara Keamanan Rakyat) yang kemudian menjadi ABRI (Angkatan Bersenjata Republik Indonesia).

Urip Sumohardjo wafat pada usia 55 tahun pada 17 November 1948 dan dimakamkan di TMPN Kusuma Negara, Yogyakarta.

Jenderal Urip Sumohardjo kemudian ditetapkan menjadi pahlawan nasional pada 10 November 1964 melalui SK No.314 Tahun 1964.

Raden Adjeng Kustiyah Wulaningsih Retno Edi atau dikenal sebagai Nyi Ageng Serang adalah sosok pahlawan nasional kelahiran 1762 di Serang, Purwodadi, Jawa Tengah.

Beliau adalah salah satu panglima dalam perang melawan kolonial Belanda pada Perang Diponegoro.

Meskipun merupakan putri bangsawan, ia turut bergabung dalam pelatihan kemiliteran dan siasat perang bersama dengan para prajurit pria.

Peperangan pertama yang ia ikuti adalah bersama dengan ayahnya, Pangeran Natapraja dan semenjak itulah ia maju berperang dengan gagah berani.

Nyi Ageng Serang wafat pada usia 76 tahun pada 1838 dan dimakamkan di Kulon Progo, Yogyakarta.

Nyi Ageng Serang kemudian ditetapkan menjadi pahlawan nasional pada 13 Desember 1974 melalui SK No.084/TK/1974.

Raden Ajeng Kartini atau RA Kartini adalah sosok pahlawan nasional kelahiran 21 April 1879 di Jepara, Jawa Tengah.

Beliau adalah pelopor kebangkitan perempuan pribumi dan sosok pahlawan emansipasi wanita.

Kartini ingin mengangkat derajat kaum wanita melalui pendidikan dan kerap berbagi tulisan dan pemikirannya melalui surat-surat yang ia kirimkan kepada temannya seorang Belanda Stella Zeehandelar.

Habis Gelap Terbitlah Terang menjadi buku himpunan surat Kartini yang dibukukan oleh J.H. Abendanon dengan judul Door Duisternis Tot Licht.

RA Kartini wafat pada usia 25 tahun pada 17 September 1904 dan dimakamkan di Bulu, Rembang.

RA Kartini kemudian ditetapkan menjadi pahlawan nasional pada 2 Mei 1964 melalui SK No.108 Tahun 1964.

Sumber:
indonesiabaik.id
direktoratk2krs.kemsos.go.id

https://regional.kompas.com/read/2022/07/24/171929578/7-biografi-singkat-pahlawan-nasional-asal-jawa-tengah

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke