Salin Artikel

Geliat Komunitas Skateboard di Semarang, Beraktivitas Tanpa Dukungan Fasilitas

Tak hanya di bidang seni, sosial, dan pendidikan, kini banyak anak muda yang berkembang di komunitas skateboard sebagai tempat menyalurkan hobi.

Perkembangan pehobi skateboard di Kota Semarang itu terbukti dengan adanya Ikatan Semarang Skateboard (ISS), sebuah komunitas yang sudah berdiri sejak 1995.

Ketua ISS Yoki Afikar mengatakan, anggota komunitas skateboard di Kota Semarang itu selalu bertambah setiap tahunnya.

Tidak hanya kalangan muda, bahkan peminat skateboard saat ini datang dari kalangan anak-anak.

“Sekarang anak-anak di usia kurang dari 7 tahun juga sudah pada main skateboard. Setiap tahun bertambah, di komunitas juga terus berkembang,” tutur Yoki kepada Kompas.com, Sabtu (16/7/2022).

Terlebih, imbuh Yoki, skateboard menjadi salah satu cabang olahraga baru di pertandingan dunia. Tak bisa dipungkiri, peminat skateboard di Kota Semarang semakin bertambah banyak.

Terlepas dari itu, Yoki menuturkan, di Kota Semarang belum ada fasilitas khusus semacam skatepark, tempat untuk berlatih para skateboarder.

Hal tersebut menjadi salah satu penghalang bagi para pehobi skateboard untuk mengembangkan kemampuannya.

“Ada satu, tapi seperti CSR di lapangan Tri Lomba Juang. Bukan diperuntukkan secara serius untuk skateboard,” jelas Yoki.

Tidak hanya itu, Yoki dan kawan-kawan komunitasnya itu kerap mendapat teguran bahkan usiran untuk tidak bermain skateboard di lapangan ataupun taman-taman jalanan.

“Sering diusir, karena memang bukan tempatnya. Kadang di lapangan basket, tapi kan fungsi utamanya buat latihan basket. Jadi seadanya saja, kalau ada tempat dipakai,” ucap Yoki.

Hal senada juga disampaikan oleh Ketua Harian Komunitas Indonesia Skateboard (KIS) Jawa Tengah, Aziz Mamun.


Menurut Aziz, sapaan akrabnya, fasilitas lapangan skateboard di Kota Semarang belum cukup membantu para pehobi skateboard untuk berlatih dan bermain skateboard.

Bahkan, di sejumlah tempat perkumpulan anak muda pehobi skateboard seperti, Pasar Johar, Meteseh, Tembalang, Simpang Lima, dan Ngaliyan hanya memanfaatkan lapangan basket, tanah kosong, waduk, hingga jalanan sepi untuk bermain skateboard.

“Dulu ada fasilitas dari pemerintah di Taman Indonesia Kaya. Tapi itu tidak ada 2 minggu sudah remuk,” jelas Aziz.

Lebih jelas Aziz mengatakan, dukungan-dukungan kecil seperti adanya fasilitas skatepark sangat mempengaruhi perkembangan kemampuan para skateboarder, khususnya di Kota Semarang.

“Utamanya main skateboard itu di fasilitas. Sekarang skateboard jadi olahraga. Misal dikata sering ngerusakin fasilitas umum, ya karena kami tidak diberi fasilitas,” pungkas dia.

https://regional.kompas.com/read/2022/07/17/080129878/geliat-komunitas-skateboard-di-semarang-beraktivitas-tanpa-dukungan

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke