Salin Artikel

Harga Cabai di Nunukan Meroket hingga Rp 200.000 Per Kg, Ini Penyebabnya

Salah seorang pedagang sayuran di Pasar Sentral Inhutani, Najwan mengatakan, kenaikan harga terjadi usai Hari Raya Idul Adha 1443 H. Hal ini dikarenakan kapal dari Sulawesi belum masuk Nunukan.

"Selesai hari raya kurban belum ada kapal masuk, jadinya yang ada hanya cabai lokal dan harganya sampai Rp 180.000 saat ini," ujarnya, Rabu (14/7/2022).

Harga ini terbilang tinggi karena di waktu normal. Pasalnya, harga cabai lokal dijual Rp 80.000 per kilogram. Sementara harga cabai asal Sulawesi, biasanya dijual dengan harga Rp 40.000 per kilogram.

Najwan mengatakan, ketersediaan cabai lokal juga sangat minim, terlebih saat ini musim penghujan.

"Selain karena kapal dari Sulawesi belum masuk, cabai lokal juga terbatas. Saat ini, bahkan kenaikan harga terjadi dalam hitungan jam," imbuhnya.

Pedagang sayur lain, Rohani, juga membenarkan bahwa kenaikan harga cabai yang terhitung cepat di pasar sentral tradisional ini.

Ia mengatakan, kenaikan harga cabai di Nunukan memang karena belum masuknya suplai dari Sulawesi dan pasokan petani lokal yang sedikit.

"Sebenarnya sejak sebelum lebaran haji, harga cabai sekitar Rp 120.000 sampai Rp 130.000. Sekarang makin mahal karena cuma ada cabai lokal," katanya.

Rohani, bahkan menjual cabainya Rp 200.000 per Kg. Harga tinggi, membuat pembeli lebih memilih belanja per genggam dengan harga Rp 20.000 untuk sekali masak.

"Ada saja yang beli kalau cabai. bagaimana mereka bisa masak tanpa cabai. Hanya saja belinya sedikit saja karena mahal,"kata Rohani.

https://regional.kompas.com/read/2022/07/13/121002678/harga-cabai-di-nunukan-meroket-hingga-rp-200000-per-kg-ini-penyebabnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke