Salin Artikel

Jalur Pendakian Gunung Tilongkabila Gorontalo Ditutup Usai 2 Mahasiswa Asma dan Hipotermia Saat Mendaki

GORONTALO, KOMPAS.com –  Balai Taman Nasional Bogani Nani Wartabone (TNBNW) menutup jalur pendakian ke Gunung Tilongkabila pascaterjadinya musibah hipotermia dan penyakit asma yang menimpa mahasiswa pecinta alam dari Universitas Negeri Gorontalo (UNG).

Penutupan jalur pendakian yang disukai mapala ini dilakakukan Seksi Pengelolaan Taman Nasional (SPTN) 1 Limboto Taman Nasional Bogani Nani Wartabone melalui surat yang dikeluarkan pada Selasa (28/6/2022).

“Penutupan ini kami lakukan untuk menghindari terjadinya kejadian serupa dan terjadinya pendakian ilegal,” kata Bagus Tri Nugroho Kepala SPTN 1 Balai TNBNW, Rabu (29/6/2022).

Bagus Tri Nugroho menambahkan penutupan ini berlaku hingga waktu yang belum ditentukan.

Bagus juga menjelaskan Balai TNBNW sejak lama berencana menutup jalur pendakian ini.

Jalur ini sejak lama digunakan sejumlah komunitas pecinta alam secara ilegal untuk naik ke Gunung Tilongkabila.

“Kami juga menganggap belum siap untuk mengelola jalur pendakian ini,” ujar Bagus Tri Nugroho.

Bagus Tri Nugroho mengakui jalur ini sejak lama digunakan para pendaki, namun di lokasi pintu masuk ini belum ada pelayanan dari Balai TNBNW sehingga semua yang masuk melalui jalur ini pada waktu itu tidak memiliki izin.

Sejak bertugas di SPTN 1 Bagus Tri Nugroho telah membuat penertiban kegiatan pihak luar di dalam kawasan konservasi ini melalui prosedur dan regulasi.

Menurutnya para pendaki di jalur ini memaksakan diri dengan dalih berwisata, pendidikan dan latihan dasar pecinta alam atau lainnya.

Sebelumnya diberitakan pada hari Jumat (24/6/2022) terjadi musibah saat 15 orang mahasiswa pecinta alam (Mapala) dari Universitas Negeri Gorontalo melakukan pendakian.

Satu orang atas nama Dea Nanda Doke mengalami hipotermia dan seorang lagi terkena asma saat mendaki Gunung Tilongkabila.

Mereka dievakuasi tim gabungan dari Kantor Pencarian dan pertolongan, TNI/Polri, Indonesian Escorting Ambulance (IEA), Badan Penanggulangan bencana Daerah (BPBD), Radio Antar Penduduk Indonesia (RAPI) keesokan harinya.

Ke-15 orang mahasiswa tersebut mulai melakukan pendakian pada Kamis (23/6/2022), mereka berangkat pukul 04.00 Wita. Keesokan harinya pukul 10.00 Wita Dea Nanda Doke mengalami kelelahan. Mereka beristirahat sambil menunggu Dea Nanda Doke pulih.

Kejadian ini terjadi pada ketinggian 701 meter. Kondisi Dea Nanda Doke tidak pulih, suhu tubuhnya menurun dan disertai batuk darah. Rombongan ini akhirnya dapat dievakuasi turun untuk mendapatkan pertolongan medis.

Ternyata 15 orang pendaki ini berasal dari beberapa embaga, meskipun yang menyurat resmi ke Resor Bone adalah Mapala Belantara, yang lain berasal dari Mapala Butaya Nusa, keduanya dari Universitas Negeri Gorontalo, sementara komunitas li Bante sebanyak 3 orang.

“Hanya Mapala Belantara yang minta izin melalui surat,” kata Ferdiyanto Podungge, Kepala Resor Bone.

Resor  Bone merupakan satuan kerja dari SPTN 1 Limboto.

Ferdiyanto Podungge menjelaskan hanya ada 1 jalur pendakian menuju ke Gunung Tilongkabila, yang masuk melalui Lombongo.

Rombongan mapala ini saat terjadi musibah berada di pos 1 yang jaraknya sekitar 4 jam perjalanan kaki dari kampung terakhir. 

https://regional.kompas.com/read/2022/06/29/231811678/jalur-pendakian-gunung-tilongkabila-gorontalo-ditutup-usai-2-mahasiswa-asma

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke