Salin Artikel

Sempat Jaya pada Masanya, Kini Pasar Kambing Semarang Hanya Tinggal Kenangan

Sebuah tempat yang dulunya dijadikan pusat transaksi jual beli hewan kurban tersebut terletak di Gang Jomblang Legok, Candisari, Kota Semarang, Jawa Tengah.

Namun, eksistensi Pasar Kambing saat ini mulai redup. Tempat yang dulunya selalu ramai dengan suara sapi, kerbau dan kambing itu mulai sepi.

Bahkan, pedagang yang bertahan di tempat tersebut bisa dihitung jari. Kini, Pasar Kambing benar-benar hening.

Pedagang kambing, Ahmad Faisal merupakan salah satu orang yang masih bertahan berjualan hewan kurban di Pasar Kambing.

"Saya puluhan tahun sudah bantu Ibu berjualan di sini," jelasnya saat ditemui Kompas.com, Selasa (28/6/2022).

Sekitar medio 1960 silam, banyak lapak pedagang kambing memenuhi sepanjang pinggiran Jalan Tentara Pelajar hingga pertigaan Tanah Putih.

"Kalau patung di pertigaan itu dibangun sekitar 1996, sebagai monumen," ucapnya.

Menurutnya, banyak pedagang mulai berkurang sejak 2000-an. Hal itu disebabkan banyak pedagang yang memilih berjualan di lokasi lain.

"Sekarang ada yang jualan di Kecamatan Ngaliyan, Gunungpati dan beberapa daerah lain. Kalau dulu terpusat di sini," kata dia.

Sampai saat ini, hanya tinggal tiga orang penjual kambing, termasuk Faisal. Meski sudah mulai sepi, setiap hari dirinya tetap berjualan di Pasar Kambing.

"Dulu dari Boyolali, Mranggen juga pada jualan di sini," paparnya.

Menjual makanan siap saji

Karena sepi, kini Faisal mencoba bisnis yang lain. Selain menjual kambing hidup, dia juga menjual daging siap saji untuk kebutuhan aqiqah.

Selain untuk aqiqah, dia juga menyediakan daging kambing siap saji untuk acara-acara yang lain seperti hajatan, pernikahan dan sunatan.

Bahkan, saat ini Faisal sudah mendapatkan pesanan sebanyak 20 ekor untuk acara aqiqah di Kota Semarang.

"Sekarang ini, saya sudah dapat pesanan 20 ekor untuk aqiqah," lanjutnya.

Saat ini, berbisnis daging kambing cukup berisiko karena wabah penyakit mulut dan kuku (PMK). Faisal beruntung masih banyak warga yang percaya dengan daging kambing miliknya.

"Kita tetap selektif dan memperhatikan kesehatan kambing sebelum saya jual," kata Faisal.

Untuk menjaga kesehatan kambing, Faisal menggunakan resep turun-temurun dari keluarganya untuk menjaga kesehatan kambing yang dia jual.

"Pake resep secara turun-temurun saya," paparnya.

Sementara itu, salah satu warga Kecamatan Mijen, Kota Semarang Adi Mungkas mengaku penasaran dengan keberadaan Pasar Kambing.

"Saya ke sini penasaran katanya Pasar Kambing ini bersejarah," katanya saat ditemui di lokasi.

Dia menyayangkan kondisi Pasar Kambing saat ini yang sudah mulai sepi. Menurutnya, Pasar Kambing bisa diaktifkan kembali karena bersejarah.

"Dulu kakek saya kalau mau cari hewan kurban di sini," kata dia.

Adi sengaja datang ke Pasar Kambing dengan temannya. Selain penasaran, dia juga berniat untuk mengabadikan Pasar Kambing yang sempat jaya pada 90-an itu.

"Kebetulan saya juga suka sejarah jadi kalau jadi nanti saya dokumentasikan sekalian," imbuhnya.

https://regional.kompas.com/read/2022/06/29/072434478/sempat-jaya-pada-masanya-kini-pasar-kambing-semarang-hanya-tinggal-kenangan

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke