Salin Artikel

Cerita Nur Yadi Beri Booster Empon-empon untuk Sapinya Agar Terhindar dari PMK

MAGELANG, KOMPAS.com - Nur Yadi, seorang peternak sapi asal Kampung Menowo RT 7 RW 2 Kota Magelang, Jawa Tengah, selalu memberi asupan pakan dari bahan-bahan alami untuk hewan ternaknya.

Menurutnya, pakan alami seperti dedaunan hijau, telur dan madu, lebih sehat dan menjaga imunitas hewan dari penyakit maupun virus-virus berbahaya. 

Nur Yadi mengatakan, virus Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) yang merebak belakangan ini mudah menginfeksi hewan ternak yang tidak memiliki kekebalan tinggi akibat lebih sering diberi pakan kimia. 

"PMK sebetulnya sudah ada sejak lama, yang kena (kebanyakan) ternak yang diberi pakan "elit", pakan sentrat. Kalau sapi lokal jarang yang kena. (Kami) pakai sentrat juga, tapi tidak banyak," ujar Nur Yadi, di sela-sela peluncuran Vaksinasi PMK Tahap Pertama Kota Magelang, di TKL Ecopark Magelang, Selasa (28/6/2022).

"Seperti manusia juga, sapi kami makan daun-daun hijau, telor, madu, untuk kekebalan tubuh," lanjutnya. 

Bahkan, di saat PMK mewabah ini, Nur Yadi memberikan makanan booster terbuat dari rempah-rempah untuk sapi-sapi perahnya seperti kunir, jahe, dan kencur.

"Untuk mencegah virus, kami biasanya pakai kunir, jahe, kencur, yang dicampur pada makanannya," tambah Nur Yadi yang memiliki 26 ekor sapi perah itu. 

Di sisi lain, dia mendukung pemerintah yang mulai melakukan vaksinasi PMK untuk mencegah penyebaran virus ini.

Asalkan, vaksin yang disuntikkan itu tidak mempengaruhi produksi susu maupun daging sapinya.

"Yang penting tidak berakibat kendala produksi susu, atau jadi susu kurang baik, harus mengikuti pemerintah," katanya. 

Nur Yadi yang sudah berternak sejak krisis moneter melanda Indonesia itu mengaku tidak terpengaruh dengan penjualan maupun produksi susu selama merebak PMK. Begitu pula ketika pandemi Covid-19, permintaan susu justru meningkat tajam.

"Produksi susu tetap diminati, apalagi pas Covid-19, banyak diburu," sebut Nur Yadi yang mampu memproduksi sekitar 10.000 liter susus per hari itu.

Sementara itu, Kota Magelang mulai melakukan vaksinasi PMK untuk hewan ternak, khususnya sapi, sebagai upaya pencegahan penyebaran PMK. 

Secara simbolis vaksinasi dilaksanakan di TKL Ecopark Kota Magelang oleh Wali Kota Magelang dr. Muchamad Nur Aziz beserta jajarannya, Selasa (28/6/2022).

Dokter Aziz menyebutkan, Kota Magelang mendapatkan alokasi 100 dosis vaksin dan akan segera disuntikkan ke hewan ternak di wilayahnya. Jumlah tersebut dinilai cukup karena hewan ternak di Kota Magelang tidak banyak. 

"Semua sapi harus divaksin. Kita dapat 100 dosis, ini cukup karena Kota Magelang tidak banyak hewan ternak. Kasus PMK ada 2 ekor tapi sekarang sudah membaik," ujar Dokter Aziz disela-sela kegiatan.

Harapan ke depan, dengan adanya vaksinasi ini, penyebaran PMK bisa ditekan semaksimal mungkin. 

Sekretaris Daerah Kota Magelang Joko Budiyono menerangkan, Kota Magelang merupakan daerah di Jawa Tengah yang paling sedikit ditemukan kasus PMK hewan ternak.

Meskipun demikian, dia meminta masyarakat khususnya peternak untuk waspada dan berperan aktif agar kasusnya tidak meluas. 

"Hampir semua kabupaten/kota di Jawa Tengah merah, tapi Kota Magelang tidak. Hanya ada 2 kasus tapi itu sudah membaik. Kalau punya hewan ternak lapor ke petugas agar divaksin. Gratis," tandas Joko.

Sejauh ini, pihaknya telah membentuk satgas penanganan penyebaran PMK menjelang Idul Adha 1443/2022 ini.

Dia juga meminta kepada para pedagang untuk mencatat dan mengecek lalu lintas perdagangan sapi.

"Masing-masing tempat penjualan ternak dan lalu lintas dicek, semua harus ada surat keterangan sehat," tegas Joko. 

https://regional.kompas.com/read/2022/06/28/221900878/cerita-nur-yadi-beri-booster-empon-empon-untuk-sapinya-agar-terhindar-dari

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke