Salin Artikel

Pertama di Indonesia, Becak Listrik Digunakan untuk Penumpang Umum

SALATIGA, KOMPAS.com - Tak pernah terbayangkan di benak anggota Persatuan Tukang Becak Salatiga (PTBS) menerima bantuan yang bisa meringankan pekerjaannya dalam mencari nafkah.

Selama ini, kebanyakan mereka menerima bantuan berupa sembako.

Kali ini, bantuan yang diserahkan dari Paguyuban Warga Salatiga (Pawarsa) adalah becak listrik buatan Wiwin Vegas, warga Yogyakarta.

Wiwin mengatakan, pembuatan becak listrik terinspirasi saat dirinya menjemput anaknya sekolah. Saat itu, dia melihat seorang berusia lanjut yang terengah-engah mengayuh becak.

"Saya merasa kasihan dan tertantang untuk membantu karena di usia tuanya dia masih mencari nafkah," jelasnya Sabtu (25/6/2022) di Rumah Sakit Paru Ario Wirawan Salatiga (RSPAW).

Dia kemudian membuat riset dan serangkaian uji coba agar becak listriknya terasa nyaman saat dikendarai. Hingga saat ini total ada 20 becak listrik yang dibuatnya dengan harga sekitar Rp 17 juta.

"Untuk pembuatan tidak ada kendala berarti, kan konversi dinamo ke becak. Proses pembuatan memakan waktu satu minggu," terangnya.

Wiwin mengungkapkan, untuk perawatan juga tidak susah. Terpenting adalah mesin tidak terendam air.

"Kalau cuci juga dilap aja pakai kain, kalau hujan juga tidak masalah. Ini sudah dites dan uji coba, semua berjalan baik," paparnya.

Dia menegaskan bahwa mesin becak listrik bukan menggantikan tenaga manusia tapi membantu.

"Jadi ini tetap bisa dikayuh, kalau mesin dihidupkan itu serasa ada tenaga dorong sehingga lebih ringan saat berjalan. Bebannya bisa hingga 250 kilogram," kata Wiwin.

Sementara Ketua Paguyuban Warga Salatiga (Pawarsa) Azis Said mengatakan bantuan becak listrik ini untuk membantu tukang becak dalam mencari nafkah untuk keluarga.

"Ini juga dalam rangka modernisasi yang ramah lingkungan. Kalau becak yang pakai mesin motor itu regulasinya juga tidak jelas, sehingga kami mendorong penggunaan energi listrik di becak-becak ini," ungkapnya.

Dia juga menyatakan bahwa becak listrik yang digunakan ini adalah yang pertama di Indonesia.

"Ini memang yang pertama untuk komersial, jadi ini bisa menunjang kerja tukang becak di Salatiga," kata Azis.

Masa pakai baterai becak listrik bisa mencapai 40 kilometer setelah di-charge penuh.

"Untuk jenis baterai lithium usia pemakaian hingga empat tahun sementara jika menggunakan baterai kering hanya selama sekira satu tahun. Harganya memang lebih mahal yang lithium," jelasnya.

Ketua PTBS Joko Winarno menyampaikan terima kasih atas bantuan becak listrik dari Pawarsa.

"Ini merupakan terobosan baru yang inovatif dan memanusiawikan tukang becak, sangat membantu dan meringankan kerja kami," terangnya.

Dia mengungkapkan total tukang becak di Salatiga sebanyak 127 orang yang terbagi dalam 10 kelompok.

"Kalau jumlah becaknya ada 120 buah, ini lagi kita lakukan pendataan karena banyak juga anggota yang tidak aktif," kata Joko.

https://regional.kompas.com/read/2022/06/25/105133978/pertama-di-indonesia-becak-listrik-digunakan-untuk-penumpang-umum

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke