Salin Artikel

Bertaruh Nyawa pada Seutas Tali di Jembatan Gantung Rusak di Cianjur...

CIANJUR, KOMPAS.com – Warga di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat ini harus bertaruh nyawa untuk sekadar bertani atau berbelanja kebutuhan sehari-hari.

Mereka harus meniti seutas tali sling sambil berpegangan pada bentangan kawat di tepian jembatan gantung yang kondisinya sudah rusak.

Jembatan sepanjang 60 meter yang membentang di atas Sungai Cikondang ini berada di Kampung Ciputat, Desa Salamnunggal, Kecamatan Cibeber, Cianjur.

Jaraknya dari pusat kota kecamatan sejauh 15 kilometer.

Jembatan yang dinamai Leuwinanggung oleh warga setempat ini merupakan akses penghubung dua kecamatan, yakni Cibeber dan Bojongpicung.

Warga setempat kerap menggunakan jembatan ini untuk aktivitas sehari-hari, seperti bertani, berdagang, dan belanja kebutuhan sehari-hari ke pasar terdekat.

Namun, sejak dua tahun terakhir kondisinya semakin rusak, bahkan saat ini sudah tanpa alas, hanya menyisakan bentangan tali sling yang sudah mengelupas, dan rangkaian kawat di kedua sisi yang tampak berkarat.

“Takut tentunya, tapi karena saya ada garapan sawah di sana, ya mau tidak mau harus menyeberang,” kata Opah (68), salah seorang warga saat ditemui Kompas.com di lokasi jembatan, Rabu (22/6/2022).

Namun, dengan kondisi jembatan yang semakin rusak, Opah mengaku hanya berani menyeberang jika tidak sambil membawa hasil tani.

“Kalau sambil bawa barang sekarang mah tidak berani lewat sini, lebih baik muter saja ke jalan lain,” ucap Opah.

Dibangun secara Swadaya

Dikatakan Opah, jembatan ini dibangun secara swadaya oleh masyarakat pada 1990-an.

Dua tiang penopang di kedua tepian yang awalnya dari kayu telah diganti besi, namun karena tidak pernah diperbaiki, maka seiring waktu kondisinya rusak.

Opah menuturkan, ia dan warga lain sebenarnya bisa mengakses jembatan lain yang lebih aman, namun jaraknya cukup jauh.

“Ada satu jembatan di daerah Pajagan tapi jaraknya 3 km dari sini, atau muter ke muara Cikondang, tapi lebih jauh lagi, tujuh kiloan (kilometer),” beber dia.

Karena itu, Opah yang punya kebun dan sawah garapan di kampung seberang mau tidak mau memaksakan diri tetap menyeberangi jembatan ini.

“Tapi harus hati-hati jalannya, pelan-pelan, kalau pas di tengah itu kaki gemetar karena talinya bergoyang-goyang,” ujar Opah.

Tak beda jauh dengan Opah, Rustandi (35) juga mengaku masih menggunakan jembatan ini kendati kondisinya membahayakan.

Setiap pagi ia pergi ke seberang sungai untuk mencari rumput buat pakan ternak.

“Takut juga, apalagi saat berada di tengah, soalnya banyak sambungan kawat, takut nyangkut ke pakaian,” kata dia.

Rustandi mengungkapkan, kondisi jembatan sudah sangat tidak layak. Selain kawat-kawat pengikatnya sudah berkarat, posisi jembatannya juga sudah miring.

“Jadi yang sering dipakai hanya satu sisi saja yang ini. Kalau satunya lagi kayaknya sudah tidak kuat, bahaya,” ujar Rustandi.

Perbaikan Seadanya

Namun, Rustandi tak ingin berpangku tangan dengan kondisi ini. Bersama warga lain, mereka sedang berupaya untuk memperbaiki jembatan ini.

Saat ini, warga tengah bergotong-royong mengumpulan kayu dan bambu untuk dijadikan alas jembatan.

Namun, upaya tersebut terkendala, karena memerlukan tali sling dan kawat sebagai pengikatnya.

Selain itu, ada beberapa kawat dan tali sling yang harus diganti atau ditambal supaya lebih kuat.

“Kalau bambunya ini sudah ada, tinggal pasang, tapi harus ada kawat dan sling, belum ada, warga tidak punya dana,” ucap Rustandi.

Acun (45), salah seorang tokoh masyarakat setempat menerangkan, warga saat ini sedang berupaya memperbaiki jembatan.

Namun, karena swadaya dan keterbatasan dana, perbaikan pun dikerjakan seadanya.

Karena itu, Acun berharap jembatan Leuwinanggung bisa diperbaiki secara permanen, mengingat keberadaannya sangat vital bagi aktivitas warga di dua desa, dan dua kecamatan.

"Tapi, ya seadanya dulu sekarang mah. Kalau bicara harapan tentunya kami warga di sini sangat mendambakan bisa punya jembatan yang layak nantinya,” ujar Acun.

https://regional.kompas.com/read/2022/06/23/141428178/bertaruh-nyawa-pada-seutas-tali-di-jembatan-gantung-rusak-di-cianjur

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke