Kondisi gubuk sudah reyot dan tidak layak huni. Sejumlah bagian dindingnya telah berlubang.
Saat hujan turun, air masuk ke rumahnya. Regina juga harus menahan dinginnya angin malam karena tempat tinggal yang tak layak.
Rumahnya Regina tak dialiri listrik, sehingga dia harus menyalakan pelita.
Namun tak jarang malam-malamnya dilewati dengan gelap gulita jika minyak tanahnya habis.
Kompas.com bekerja sama dengan Kitabisa.com menggalang dana untuk membantu Nenek Regina, yang tinggal sebatang kara di gubuk reyot.
Anda bisa mengirimkan donasi dengan klik di sini
Sering tak makan
Nenek Regina masih harus bekerja untuk menghidupi dirinya.
"Saya kerja serabutan untuk bisa beli beras. Kalau tidak kerja, saya tidak makan," tutur nenek Regina di kediamannya, Jumat (10/6/2020).
Seringkali dia tak memiliki beras untuk dimakan. Jika begitu, tetangga memberikan makanan untuknya.
"Tetangga saya selalu baik. Mereka selalu membantu saya saat lagi benar-benar tak ada apa-apa," katanya.
Untuk kebutuhan minum, Regina harus mengambil air dari saluran irigasi yang tak jauh dari gubuknya.
Dia berharap pemerintah memperhatikan dirinya yang sudah tidak memiliki siapa-siapa.
Kompas.com bekerja sama dengan Kitabisa.com menggalang dana untuk membantu Nenek Regina, yang tinggal sebatang kara di gubuk reyot
Anda bisa mengirimkan donasi dengan klik di sini
"Dari dulu sampai sekarang, saya tak pernah mendapat bantuan sosial dari pemerintah," katanya.
Ia menambahkan, saat sakit, dirinya tak bisa ke fasilitas kesehatan karena tak memiliki BPJS Kesehatan.
"Harapannya, ada orang baik ataupun pemerintahan bisa peduli dengan keadaan saya ini," pungkas Regina.
Sumber: Kompas.com (Penulis : Kontributor Labuan Bajo, Nansianus Taris | Editor : Pythag Kurniati)
https://regional.kompas.com/read/2022/06/19/052134578/mari-bantu-nenek-regina-yang-hidup-sebatang-kara-di-gubuk-reyot-kerap