Salin Artikel

Menyusuri 85 Tahun Kota Metro dari Koleksi Uang Kuno...

LAMPUNG, KOMPAS.com - Ratusan lembar uang kuno berjajar di etalase yang berada di sayap kiri Rumah Informasi Sejarah (RIS), Kota Metro.

Sebagian uang kuno ini terlihat pudar, namun sebagian besar masih dalam kondisi terawat. Rangkaian kalimat berbahasa Belanda dan Jepang masih terbaca jelas.

Beberapa uang terlihat presisi dalam desainnya, meski teknologi pada tahun uang itu dibuat masih belum maju.

Uang kuno ini koleksi terbaru RIS Kota Metro yang berdiri di cagar budaya Dokterswoning (rumah dokter).

Tim Ahli Cagar Budaya (TACB) Kota Metro melakukan hunting hingga ke Negeri Tulip untuk mendapatkan uang-uang kuno tersebut.

Anggota TACB Kota Metro Seprita menuturkan, uang kuno yang dipamerkan pertama kali ini sekaligus merayakan hari jadi ke 85 tahun Kota Metro.

Koleksi uang kuno ini mulai dari zaman penjajahan Belanda hingga uang seri pertama yang dikeluarkan Bank Indonesia.

"Pameran uang kuno ini sengaja dirilis bertepatan dengan HUT Kota Metro pada 9 Juni sebagai upaya peningkatan literasi sejarah warga terkait dengan penggunaan mata uang yang pernah ada," kata Seprita, Kamis (9/6/2022).

Seprita menambahkan, untuk mempermudah pengunjung, dibuat pula infografis tentang perjalanan uang di Nusantara.

Pameran tersebut juga implementasi dari Perda Nomor 3 Tahun 2022 terkait cagar budaya dan bisa terlaksana dengan partisipasi warga dan BUMN.

"Kami mengapresiasi keterlibatan BNI Metro dan mengundang keterlibatan berbagai pihak lainnya untuk ikut terlibat dalam pelestarian dan pemanfaatan cagar budaya," kata Seprita.

Koleksi langka, ORIDA

Perwakilan BNI 46 Kota Metro, Fanny Hasibuan mengungkapkan, koleksi yang ditampilkan cukup menggambarkan perjalanan uang yang pernah berlaku di Indonesia.

"Baik zaman Belanda, Jepang, NICA, RIS, bahkan uang-uang ORIDA yang cukup langka," kata Fanny.

Fanny menceritakan, ORI atau Oeang Repoeblik Indonesia dapat dikatakan sebagai alat perjuangan kemerdekaan Indonesia kala itu.

ORI yang mulai diedarkan pada Oktober 1946 secara gerilya terbukti mampu membangkitkan rasa solidaritas serta nasionalisme rakyat Indonesia.

Sedangkan ORIDA atau Oeang Repoeblik Indonesia-Daerah diterbitkan lantaran uang ORI tidak menjangkau daerah akibat terputusnya komunikasi antara pusat dengan daerah setelah Agresi Militer Belanda.

"ORIDA ini termasuk koleksi yang cukup langka, pemerintah pusat memberikan mandat pemimpin daerah menerbitkan mata uang lokal, yang hanya berlaku sementara di daerah masing-masing," kata Fanny.

ORIDA ini mulai beredar sejak 1947 di Sumatera, Lampung, Banten, Tapanuli, dan Banda Aceh.

Sebagai bagian literasi sejarah, Fanny mengajak masyarakat datang ke RIS dan melihat koleksi uang kuno ini.

"Terbuka untuk umum dan tanpa dikenakan biaya," kata Fanny.

Sementara itu, Wali Kota Metro Wahdi Sirajuddin mengatakan, saat ini Kota Metro merupakan satu-satunya Pemerintah Daerah yang telah memiliki Perda Cagar Budaya di Provinsi Lampung.

"Saat ini Pemerintah Kota Metro telah menetapkan 7 cagar budaya yang harapannya akan menjadi daya tarik kunjungan wisata," kata Wahdi.

Dan pada HUT ke-85 ini, Rumah Informasi Sejarah meluncurkan koleksi Seri Uang Kuno yang pernah berlaku di Indonesia sejak zaman Belanda.

"Tentunya hal ini dapat mengembangkan literasi sejarah masyarakat Kota Metro," tutup Wahdi.

https://regional.kompas.com/read/2022/06/09/142242978/menyusuri-85-tahun-kota-metro-dari-koleksi-uang-kuno

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke