Salin Artikel

Penurunan Muka Tanah di Pesisir Semarang, Rumah Bertingkat Jadi 1 Lantai

Rumah di kawasan pesisir Kota Semarang itu harus ditinggikan setiap tahun karena muka tanahnya terus turun.

Amron, warga Tambak Lorok mengatakan, kini rumahnya hanya tersisa satu lantai. Padahal, sebelumnya bangunan dua lantai.

"Teras yang kita duduki ini dulunya itu atap rumah. Sekarang jadi teras," jelasnya saat ditemui Kompas.com di rumahnya, Selasa (31/5/2022).

Jika dihitung, sudah enam kali Amron meninggikan rumahnya. Biaya meninggikan rumah tak sedikit, sekitar Rp 50 juta agar rumahnya tidak tenggelam saat ada rob.

"Rp 50 juta itu yang paling sedikit, ngepres itu," imbuhnya.

Sementara itu, Ketua RW 16 Tambakrejo Selamet Riyadi menambahkan, sampai saat ini sudah ada 15 keluarga yang meninggalkan rumahnya.

Belasan keluarga itu tidak tahan harus jadi korban banjir rob sepanjang tahun. Kini, sejumlah keluarga itu terpaksa indekos atau sewa rumah untuk hidup sehari-hari.

"Seperti kemarin itu, kita seperti diisolasi oleh air rob," paparnya.

Untuk itu, dia berharap agar Pemerintah Kota Semarang segera membuat tanggul laut agar warga Tambakrejo bisa hidup tenang.

"Ini setiap tahun juga permukaan tanah juga menurun ya. Ini kita sangat khawatir," kata Selamet.


Sebagai informasi, Lembaga Riset Kebencanaan Ikatan Alumni Institut Teknologi Bandung (IA-ITB) bekerja sama dengan Laboratorium Geodesi ITB mengkaji banjir rob di Pantai Utara Jawa.

Hasilnya, banjir rob di Pantura pada 23 Mei 2022 sangat erat kaitannya dengan penurunan tanah atau land subsidence.

Kepala Lembaga Riset Kebencanaan IA-ITB Heri Andreas mengatakan, banjir rob diperparah oleh terjadinya gelombang tinggi dan jebolnya tanggul di beberapa tempat.

"Laju atau kecepatan penurunan tanah di Semarang, Pekalongan, dan Demak saat ini ada yang mencapai 10 hingga 20 sentimeter per tahun. Ini merupakan laju tercepat yang tercatat di dunia," ujar Heri kepada Kompas.com, Senin (30/5/2022).

Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi menyebutkan, ada beberapa hal yang menyebabkan muka tanah di kotanya turun cepat.

Namun, faktor yang paling dominan adalah penggunaan air tanah secara berlebihan.

"Sumbangan terbesar penurunan tanah adalah pemakaian air tanah," jelas Hendrar saat dikonfirmasi Kompas.com, Senin (30/5/2022).

Berdasarkan data yang diperolehnya, sampai saat ini masih banyak perusahaan di Kawasan Industri Tanjung Emas Semarang yang menggunakan air tanah.

Untuk mengatasi penurunan tanah di Kota Semarang, perlu adanya tim gabungan untuk menyosialisasikan kepada pelaku usaha.

"Kita memang perlu sosialisasikan agar ada perpindahan dari air tanah ke air PDAM," paparnya.

https://regional.kompas.com/read/2022/05/31/172235078/penurunan-muka-tanah-di-pesisir-semarang-rumah-bertingkat-jadi-1-lantai

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke