Salin Artikel

229 Desa di Papua-Papua Barat Belum Dialiri Listrik, Ini Langkah PLN

Namun melalui program Listrik Pedesaan yang mulai digencarkan sejak 2020, sudah ada 198 desa/kampung yang akhirnya dilistriki sehingga tersisa 229 desa yang masih gelap gulita.

"Target kami 229 desa tersebut dapat segera kami listriki sesuai roadmap yang telah kami susun," ujar General Manager PLN Unit Induk Wilayah Papua dan Papua Barat Moch. Andy Adchaminoerdin melalui keterangan tertulis, Senin (30/5/2022).

Tantangan demografi, sambung Andy, menjadi kendala terbesar dalam upaya melistriki seluruh perkampungan yang ada di Papua dan Papua Barat.

Kendati demikian, Andy menuturkan, kini PLN sudah menemukan solusi untuk melistriki perkampungan yang letaknya cukup sulit dan saling berjauhan.

"Kami menggunakan PV SPEL (Stasiun Pengisian Energi Listrik berbasis PV module) dengan APDAL (Alat Pengisian Daya Listrik)/Talis (Tabung Listrik) berbasis energi surya untuk melistriki desa-desa terpencil yang saat ini sudah digunakan di 88 desa di Papua dan Papua Barat," tutur Andy.

Penggunaan teknologi tersebut, terangnya, sejalan dengan kebijakan moratorium Pembangkit Listrik Tenaga Disel (PLTD) yang dikeluarkan pemerintah sejak 2019 lalu.

Untuk itu, secara perlahan PLN mulai mengurangi penggunaan PLTD dan menggantinya dengan energi baru terbarukan yang jauh lebih ramah lingkungan.

"Pada tahun ini kami berencana akan membangun 48 PLTS kapasitas antara 10-120 kWp untuk melistriki 71 desa dengan fokus menuntaskan desa yang telah dibangun jaringan isolated tegangan rendah," kata Andy.

Andy pun menyebut, PLN terus meningkatkan keandalan sistem di kota-kota Papua dan Papua Barat.

Daya mampu pembangkit listrik yang ada di Papua dan Papua Barat saat ini mencapai 545 MW dengan beban puncak sebesar 424 MW.

Sementara itu, rasio elektrifikasi Papua dan Papua Barat telah mencapai 96,84 persen.

https://regional.kompas.com/read/2022/05/30/114952078/229-desa-di-papua-papua-barat-belum-dialiri-listrik-ini-langkah-pln

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke