Salin Artikel

Ciri Khas Candi Buddha di Indonesia serta Contohnya

KOMPAS.com - Candi adalah salah satu jenis peninggalan sejarah berupa sebuah bangunan atau kompleks bangunan yang terbuat dari batu dan memiliki fungsi tertentu.

Di Indonesia, pembangunan candi dilakukan pada masa berdirinya kerajaan-kerajaan kuno yang dipengaruhi oleh ajaran agama yang dibawa oleh para pendatang.

Candi-candi di Indonesia dibangun dengan dua pengaruh, yaitu pengaruh kepercayaan Hindu dan Buddha.

Kedua aliran kepercayaan itu memberikan corak berbeda dari bangunan candi yang dibangun.

Hal ini kemudian memberikan ciri khas yang digunakan oleh para arkeolog untuk mengenali dan mengidentifikasi sejarah candi yang ditemukan saat ini.

Dilansir dari laman Gramedia Blog dan Kompas.com, Berikut adalah ciri khas candi Buddha yang banyak ditemui di Indonesia.

1. Fungsi Candi Buddha adalah sebagai sebagai tempat pemujaan bagi para dewa. Tak heran hingga kini beberapa candi masih berfungsi sebagai tempat peribadatan atau upacara keagamaan.

2. Bangunan candi memiliki bentuk berundak dengan 3 struktur bangunan, yakni Kamadatu (lambang manusia yang penuh dosa), Rupadatu (lambang kehidupan manusia yang penuh hawa nafsu), dan Arupadatu (lambang manusia yang mencapai nirwana).

3. Pada puncak candi memiliki bentuk stupa dan memiliki patung Buddha.

4. Kompleks candi biasanya tersusun dari bangunan candi utama yang dikelilingi oleh candi-candi di sekitarnya.

5. Candi Buddha memiliki relief yang mengisahkan ceritanya sendiri. Seperti halnya relief pada Candi Borobudur yang bercerita mengenai perjalanan manusia untuk meninggalkan sisi keduniawiannya.

6. Bentuk bangunan biasanya cenderung tambun atau gemuk, dengan tipe bangunan yang melebar.

7. Pintu candi Buddha biasanya menghadap ke timur, dan memiliki kepala kala yang mulutnya menganga tanpa rahang bawah dengan makara ganda di masing-masing sisi pintu candi tersebut.

Contoh candi Buddha yang menunjukkan ciri tersebut antara lain Candi Borobudur, Candi Muara Takus, Candi Muaro Jambi Candi Mendut, Candi Plaosan, Candi Kalasan, dan Candi Sewu.

Dikutip dari laman Balai Pelestarian Cagar Budaya Jambi, Prof. Dr. R. Soekmono, seorang arkeolog dari Indonesia menjelaskan bahwa dalam agama Buddha dikenal adanya Dhyani-Buddha, Manusi-Buddha, dan Dhyani-Bodhisattva.

Ketiganya dapat ditemukan pada bangunan candi yang umumnya dilambangkan dalam bentuk arca Buddha dalam bentuk kesederhanaannya, yang disimbolkan dalam sikap tangan (mudra) sebagai ajakan kemulian.

Sumber: gramedia.com, kompas.com, dan kebudayaan.kemdikbud.go.id 

https://regional.kompas.com/read/2022/05/14/181500678/ciri-khas-candi-buddha-di-indonesia-serta-contohnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke