Salin Artikel

Dampak TPST Piyungan Ditutup, Tumpukan Sampah di Pasar Bantul Tak Terbendung

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Penutupan Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) Piyungan, Bantul, DI Yogyakarta, menyebabkan tumpukan sampah di Bumi Projotamansari.

TPST Piyungan yang selama ini melayani dari tiga wilayah yakni Bantul, Kota Yogyakarta dan Sleman, ditutup warga dalam aksi 'Banyakan Menolak Banyakan Melawan' sejak Sabtu (7/5/2022).

Salah satu yang menumpuk di kawasan Pasar Bantul. Di sana, tumpukan sampah cukup banyak.

Ada beberapa gerobak dan satu truk yang terparkir bermuatan penuh sampah.

"Dari Sabtu sampai hari ini belum diambil-ambil, jadi sudah 4 hari ini sampahnya tidak diambil," kata salah seorang petugas kebersihan Pasar Bantul, Agus, saat ditemui wartawan di Depo Pembuangan Sampah Pasar Bantul, pada Selasa (10/5/2022).

Bahkan, petugas juga belum mengambil sampah di 8 lokasi lainnya di pasar karena depo pasar sudah kelebihan sampah.

Dia mengatakan, saat hari normal, sehari ada dua kali pengangkutan sampah dari depo Pasar Bantul menuju TPST Piyungan pada pukul 09.00 WIB 15.00 WIB.

"Biasanya lancar, selama (TSPT) ditutup jadi ditumpuk-tumpuk gitu," kata Agus.


Agus berharap, TPST Piyungan bisa kembali beroperasi agar tidak ada penumpukan sampah yang lebih parah lagi.

"Penutupan Piyungan ini paling lama lho, biasanya hanya 2 hari dan 3 hari itu sudah paling lama," kata dia.

Sebelumnya, Kepala Dinas Lingkungan Hidup Bantul Ari Budi Nugroho mengatakan, dampak penutupan TPST Piyungan mengganggu layanan pelanggan sampah.

DLH sementra waktu tidak mengambil sampah dari masyarakat.

"Dalam sehari sampah yang dikelola SLH sekitra 90 sampai 100 ton," kata Ari.

https://regional.kompas.com/read/2022/05/10/154014778/dampak-tpst-piyungan-ditutup-tumpukan-sampah-di-pasar-bantul-tak-terbendung

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke