Salin Artikel

Kisah Joko Bangun Jalan Kampung Rp 2,8 Miliar, Enggan Disebut "Crazy Rich", Pernah Jualan Koran, Taplak Meja, dan Jeans

GROBOGAN, KOMPAS.com - Joko Suranto (53), pengusaha properti yang kabarnya viral usai membangun jalan di kampung halamannya di Kecamatan Karangrayung, Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah, dengan uang pribadinya Rp 2,8 miliar, mengaku enggan disebut crazy rich.

"Janganlah. Saya hanya manusia biasa," tutur Joko, sapannya, saat dihubungi Kompas.com melalui ponsel, pada Sabtu (16/4/2022).

Bapak tiga anak yang lahir dan besar di Desa Jetis, Kecamatan Karangrayung, Grobogan, itu ternyata bukan orang sembarangan. 

Joko merupakan bos sebuah perusahaan yang bergerak di bidang properti, Buana Kassiti Group, holding company dari sejumlah anak perusahaan. 

"Buana Kassiti adalah gabungan nama almarhum orangtua saya serta nama istri. Bukti berbakti dengan orangtua dan kasih sayang keluarga. Dengan bawa nama orangtua, kami pastikan hak orang lain sampai. Jangan ambil yang bukan haknya. Prinsipnya berbagi. Saya punya 280 karyawan di 11 kota/kabupaten di Jawa Barat. Selain bisnis properti, ada hotel, resor, BPR, finance, pabrik, dan lain-lain," ungkap Joko.

Pencapaian pria kelahiran 20 Januari 1969 hingga berada di posisi saat ini bukan perkara gampang.

Tentunya dibutuhkan kerja keras serta dedikasi tinggi pada pekerjaan.

Anak seorang perangkat desa ini menilai, pengalaman adalah guru terbaik untuk menempa kesuksesan.

Namun, yang paling mujarab adalah doa terbaik dari orangtua.

"Saat kuliah saya sempat jualan koran karena peluang bagus saat itu. Intinya pengalaman, kerja keras, dan terutama doa orangtua," kata jebolan fakultas Hukum (S1), Universitas Sebelas Maret, Surakarta, tahun 1993 ini.


Selepas kuliah, Joko berkesempatan bekerja di salah satu bank pelat merah di Jawa Barat selama 11 tahun.

Momen itu ia gunakan untuk membantu perekonomian keluarga.

"Pada saat di bank kami bantu keluarga dan berbagi. Di bank saya juga nyambi berdagang taplak meja, jeans, dan juga bisnis kecil jual beli rumah," kata Joko.

Sampai akhirnya, Joko memutuskan untuk meninggalkan pekerjaaannya di bank dan memilih fokus meniti usahanya berbisnis properti.

Singkat kata, ikhtiar untuk mengembangkan bisnis properti pun membuahkan hasil hingga sukses menjadi pemilik perusahaan besar.

"Akhir 2007 naik haji, saya berdoa apakah bermanfaat keluar dari bank, kalau bermanfaat bantu saya punya rumah di Bandung. Ternyata 2008 pulang haji, April bisa punya rumah. Artinya, ini jawaban dari Gusti Allah. Ya sudah saya keluar dari bank. Saya lanjut properti, enggak nengok-nengok ke belakang. Alhamdulilah," pungkas Joko.

https://regional.kompas.com/read/2022/04/18/054615878/kisah-joko-bangun-jalan-kampung-rp-28-miliar-enggan-disebut-crazy-rich

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke