Salin Artikel

Kisah Hengki dan Admon, Korban Kecelakaan Maut di Papua Barat, Merantau demi Bisa Bangun Rumah di Kampung Halaman

KOMPAS.com - Hengki Boimau (34) dan Alfonsius Admon Aliando (39) adalah dua dari 18 korban tewas dalam kecelakaan maut di Distrik Minyambouw, Kabupaten Pegunungan Arfak, Papua Barat, Rabu (13/4/2022).

Sama seperti mayoritas korban, Hengki dan Admon merupakan warga Nusa Tenggara Timur (NTT). Di tanah rantau, mereka menjadi penambang emas.

Admon dan Hengki mempunyai kesamaan, yaitu mereka merantau demi mengumpulkan uang untuk membangun rumah di kampung halamannya.

Ayah Hengki, Simon Boimau, mengatakan, putra sulungnya itu sering membantunya untuk menafkahi keluarga.

"Dia anak pertama dalam keluarga. Dia yang selama ini bantu saya untuk nafkahi keluarga," ujarnya, Kamis (14/4/2022), dikutip dari Pos Kupang.

Menurut Simon, Hengki selalu mengirimkan uang agar pembangunan rumah di kampung halamannya bisa selesai.

"Dia sudah bangun rumah ini. Dia selalu kirim uang untuk pembuatan rumah hingga selesai. Dia pesan untuk plester memang rumah karena bulan Mei dia mau pulang libur dan membeli keramik," ucapnya saat ditemui di rumah duka, Desa Kuanfatu, Kecamatan Kuanfatu, Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS).

Simon menceritakan, Hengki sebenarnya berencana akan membiayai kuliah adiknya.

"Tahun ini dia mau kuliahkan adiknya. Tapi ternyata dia sudah pergi untuk selamanya. Tidak tahu dia pun adik mau kuliah bagaimana," ungkapnya.

Sementara itu, bagi Efi Boimau, Hengki merupakan pribadi yang sangat penurut.

"Dia sangat berbakti kepada orang tua. Dia bekerja dengan tekun dan tidak pernah membuat keributan," tandas tante Hengki tersebut.

Senada dengan Hengki, korban kecelakaan maut di Papua Barat lainnya, Admon, juga melakukan hal yang sama. Dia berangkat ke Papua Barat karena mau mencari uang untuk membangun rumah.

"Dia ke Papua karena mau cari uang, untuk bangun rumahnya di Nebe sini, hanya apa mau dikata, Tuhan yang berkehendak, kita hanya pasrah saja," tutur sahabat Admon, Ferdinandus Seran, Kamis, dilansir dari Pos Kupang.

Di mata Ferdinandus, Admon merupakan sosok pekerja keras.

"Ia orangnya pekerja keras dan bertanggung jawab. Keberangkatannya ke Papua dikarenakan ketidaktegaan dirinya melihat kondisi ekonomi keluarga yang terbilang tak berkecukupan begitu," jelasnya di rumah duka, Desa Bangkoor, Kecamatan Talibura, Kabupaten Sikka.

Hal yang sama juga dituturkan Sekretaris Desa Bangkoor Daniel Seran. Ia menerangkan, kepergian Admon ke Papua Barat demi bekerja mencari uang untuk membangun rumah.

Tak hanya itu, Admon juga mengumpulkan uang untuk melangsungkan pernikahan.

Daniel menjelaskan, meski Admon sudah memiliki seorang anak, tetapi dia dan istrinya belum resmi menikah.

"Dia mau nikah bulan Juni 2022 ini," bebernya.

Sebelum berangkat ke tanah rantau, Admon sempat berpesan kepada istri Daniel agar menjadi juru masak saat dirinya menikah.

"Dia sebelum jalan sampaikan pesan kepada istri saya. Dia bilang, ‘Nanti saya nikah, Na'a (tanta) yang masak untuk kami’," terang Daniel.

Artikel ini telah tayang di Pos-Kupang.com dengan judul Sudah Enam Tahun Almarhum Hengki Boimau Tidak Pernah Pulang Rumah

Artikel ini telah tayang di Pos-Kupang.com dengan judul Kisah Admon Aliando, Merantau ke Papua Agar Bisa Bangun Rumah dan Menikah di Juni 2022

https://regional.kompas.com/read/2022/04/15/143500878/kisah-hengki-dan-admon-korban-kecelakaan-maut-di-papua-barat-merantau-demi

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke