Salin Artikel

Kapal Asal Rembang Dibakar Massa di Kalsel, Dianggap Rusak Terumbu Karang karena Tangkap Ikan dengan Cantrang

Peristiwa pembakaran kapal Wahyu Mina Baokah terjadi pada Senin (11/4/2022) siang.

Pembakaran kapal berawal saat nelayan setempat mengetahui keberadaan tiga kapal di garis perairan Jowong dan diduga menangkap ikan dengan cantrang.

Kapal penangkap ikan tersebut kerao beroperasi di garis pantai Kabupaten Tanah Laut. Diduga, cara menangkap ikan dilakukan secara ilegal dan merusak ekosistem bawah laut.

Penangkapan mengguanakan cantrang tersebut berdampak pada tangkapan nelayan lokal.

Nelayan setempat kemudian melakukan pengejaran dengan maksud menggiring tiga kapal tersebut ke pantai untuk diserahkan ke pihak berwajib.

Hal tersebut diceritakan Syahril, nelayan asal kalsel.

"Sebenarnya kami tidak berniat untuk membakar kapal tersebut, kami ingin membawa mereka ke petugas yang berwenang untuk memeriksa surat-suratnya," ujar Syahril, Rabu (13/4/2022).

Namun saat berusaha menggiring satu kapal, dua kapal lainnya melakukan perlawanan.

Bahkan dua kapal tersebut mengeluarkan suara mirip tembakan.

Nelayan asal Kalsel pun memilih mundur dan membakar salah satu kapal. Sementara dua kapal lainnya kabur.

"Kami jadi emosi setelah dua kapal lainnya kabur dan teman-teman ada yang mendengar dari kapal yang kabur itu terdengar suara tembakan," kata dia.

Sebelum kapal tersebut dibakar, 17 ABK yang ada di dalamnya telah dikeluarkan dan diamankan nelayan setempat.

Para ABK termasuk nahkoda kapal kemudian diserahkan ke Polair Polres Tanah laut. Sementara dua ABK lainnya kabur.

Ia mengakui sempat ada peringatan dan sempat ada pembicaraan dengan nelayan sekitar.

Namun dua kapal lainnya kabur dan mengelurkan tembakan. Hal tersebut memicu para nelayan sekitar marah.

"Ya aslinya sudah ada peringatan dan sudah ada pembicaraan yang baik, tapi dua kapal yang kabur tersebut dan sempat dikejar itu mengeluarkan bedil dan tembakan. Jadinya semakin ngamuk, emosinya semakin tinggi," ucap Imawan, saat ditemui wartawan di rumahnya, Kamis (14/4/2022).

"Padahal, penginnya diajak diskusi baik-baik dan mungkin ujung-ujungnya ya didenda, tapi malah seperti itu," imbuh dia.

Saat melihat dua kapal lainnya kabur, nelayan sekitar kembali ke kapal yang ditumpangi Imawan.

"Ya pasrah, kalau enggak mati, ya hidup itu," kata dia.

"Ketika perahu kecil-kecil itu merapat, rencananya kapal kami akan dibakar hidup-hidup sama orangnya," tambah dia.

Menurut Imawan, ada ratusan warga yang mengepung dan membakar kapal yang ia tumpangi.

"Ada 50 kapal (yang mengepung), satu kapal dinaiki sekitar 7 sampai 9 orang," ujar dia.

Sesaat sebelum kapal mereka dibakar menggunakan bom molotov, ada tiga kapal kecil milik nelayan lain yang meminta mereka meloncat ke kapal tersebut.

"Tapi, ada kapal yang kasihan terus mendekat dan bilang 'mas, kalau nyawa abang pengin selamat ikut saya', langsung semua pada naik, ini ABK langsung dijauhkan dan kapal langsung dibakar," terang dia.

Menurutnya nelayan yang menyelamatkan mereka berawal dari Banjarmasin.

Namun mereka tak langsung turun ke dermaga karena banyak warga yang emosional menunggu mereka.

Mereka sempat diajak berdiskusi dan tetap berada di laut sembari menunggu pihak kepolisian mendatangi dermaga.

"Setelah berada di kapal, kami dijauhkan dari kapal yang terbakar dan dari dermaga, kemudian sempat diskusi juga, karena di dermaga sudah banyak warga, sembari menunggu aparat berwajib, ketika aparat datang baru kami diturunkan ke dermaga," kata dia.

"Kalau enggak ada aparat, ya kami di massa di darat, lepas laut kena darat," imbuh dia.

Sampai dermaga, ke 17 ABK itu dibawa ke pos polisi terdekat, untuk selanjutnya dibawa ke Polres Tanah Laut.

"Kemudian diberangkatkan ke kapal feri juga sempat dikawal pihak kepolisian, kami dikasih makan oleh polisi sana. Intinya, kami semua selamat, enggak ada barang yang bisa diselamatkan," kata dia.

Hingga akhirnya, mereka kemudian diberangkatkan dari Pelabuhan Banjarbaru menuju Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya.

SUMBER: KOMPAS.com (Penulis: Andi Muhammad Haswar, Aria Rusta Yuli Pradana | Editor : Robertus Belarminus)

https://regional.kompas.com/read/2022/04/15/104500478/kapal-asal-rembang-dibakar-massa-di-kalsel-dianggap-rusak-terumbu-karang

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke